Mengenang 'Civil War' Liem Swie King vs Rudy Hartono di All England 1978
Baik itu Rudy Hartono ataupun Liem Swie King, keduanya bisa sampai ke babak final dengan penuh perjuangan. Hal itu dikarenakan mereka berdua harus melewati para lawan tangguh di babak-babak awal.
Seperti Liem Swie King yang harus melewati hadangan Svend Pri di babak perempatfinal yang pernah menyingkirkannya di All England 1975. Beruntung permainan militant yang ditunjukan oleh King mampu menyudahi perlawanan Svend Pri dengan skor 15-10, 15-5.
Rudy Hartono sendiri juga harus ‘berdarah-darah’ ketika harus baku hantam dengan Flemming Delfs di babak semifinal. Setelah sempat menang mudah 15-7 di set pertama, Rudy Hartono harus bersusah payah memenangi set kedua dengan skor ketat 15-12.
Pada akhirnya Rudy Hartono dan Liem Swie King saling berhadap-hadapan di final All England 1978 yang bertajuk ‘civil war’ atau perang saudara. Disaksikan oleh 7000 pasang mata di Inggris, Rudy Hartono bermain dengan ambisi menang yang ke-9 kali melawan pendatang baru, Liem Swie King.
Rudy Hartono yang unggul jauh jika bicara soal pengalaman mampu mengunci skor langsung 4-0 di set pertama. Akan tetapi Liem Swie King menunjukan kepantasan dirinya sebagai calon bintang masa depan Indonesia dengan menyamakan kedudukan di angka 4-4, dan 5-5.
Rudy Hartono yang berambisi untuk menjadi sejarah di All England mengerahkan seluruh kekuatannya dengan menjauh lagi di angka 9-5. Saat itu di luar dugaan Liem Swie King tidak gentar sama sekali dan langsung mengejar dan menyudai set pertama dengan skor 15-10.
Di set kedua, kejutan terjadi di mana Liem Swie King menampilkan peforma yang sulit untuk dilupakan oleh para penonton. Liem Swie King berhasil menjadi juara All England 1978 setelah menang di set kedua dengan skor 15-3.
Manajer tim tunggal putra saat itu, P.Soemarsono pun langsung memberi rangkulan kepada Liem Swie King yang telah tampil menawan di final. Bahkan Herbert Scheele yang mendapat julukan sebagai bapak bulutangkis dunia ikut memberi selamat kepada King.
“Dunia sudah mengetahui dan mengakui siapa anda (Rudy Hartono). Kini pengganti (Liem Swie King) anda sendiri yang akan meneruskan supremasi Indonesia,” ungkap Herbert yang sempat menjadi musuh besar Indonesia dalam buku biografi berjudul Panggil Aku King.
Gelar All England 1978 sendiri akhirnya menjadi penanda bergantinya andalan Indonesia di tunggal putra dari Rudy Hartono ke Liem Swie King. Selepas jadi juara di 1978, Liem Swie King menjadi pendulang berbagai juara bagi Indonesia seperti Thomas Cup, Asian Games dan Sea Games.
Terus Ikuti Perkembangan Seputar All England dan Berita Olahraga Lainnya di INDOSPORT.COM.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom