INDOSPORT.COM - Bagi Anda penggemar bulutangkis di era awal 2000-an, pasti tak asing dengan tunggal putri asal China, Xie Xingfang. Ya, di tengah dominasi Negeri Tirai Bambu di dunia bulutangkis, nama Xie Xingfang muncul sebagai salah satu tunggal putrinya yang paling ciamik.
Di awal karier bulutangkisnya, Xingfang justru terjun di sektor ganda. Ia pernah berpasangan dengan Zhang Jiewen di ganda putri pada Kejuaraan Dunia Junior 1998 dan juga main ganda campuran dengan Cai Yun.
Xingfang baru beralih ke sektor tunggal putri sejak bergabung dengan Timnas Bulutangkis China. Tahun 2004 merupakan titik baliknya usai menggondol berbagai gelar, termasuk di Indonesia Open, China Open, German Open, dan Denmark Open.
Wanita kelahiran 8 Januari 1981 ini juga sukses meraih medali emas di Kejuaraan Dunia 2005 dan 2006. Xingfang juga membawa China mendominasi turnamen-turnamen beregu seperti saat hattrick gelar di Piala Sudirman (2005, 2007, 2009) dan Piala Uber (2004, 2006, 2008).
Kisah Asmara dan “Kegagalan” di Olimpiade
Mendedikasikan diri di olahraga bulutangkis akhirnya membuat Xingfang menemukan jodohnya, yakni bintang di sektor tunggal putra, Lin Dan.
Kisah cinta mereka berawal dari usia belasan tahun. Lin Dan mengaku sering mengamati si jangkung Xingfang dalam kamp latihan. Namun saat mereka berdua terpilih masuk timnas bulutangkis China, barulah Lin berani mengungkapkan cintanya.
Pada 2004, akhirnya Xie Xingfang dan Lin Dan mengumumkan hubungan asmara di antara mereka, meski dibayangi peraturan ketat dari federasi bulutangkis China.
“Aturan di tim kami melarang atletnya menjalin hubungan dengan anggota yang tak berprestasi. Jadi ketika Lin Dan janji untuk memperoleh kesuksesan demi cinta kami, saya sangat tersentuh,” ungkap Xingfang, dikutip dari Week in China.
Memang benar, hubungan asmara mereka tak membuat keduanya hilang fokus dalam karier. Lin Dan serta Xie Xingfang menjadi raja dan ratu bulutangkis dunia.
Menjadi ratu tunggal putri dunia dengan bermodal peringkat satu dunia, Xie Xingfang percaya diri untuk meraih medali emas Olimpiade 2008 yang berlangsung di tanah kelahirannya sendiri di China.
Namun sayang, meski di puncak performa, Xingfang ditikung oleh seniornya sendiri, Zhang Ning, di babak final. Ia kalah dengan skor ketat, 12-21, 21-10, dan 18-21.
Ambisinya untuk menjadi pasangan emas Olimpiade layaknya Susy Susanti dan Alan Budikusuma pun kandas. Lin Dan sukses meraih medali emas, tapi kekasihnya ini “hanya” meraih medali perak.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom