Fabio Quartararo, Replika Marquez 'Pembunuh' Masa Depan Rossi di MotoGP 2019?
INDOSPORT.COM - Marc Marquez seakan harus rela membagi sorotan publik serta media saat menduduki podium juara dalam MotoGP 2019 seri Spanyol pada Minggu (16/06/19) lalu.
Bagaimana tidak, podium kedua secara mengejutkan dihuni oleh pemuda berusia 20 tahun 57 hari, yang baru saja menjalani debutnya di ajang balap motor nomor wahid MotoGP musim ini.
Sebelum mengakhiri balap di posisi runner up, dirinya juga telah mengejutkan publik pecinta balap lewat raihan pole positionnya dalam kualifikasi MotoGP Spanyol.
Aksinya itu memecahkan rekor sebagi pole sitter termuda sepanjang sejarah MotoGP. Sebuah rekor yang selama ini masih digenggam oleh Marquez saat berusia 20 tahun 62 hari di MotoGP Amerika Serikat 2013 lalu.
Dia adalah Fabio Quartararo, yang juga kembali mengulang raihan gemilang di seri GP Belanda, dimana dirinya berhasil merebut podium ketiga, mengungguli pembalap Ducati, Andrea Dovizioso.
Marquez harus mulai waspada meski dirinya masih duduk manis di puncak klasemen. Dalam GP Catalunya dan GP Jerman, Spaniard itu hanya terpaut satu posisi dari Quartararo.
Namun jika ditilik kembali menjelang tengah musim, Quartararo sebenarnya lebih menjadi ancaman nyata bagi Valentino Rossi ketimbang Marquez.
Lantas siapa sebenarnya Quartararo? Seberbahaya apa dirinya di lintasan balap, hingga digadang-gadang sebagai replika Marquez dan bakal mimpi buruk masa depan Rossi di MotoGP?
Perjalanan Terjal Bocah Prancis Ajaib ke MotoGP
Quartararo harus melalui jalan yang cukup terjal untuk berada dalam lintasan yang sama dengan deretan pembalap kawakan lainnya di MotoGP musim ini.
Bersama dengan tim Honda, remaja kelahiran Nice, Prancis tersebut mengakhiri debut pertamanya di ajang balap Grand PrixMoto3 dengan raihan cukup gemilang. Ia mengumpulkan 92 poin, dan mengkahiri musim 2015 di posisi kesepuluh.
Pada kelas yang sama, ia mencoba peruntungan bersama dengan tim KTM di musim 2016. Bukannya raihan gemilang yang diraih, Quartararo justru merosot ke posisi ke-13 di klasemen akhir musim itu.
Tak mendapatkan hasil seperti yang diinginkan, Quartararo pun naik ke kelas Moto2 dengan tim pertamanya, Kalex. Pada musim pertama, dirinya belum mampu mencatat raihan yang cukup baik.
Pembalap yang berhasil menyabet enam gelar juara Spanyol, termasuk di ajang CEV Moto3 tersebut pun nekat pindah ke tim Speed Up musim 2018.
Pada musim inilah, kegigihan Quartararo akhirnya membuahkan hasil. Ia mengakhiri karirnya di Moto2 musim lalu dengan mengumpulkan 128 poin dan mengunci posisi kesepuluh di daftar klasemen akhir.
Tim Yamaha Petronas SRT di kelas MotoGP pun menaruh hati pada raihan Quartararo. Gayung bersambut, tim satelit itu pun membuka gerbang bagi bocah ajaib Prancis itu berada dalam satu tim yang sama dengan salah satu murid Rossi di VR46 Academy, Franco Morbidelli.
1. Dibanjiri Pujian Karena Teknik dan Hasrat Belajarnya
Dengan prestasi yang ia raih, Quartararo menjadi salah satu sosok pembalap yang mendapatkan cukup banyak sorotan dari media-media balap internasional.
Thomas Baujard, wartawan Moto Journal asal Prancis menganggumi teknik balapan yang digunakan oleh Quartararo saat dirinya tengah mengendarai motornya di lintasan.
"DIa banyak menggunakan teknik motorcross," ujar Baujard, dilansir Crash. Teknik ini sendiri rupanya punya pengaruh pada pengaturan tekanan angin saat tengah menjalani balapan.
Tak hanya soal teknik, Baujard pun menyoroti soal mental yang dimiliki oleh Quartararo. Mental berbeda yang jarang dimiliki oleh atlet-atlet Prancis dalam dunia olahraga.
"Dia punya kekuatan mental yang bagus. Hal ini biasanya jadi kelemahan dari Prancis ketika berhadapan dengan dunia olahraga," ujarnya. Baujard melihat bagaimana gestur tubuh yang tenang pada Quartararo yang membuat dirinya mampu mengontrol tempramen diri dengan sempurna.
Manajer tim Monlau Repsol, David Cabau yang pernah menaungi Quartararo mengakui adanya kedalaman teknik dan hasrat belajar yang besar dari diri mantan pembalapnya itu.
Cabau melihat tekad, dedikasi, dan disiplin yang kuat tertanam dalam diri pembalap muda tersebut. Quartararo juga dikenal sebagai pembalap yang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menganalisa data dan performa mesin motornya.
Ancaman Baru Bagi Masa Depan Rossi Setelah Marquez
Baru-baru ini Marquez dalam melemparkan pujian pada Quartararo. Bahkan dirinya tak segan-segan mengisyarakat pembalap tim satelit Yamaha itu mampu menggeser posisi Rossi dalam tim pabrikan Yamaha.
Kakak dari Alex Marquez tersebut melihat Quartararo mengalami progres yang sangat signifikan dan mampu beradaptasi dengan sangat baik di atas motor Yamaha.
"Saya yakin Fabio akan membuat level Vinales dan Rossi semakin tinggi, karena Fabio tahu cara melajur cepat dengan motor mereka," kata Marquez.
Quartararo memang kini tengah digadang-gadang menjadi referensi utama bagi tim Yamaha. Melihat dari realitas yang ada, dirinya memang hanya dimodali motor Yamaha dengan spek terendah.
Kondisi tersebut tentu saja memunculkan pemandangan kontradiktif dengan apa yang selama ini dikeluhkan oleh Rossi dan Vinales sejak 2017 lalu, mengenai persoalan grip dan juga elektronik motor M1 mereka.
Namun di luar semua pujian yang tengah membanjiri Quartararo, apakah dirinya akan mampu mempertahankan performa dalam debutnya musim ini? Kita lihat saja nanti...