INDOSPORT.COM - Mengenal Dinasti Sidek Bersaudara, keluarga atlet yang membangun kekuatan Badminton Malaysia di kancah dunia.
Sama halnya seperti Indonesia, kekuatan badminton Malaysia sejatinya cukup disegani baik di kawasan Asia maupun dunia. Terbukti beberapa atlet unggulan negeri dari berbagai nomor berhasil naik podium juara di sejumlah event bergengsi.
Salah satu atlet badminton terkenal dari Malaysia adalah Lee Chong Wei, tunggal Putra kelahiran Bagan Serai tersebut tiga kali meraih medali perak kejuaraan dunia, dua medali emas Asian Championships serta menduduki peringkat satu BWF pada 29 Juni 2006 lalu.
Namun layaknya Indonesia, negara Malaysia juga punya pencetus serta dinasti keluarga badminton yang mampu memajukan bahkan mengembangkan olahraga tepok bulu disana.
Jika di Indonesia ada dinasti Mainaky yang berhasil menguasai panggung badminton dunia beberapa tahun lalu, maka Malaysia memiliki Sidek Bersaudara yang tidak kalah mentereng dan tenar di ajang BWF.
Tinta emas keluarga Sidek di dunia badminton di mulai saat Mohd Sidek Abdullah Kamar, terjun ke dunia bulu tangkis dan aktif mengeluti olahraga tersebut pada tahun 1957 silam.
Mengawali karir pada usia 21 tahun, Sidek Abdullah Kamar berhasil menjuarai sejumlah turnamen lokal dan puncaknya meraih medali emas di kejuaran Kuala Langat untuk nomor perorangan dan beregu.
Setelah menjuarai Piala Novis pada tahun 1964, Sidek Abdullah Kamar memutuskan untuk melatih anak-anaknya sebagai atlet badminton profesional, serta menjadi pelatih di Dewan Badminton Banting.
Menariknya, lima anak kandung Sidek Abdullah Kamar yang terdiri dari Mohomed Misbun, Mohamad Razif, Mohd Jalani, Abdul Rahman, dan Abdul Rashid berhasil mengharumkan nama Malaysia di ajang badminton internasional.
Bahkan pada 1985, keluarga Sidek membuat sejarah di ajang Hong Kong open dengan menjadi kumpulan saudara terbesar yang pernah mewakili sebuah negara pada kompetisi badminton internasional di luar negeri.
Serupa dengan sang ayah, kelima saudara Sidek tersebut juga beberapa kali naik podium di kancah badminton dunia. Sebut saja Mohmed Misbun yang merupakan kakak tertua, pernah menjadi runner up pada tiga ajang bergengsi seperti Kejuaraan dunia tahun 1982, All-England (1986), serta Thomas Cup (1988).
Sementara sang adik Mohamad Razif dan Mohd Jalani yang turun di nomor ganda putra, sedikit lebih mentereng dengan menjuarai All-England (1982), empat medali emas World Grand Prix Finals (1986, 1988, 1989, 1991), dua medali emas Kejuaraan Dunia (1990, 1991), Thomas Cup (1992), serta emas Asian Championships (1992).
Capaian tersebut membuat keduanya terpilih sebagai Sidik bersaudara tersukses sepanjang masa, mengalahkan ketiga kakaknya yang turun di nomor tunggal putra.
Dua tunggal lain yakni Abdul Rahman dan Abdul Rashid juga tidak kalah bersinar, Rahman misalnya yang berhasil membantu Malaysia meraih Piala Thomas tahun 1992, serta Rashid yang mendapat dua medali emas Asian Championships tahun 1991, 1992, emas di ajang World Grand Prix Finals (1992), serta runner up All-England (1996).
Kegemilangan prestasi para Sidek bersaudara di dunia badminton, bahkan diterbitkan dalam sebuah buku komik autobiografi bertajuk Anak-Anak Sidek, yang diterbitkan oleh penerbit Raja Azmi. Komik tersebut kemudian diadaptasi kan ke seri animasi dengan judul yang sama dan disiarkan di salah satu channel tv Malaysia.
Darah Sidek sendiri masih terus mengalir di panggung BWF, setelah pada tahun 2015 lalu Misbun Ramdan Misbun dan Muhamad Fazriq Razif, yang tidak lain adalah cucu dari Sidek Abdullah Kamar tampil di ajang internasional.
Bahkan Ramdan Misbun telah beberapa kali menjuarai ajang BWF International Challenge seperti Romanian International, Irish Open, Hellas International, Slovenian International dan Portugal International.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom