Catatan Buruk 10 Tahun 'Hantui' Tunggal Putra Indonesia di Australia Open

Kamis, 6 Juni 2019 19:51 WIB
Editor: Ivan Reinhard Manurung
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Perjalanan wakil tunggal putra untuk bisa meraih gelar juara di Australia Open 2019 ternyata dihantui catatan buruk yang belum terpatahkan dalam 10 tahun terakhir.

Hingga berita ini diturunkan, tercatat sudah ada dua wakil tunggal putra Indonesia yang mampu mengamankan tiket perempatfinal Australia Open 2019.

Wakil tunggal putra pertama Indonesia yang sukses melewati babak kedua adalah Anthony Sinisuka Ginting. Menghadapi wakil India, Sai Praneeth, Ginting mampu menang dua set 25-23 dan 21-9.

Tak mau kalah dengan juniornya, Tommy Sugiarto di babak kedua Australia Open 2019juga mampu mengalahkan lawannya wakil Singapura, Loh Kean Yew lewat pertarungan sengit tiga set dengan skor 21-19, 20-22, dan 21-15.

Wakil Indonesia di babak perempatfinal sendiri masih bertambah. Pasalnya, Jonatan Christie masih belum berhadapan dengan Tanongsak Saensomboonsuk asal Thailand.

Melihat nama-nama hebat tersebut, tidak salah tentunya bila berharap salah satu mereka pada akhirnya melangkah hingga ke final dan meraih gelar juara Australia Open 2019.

Gelar juara tersebut pun bisa menjadi pemutus mata rantai deretan kegagalan tunggal putra Indonesia yang hampir satu dekade selalu gagal membawa gelar juara dari turnamen yang bergulir sejak 1989 silam itu.

Ya, Indonesia tercatat terakhir kali membawa pulang gelar juara Australia Open pada 2009 silam. Saat itu, Dionysius Hayom Rumbaka berhasil membawa gelar juara usai mengalahkan sesama wakil Tanah Air, Alamsyah Yunus dengan skor 21-17 dan 21-18.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Momen itu sendiri merupakan terakhir kalinya tercipta All Indonesia di final Australia Open dan sejak saat itu, performa tunggal putra Indonesia mengalamai kemerosotan dalam turnamen tersebut.

Ya, sejak edisi 2009, tercatat hanya ada satu wakil tunggal putra Indonesia yang berhasil mencapai babak final Australia Open. Sosok itu ialah Simon Santoso pada Australia Open 2014.

Sayangnya, dalam partai final Australia Open 2014, pebulutangkis kelahiran 29 Juli 1985 tersebut harus menyerah tiga set di tangan maestro asal China, Lin Dan dengan skor 24-22, 16-21, dan 7-21.

Bila melihat catatan buruk tersebut, tunggal putra Indonesia jelas perlu bekerja keras untuk mengakhiri mimpi buruk Australia Open yang sudah menyelimuti wakil Tanah Air sejak 10 tahun lalu.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom