In-depth

3 Prestasi Membanggakan Pebulutangkis Indonesia di Denmark Open

Jumat, 11 Oktober 2019 20:46 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Grafis: Yanto/Soicaumienbac.cc
Danisa Denmark Open 2019. Copyright: © Grafis: Yanto/Soicaumienbac.cc
Danisa Denmark Open 2019.

INDOSPORT.COM - Para pebulutangkis Indonesia pernah mencatatkan sejumlah catatan manis di gelaran Denmark Open.

Wakil-wakil Indonesia akan berjibaku di Turnamen Denmark Open 2019 yang akan segera bergulir pada pekan depan, Selasa (15/10/19).

Dengan wakil-wakil terbaik seperti Anthony Ginting di sektor tunggal putra dan Kevin Sanjaya/Marcus Gideon di ganda putra, harapan gelar juara tentu bisa dibawah pulang ke tanah air.

Denmark Open sendiri bukan turnamen yang cukup ramah bagi bulutangkis Indonesia. Prestasi pebulutangkis Indonesia kalah dominan dari China dan tuan rumah Denmark. 

Namun begitu, tetap ada setidaknya tiga prestasi membanggakan dan tak biasa yang pernah dicatatkan pebulutangkis Indonesia di turnamen Super 750 ini. 

1. Hattrick Juara Tjun Tjun/Johan Wahjudi

Dalam turnamen ini, Indonesia pernah mendominasi sektor ganda putra melalui pasangan Tjun Tjun/Johan Wahjudi.

Dari rentang tahun 1972-1974, Tjun Tjun/Johan Wahjudi sanggup meraih tiga gelar beruntun alias hattrick. Raihan gelar beruntun di sektor ganda putra Denmark Open tak bisa terulang lagi hingga saat ini. 

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Indonesia memiliki peluang untuk menjuarai ganda putra secara beruntun tahun ini melalui Marcus Gideon/Kevin Sanjaya yang berstatus juara bertahan. 

2. Dominasi Rudy Hartono dan Liem Swie King

Tak hanya gemilang di All England, Rudy Hartono juga pernah dominan di Denmark Open. Sepanjang kariernya, ia meraih tiga gelar tunggal putra Denmark Open. 

Tiga gelar itu didapat Rudy Hartono pada tahun 1970, 1972, 1974. Kala itu Rudy Hartono bersaing ketat dengan pebulutangkis tuan rumah, Svend Pri, dan saling bergantian merebut gelar. 

Kesuksesan Rudy Hartono diteruskan oleh Liem Swie King yang merebutnya pada tahun 1977.  

3. 'Anomali' Simon Santoso

Selepas era Rudy Hartono dan Liem Swie King, prestasi Indonesia di sektor tunggal putra Denmark Open terbilang buruk. 

Indonesia butuh 14 tahun untuk bisa juara lagi di sektor ini melalui Hermawan Susanto pada 1991. Puasa gelar kembali terjadi selama 17 tahun kedepan. 

Adalah Simon Santoso yang berhasil memecahkan 'kutukan' panjang itu. Simon berhasil menjadi juara pada tahun 2009.

Capaian ini terbilang 'anomali' karena dirinya tak begitu diunggulkan. Saat itu ada nama-nama beken seperti Peter Gade, Lin dan, Jan O Joirgensen, Lee Chong Wei, sampai Chen Long. 

Setelah Simon Santoso, belum ada lagi orang Indonesia yang menjuarai sektor tunggal putra Denmark Open

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom