INDOSPORT.COM - Tepat hari ini, pelatih Kepala ganda putra PBSI, Herry Iman Pierngadi atau biasa disapa Herry IP, genap bertambah usia.
Ya, tepat di hari ini, pelatih ganda putra yang biasa dijuluki coach 'Naga Api' genap berusia 57 tahun. Herry IP lahir di Pangkal Pinang, 21 Agustus 1962.
Berada di Pelatnas sejak tahun 1993 dan sempat keluar pada periode 2008-2011, Herry IP menjawab semua beban yang diberikan padanya dengan segudang prestasi mentereng dari sektor ganda putra.
Herry Iman Pierngadi adalah salah satu tokoh penting di balik keberhasilan Indonesia memiliki ganda putra-ganda putra berbakat di dunia badminton dari dekade ke dekade. Herry IP sudah ada di pelatnas sejak 1993 hingga saat ini, meski sempat keluar pada periode 2008-2011.
Jelang Kejuaraan Dunia Badminton 2019, nomor ganda putra kembali jadi andalan untuk meraih gelar juara. Bagi Herry IP, turnamen besar seperti ini adalah sebuah hal biasa untuknya yang sudah berkiprah sebagai pelatih selama tiga dekade.
Deretan ganda putra Tanah Air seperti Candra Wijaya/Tony Gunawan, Eng Hian/Flandy Limpele, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan hingga yang terbaru Kevin Sanjaya/Marcus Gideon merupakan bukti nyata tangan dingin dari pelatih berbakat Herry IP.
Kilas balik perjalanan melatih
Herry IP pertama kali dipanggil menjadi pelatih Pelatnas Cipayung pada tahun 1993 di mana pada saat itu ia juga masih menjadi pelatih di PB Tangkas. Tetapi menjelang Kejuaraan Dunia Junior, ia pun dipanggil dan diminta untuk melatih Tony Gunawan, Candra Wijaya, Amon Santoso, Halim Haryanto hingga Namrih Suroto.
Pertama kali menjadi pelatih di Pelatnas, ia sukses menciptakan 'All-Indonesian Final' di Kejuaraan Dunia Junior hingga akhirnya membuat dirinya terpanggil ke pelatnas pratama dan berhasil menggantikan Christian Hadinata pada tahun 1999.
Menjadi pelatih Hadinata, Herry IP langsung menggebrak dan membawa pasangan Tony/Candra menjadi juara di turnamen bulutangkis tertua, All England meskipun saat itu berstatus sebagai Underdog.
Prestasi terluar biasanya terjadi di Olimpiade 2000 saat pasangan Tony/Candra berhasil memenangkan medali emas dan membuat dirinya semakin percaya diri bahwa takdirnya memang menjadi seorang pelatih.
Dalang di balik kebangkitan Hendra Setiawan
Setelah keluar dari pelatnas Cipayung pada periode 2008-2011, Herry IP kembali lagi melatih di sana dan menjadi dalang di balik kebangkitan Hendra Setiawan.
Ketika itu, Hendra menemui Aryono Miranat dan menyatakan keinginannya untuk kembali ke pelatnas. Yakin kalau Hendra Setiawan belum habis, Herry IP pun menariknya kembali ke pelatnas hingga akhirnya mempertemukannya dengan Mohammad Ahsan.
Benar saja, insting Herry tak pernah salah, pertemuan Hendra dengan Ahsan membuat Hendra kembali menjadi juara dunia untuk kali kedua pada tahun 2013 sekaligus menjadi awal dari kebangkitan kariernya.
Tokoh di balik kesuksesan Kevin/Marcus
Tidak ada yang menyangka kalau pasangan Kevin Sanjaya/Marcus Gideon bisa menjadi salah satu pasangan ganda putra yang paling disegani oleh lawannya saat ini.
Namun siapa sangka, di balik semua itu, ada peristiwa kurang menyenangkan di saat mereka masih sering kalah pada awal-awal dipasangkan? Kendati demikian, Herry IP tak kehilangan kepercayaan bahwa mereka bisa terbang tinggi.
Kepercayaan itu pun benar adanya, saat ini Kevin/Marcus menjadi ganda putra nomor 1 dunia. Meksipun belum merengkuh gelar sebagai juara dunia dan baru saja tersingkir dari Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019, Kevin/Marcus tetap menjadi salah satu ganda putra terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom