INDOSPORT.COM – Pasangan ganda putra Indonesia Markis Kido/Hendra Setiawan menjadi salah satu di antara beberapa pebulutangkis yang pernah terlibat reli menegangkan di Olimpiade.
Sebagai ajang paling begengsi yang berlangsung empat tahun sekali, Olimpiade selalu disambut dengan persiapan luar biasa oleh hampir seluruh pebulutangkis yang akan ambil bagian.
Berbagai persiapan matang jauh-jauh hari pasti sudah mereka lakukan hingga akhirnya membuat laga sengit bisa banyak terjadi ketika pertandingan di Olimpaide berlangsung.
Sengitnya pertandingan tersebut, tak jarang kemudian menghadirkan sebuah reli panjang nan menegangkan antar kedua pemain di atas lapangan. Yang bahkan membuat penonton yang menyaksikannya harus menahan napas.
Berkaca pada hal tersebut, INDOSPORT coba merangkumkan lagi, deratan teratas tiga reli paling menegangkan yang pernah terjadi di ajang Olimpiade. Diambil dari sumber youtube resmi Olimpiade, berikut penjelasannya.
Carolina Marin vs P.V. Sindhu
Di urutan ketiga sebagai reli paling menegangkan terjadi di final sektor tunggal puri Olimpiade Rio de Janeiro 2016 antara pebulutangkis Spanyol Carolina Marin vs P.V. Sindhu asal India.
Reli menegangkan tersebut terjadi di penghujung set ketiga, di saat Carolina Marin tinggal membutuhkan satu lagi poin untuk memastikan gelar juara, dalam kedudukan 20-15.
Diawali dari serangan Sindhu lewat bola jauhnya, Carolina Marin kemudian bisa balik menyerang mengandalkan drop shoot tajam.
Tapi Sindhu juga beberapa kali bisa bertahan dengan baik, bahkan bisa mengembalikan shuttlecock lewat pukulan menyilang yang sangat membahayakan.
Kendati memang reli panjang tersebut bisa diakhiri Carolin Marin dengan pukulan smash ke sisi kiri lapangan Sindhu, yang membuatnya mati langkah. Dan jatuhlah poin kemenagan ke tangan Carolina Marin.
Sukses memenangkan reli menegangkan itu juga membuat Carolina Marin bisa menorehkan sejarah, sebagai pebulutangkis Spanyol pertama yang bisa meraih medali emas di Olimpiade.
Markis Kido/Hendra Setiawan vs Koo Kien Keat/Tan Boo Heong
Reli menegangkan selanjutnya terjadi bukan di babak final, bahkan bukan pula di poin krusial. Melainkan hanya di babak perempatfinal Olimpiade Beijing 2008, dalam kedudukan poin 14-12 di set pertama pertandingan Markis Kido/Hendra Setiawan vs Koo Kien Keat/Tan Boo Heong.
Saat itu shuttlecock ada di tangan Markis Kido yang berhak melakukan servis. Saat shuttlecock di lepaskan, agresivitas luar biasa langsung ditunjukan sama kuatnya di atas lapangan oleh kedua pasangan.
Seakan tak mau mengalah, pasangan Indonesia vs Malaysia itu saling jual beli pukulan, dengan smash tajam maupun sambaran cepat di depan net.
Dengan tempo yang sangat cepat, setidaknya ada 30 pukulan yang dilakukan empat pemain itu di atas lapangan. Sampai akhirnya satu kesalahan dari pasangan Malaysia, membuahkan poin tambahan buat Markis Kido/Hendra Setiawan.
Alih-alih menyerang lewat jump smash kencang, pukulan salah satu pasangan Malaysia justru menyangkut di net, hingga Markis Kido/Hendra Setiawan bisa mengamankan set pertama.
Meski juga tak bisa dikatakan mudah, di pertandingan tersebut Markis Kido/Hendra Setiawan akhirnya bisa menang dua set langsung, 21-16 dan 21-18 untuk memastikan lolos ke semifinal, sampai akhirnya menjadi juara.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom