Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) dikabarkan telah menetapkan peraturan baru dalam melakukan pukulan servis dalam turnamen resmi. Rencananya peraturan tersebut akan mulai diterapkan pada turnamen All England pada Maret mendatang.
Tak hanya di turnamen All England, peraturan baru tersebut juga rencananya akan diterapkan pada 2 turnamen besar, yakni Piala Thomas dan Uber. Penerapan peraturan baru itu sendiri baru dalam tahap uji coba. Pasalnya, peraturan tersebut nantinya akan dibahas dalam rapat tahunan BWF yang akan digelar pada Mei 2018.
Peraturan servis yang baru tersebut mengharuskan para pebulutangkis yang akan melakukan servis untuk memegang shuttlecock setinggi 1,15 meter di atas permukaan lapangan sebelum dipukul ke arah lawan.
Hal itu tentu berbeda dengan peraturan yang selama ini diterapkan, di mana shuttlecock tak boleh lebih tinggi dari pinggang sang pebulutangkis. Dengan begitu maka pebulutangkis dapat dengan mudah menyesuaikan dengan pinggang mereka masing-masing.
Nantinya untuk memastikan apakah pukulan servis pebulutangkis sesuai dengan aturan, pengukuran akan dilakukan dengan alat sensor yang dilengkapi dengan sinar inframerah. Jika tidak sesuai, pebulutangkis yang salah melakukan servis tentunya akan terkena fault dan memberikan 1 poin ke lawan.
Menanggapi peraturan ini Kepala Pelatih Ganda Putra PBSI, Herry Iman Pierngadi, mengatakan pebulutangkis Indoesia umumnya tak terpengaruh. Hal itu dikarenakan tinggi rata-rata pebulutangkis Indonesia maksimal hanya sekitar 1,8 meter.
“Sejauh ini aturan tersebut tidak terlalu jadi masalah untuk tim ganda putra Indonesia. Menurut saya yang agak kesulitan adalah pemain dengan postur yang tinggi, yang 190 cm ke atas,” ungkap Herry.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom