Deyana Lomban, Eks Ganda Putri Terbaik Indonesia yang Kecantikannya 'Abadi'

Kamis, 18 Juli 2019 16:00 WIB
Penulis: Fuad Noor Rahardyan | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
 Copyright:

INDOSPORT.COM – Pencinta bulutangkis Indonesia sepertinya sudah lama tidak mendengar kabar dari Deyana Lomban. Eks pemain ganda putri yang memiliki ciri khas jumping smash keras ini pernah melejit bersama Eliza Nathanael dan Vita Marissa di akhir 1990-an hingga awal 2000-an.

Secara mengejutkan, ia muncul dalam gelaran Indonesia Open 2019 di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Rabu (17/7/19). Hal itu terlihat di unggahan komentator bulutangkis Yuni Kartika, @yuni.kartika73. Ia tampak masih sangat muda dan mungkin tak ada yang menyangka jika wanita kelahiran Manado itu kini telah menginjak usia 43 tahun.

Deyana kini menjadi pelatih bulutangkis di salah satu klub di New Jersey, Amerika Serikat. Wanita yang akrab disapa Keke itu telah menjalani aktivitas tersebut tiap akhir pekan sejak 2009. Kemampuannya terbilang prima meski secara ketahanan fisik sudah jauh menurun.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by YUNI KARTIKA (@yuni.kartika73) on

Berbicara soal kiprahnya saat aktif bermain, ia bisa dikatakan memiliki karier prematur. Bagaimana tidak, ia memutuskan mundur dari Pelatnas pada 10 September 2002, tepatnya saat menginjak usia 26 tahun. Usia tersebut merupakan usia keemasan bagi seorang atlet bulutangkis.

Mundurnya Keke dari Pelatnas merupakan buntut hasil buruknya di Indonesia Open 2002. Sebagai juara bertahan, ia bersama Vita Marissa langsung kandas di babak pertama dari Sujitra Ekmongkolpaisarn/Saralee Tungthongkam (Thailand) dengan skor 9-11, 9-11. Pesimisme mengenai Keke/Vita kemudian mulai merebak.

Keke merasa diremehkan dan menerima perlakuan yang kurang baik dari para pengurus PBSI. Menurutnya, mereka dianggap gagal menyikapi kegagalannya dengan baik. Hal tersebut juga membuat Keke keluar dari skuat bulutangkis Indonesia untuk Asian Games Busan 2002.

Meski akhirnya tetap ikut Asian Games 2002 berkat bujukan KONI Pusat, Keke mengaku sudah tidak ada urusan dengan PBSI. Hal tersebut terlihat dalam pernyataannya saat itu: "Saya saat ini (di Asian Games) tidak memakai atribut PBSI, hanya nama negara dan bangsa," ucapnya dilansir dari Harian Pelita pada 2002.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Konflik di atas turut membawanya pindah dari Indonesia ke Amerika Serikat pada 2003. Namun, ia tak ‘berkhianat’ untuk membela Negeri Paman Sam di kancah internasional. Ia mulai fokus untuk membina keluarga dan mengasuh kedua anak laki-laki kembarnya.

Sakit hati yang dirasakan Keke sebenarnya bisa dimaklumi. Ia saat itu hanya kurang beruntung jika melihat torehan prestasinya dalam beberapa tahun sebelum 2002. Sejak 1996, tepatnya saat ia genap berusia 20 tahun, ia kerap mengharumkan nama Indonesia.

Ia tercatat merengkuh empat gelar ganda putri IBF World Grand Prix (kini BWF World Tour), yakni German Open 1996, Thailand Open 1996, Indonesia Open 1998, dan Indonesia Open 2001. Tiga gelar awal ia raih bersama Eliza, sedangkan satu sisanya bersama Vita.

Tak hanya itu, Keke memenangkan satu gelar Piala Uber 1996, satu medali emas SEA Games Jakarta 1997, dan dua medali emas SEA Games Kuala Lumpur 2001.

Meski hingga kini belum kembali berdomisili di Indonesia, ia tetap memperhatikan perkembangan bulutangkis Tanah Air. Dikutip dari wawancaranya dengan VOA, ia memiliki dua harapan besar untuk pengurus PBSI. Kedua hal tersebut ialah pemberian fasilitas terbaik bagi atlet serta regenerasi pemain yang jauh lebih cepat.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom