INDOSPORT.COM - Sukses di bumi China, tak lantas membuat mantan pebulutangkis tunggal putri top dunia ini ternyata memilih selamanya membela negaranya. Siapa sangka kalau pada akhirnya ia memilih meninggalkan negeri kelahirannya dan memilih tanah Jawa sebagai peraduan tetapnya?
Ya, dia adalah Huang Hua, mantan pebulutangkis tunggal putri kebanggaan China di era 90-an sekaligus musuh bebuyutannya Srikandi Indonesia, Susy Susanti.
Huang merupakan pebulutangkis kelahiran Nanning, Guangxi, China, pada16 November 1969. Wanita 49 tahun yang dulunya tidak tahu apa itu bulutangkis berhasil menjelma menjadi salah satu pebulutangkis tunggal putri yang disegani dunia.
Bersama Susy Susanti, mereka saling adu sikut untuk menjadi yang terbaik. Bahkan dalam 7 pertemuan mereka, Huang berhasil menang 3 kali dan hanya kalah 1 kali dari mantan pebulutangkis yang kini menjadi manajer PBSI tersebut.
Karier Huang bersama China bisa dibilang cukup mentereng. Ia pernah menyabet medali perunggu di Olimpiade Barcelona 1992, setelah kalah dari Susy Susanti di partai semifinal.
Tak hanya sukses menyabet medali perunggu, Huang juga sukses mempersembahkan Piala uber untuk Negeri Tirai Bambu di tahun 1990 dan 1992. Selain itu, beragam gelar seperti Swedia Open 1990, Thailand Open 1990, Malaysia Open 1990, 1992, Korea Open 1991 hingga gelar China Open 1991 pernah diraihnya.
Sayang, ia hanya berhasi menjadi juara di turnamen Kejuaraan Dunia pada tahun 1989 dan All England 1991. Tetapi ia sukses memenangkan turnamen Piala Dunia Bulutangkis 1991 yang diselenggarakan di Makau. Wanita kelahiran Nanning, China itu pun sempat menduduki peringkat 1 dunia pada tahun 1991 berkat prestasinya yang luar biasa.
Tetapi, sebuah keputusan mengejutkan tiba-tiba diambilnya ketika ia sedang berada di puncak kariernya. Pertemuannya dengan seorang pengusaha asal Klaten, Jawa Tengah, Tjandra Budi Darmawan, rupa-rupanya mengawali kisah perjalanan hidupnya menjadi seorang WNI (Warga Negara Indonesia).
Pertemuan mereka di Indonesia Open 1992 menjadi awal kisah cinta mereka dimulai, hingga akhirnya memutuskan menikah pada tahun 1993. Keputusan kontroversial pun diambil oleh Huang setelah memutuskan menikah dengan Tjandra.
Ia memilih mundur dari tim bulutangkis China dan mendapat kecaman dari berbagai pihak di Negeri Tirai Bambu. Bahkan media tanah kelahirannya sempat menyebut Huang sebagai 'pengkhianat', setelah lebih memilih pria yang dicintainya ketimbang tanah kelahirannya.
Namun hal itu tak lantas membuat Huang membatalkan keinginannya. Ia tetap mantap untuk ikut Tjandra menetap di tanah Jawa, tepatnya di Jalan Mayor Kusmanto, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Tak hanya itu sekedar ikut sang suami, Huang pun mantap meninggalkan kewarganegaraan Chinanya dan kini berpindah menjadi WNI sejak 26 tahun yang lalu. Sekarang, ia lebih memilih aktif bermain ketoprak dan memiliki 3 anak hasil pernikahannya dengannya Tjandra.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom