Jadi Juara, Owi/Butet Bicara Soal Kutukan di Istora Senayan

Minggu, 18 Juni 2017 22:56 WIB
Penulis: Lanjar Wiratri | Editor: Hendra Mujiraharja
© Herry Ibrahim/Soicaumienbac.cc
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir memamerkan medali juara Indonesia Open 2017. Copyright: © Herry Ibrahim/Soicaumienbac.cc
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir memamerkan medali juara Indonesia Open 2017.

Gelar juara Indonesia Open 2017 sekaligus membuktikan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir masih menjadi pasangan ganda campuran yang masih patut disegani di dunia. Melawan peringkat satu dunia, Zheng Siwei/Chen Qingchen, ganda campuran yang akrab disapa Owi/Butet sukses menang dua set langsung dengan skor 22-20 dan 21-15.

Meraih gelar juara Indonesia Open untuk pertama kalinya setelah dipasangkan, Owi/Butet mengungkapkan perasaannya. Meski mendapat lawan yang cukup berat di final, keduanya akhirnya bisa meraih gelar juara Indonesia Open 2017 setelah pada 2011 dan 2012 lalu mereka harus puas berada di posisi kedua.

© Herry Ibrahim/Soicaumienbac.cc
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir merayakan kemenangan di final Indonesia Open 2017. Copyright: Herry Ibrahim/Soicaumienbac.ccTontowi Ahmad/Liliyana Natsir merayakan kemenangan di final Indonesia Open 2017.

"Gelar Indonesia Open sangat berarti, setelah Olimpiade, All England sebanyak tiga kali, tapi di negeri sendiri belum juara. Alhamdulillah, kita bisa juara di Indonesia Open tahun ini," ujar Owi dalam jumpa pers usai kemenangan di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (18/06/17).

Baca Juga

Butet yang masih belum sepenuhnya sembuh dari cedera besyukur masih bisa tampil maksimal di atas lapangan terlebih ia dan Owi menghadapi pasangan ganda campuran peringkat satu dunia. Namun, persiapan matang dan komunikasi yang baik membuat mereka akhirnya mampu meraih kemenangan.

"Gak mudah mereka nomor satu dunia. Saya pelajari video mereka lagi, tadi poin ketat tapi kita terus fokus. Komunikasi kita baik di set kedua, mereka bingung dan banyak mati sendiri. Sulit pastinya kita tahu sendiri mereka lebih cepat kita sempat tertekan di awal tapi kita bisa meredam power dan pertahanan mereka kurang kuat," jelas Butet.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Sembari berseloroh, Butet pun menyinggung jika ia bisa mematahkan kutukan gagal juara di Indonesia Open kali ini karena mereka tak bermain di Istora Senayan. Indonesia terakhir kali menyabet gelar juara Indonesia Open pada 2013 lalu melalui pasangan ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.

© Herry Ibrahim/Soicaumienbac.cc
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir memamerkan medali juara Indonesia Open 2017. Copyright: Herry Ibrahim/Soicaumienbac.ccTontowi Ahmad/Liliyana Natsir memamerkan medali juara Indonesia Open 2017.

"Ternyata terbukti Istora angker dengan keterbatasan saya bisa kasih yang terbaik kasih gelar dan ke depan saya masih ingin satu gelar mungkin di akhir karier saya. Saya ingin dapat gelar di Asian Games 2018, di kandang sendiri kita pernah dapat, tapi cuma medali perak, lalu setelah ini ada Australia dan Kejuaraan Dunia," ungkap Butet.

"Tapi yang jelas harus bisa (menang di Istora Senayan), kita bisa membuktikan jadi tuan rumah di Asian Games. Apalagi kan Istora Senayan baru direnovasi lagi jadi baru juga buat saya," canda Butet.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom