INDOSPORT.COM - Setelah bungkam seputar alasan tidak mulusnya negosiasi dengan Ducati, akhirnya Andrea Dovizioso buka suara begitu musim MotoGP 2020 berakhir.
Davizioso pada akhirnya tidak hanya meninggalkan Ducati, tetapi juga persaingan MotoGP. Musim depan, tak akan ada lagi Dovizioso yang cool pada persaingan balap roda dua paling elite di dunia tersebut.
Dovizioso menyebutkan bahwa alasannya meninggalkan pabrikan asal Italia tersebut adalah karena kecewa dengan reaksi "beberapa orang di Ducati" ketika dia menjadi runner-up, kalah dari Marc Marquez (Repsol Honda Team), pada MotoGP 2017, 2018, dan 2019.
Meski begitu, secara umum Dovi mengaku senang selama delapan tahun berseragam merah Ducati. Pembalap Italia tersebut bergabung dengan Ducati sejak 2013, setelah empat tahun bersama Honda dan setahun di tim Tech3 Yamaha sejak naik ke MotoGP.
"Menurut saya, seberapa bisa kamu bahagia, itu tentang bagaimana kamu memulai. Semua orang lupa itu dan sulit untuk mengingat tujuh atau delapan tahun lalu. Namun, saya sangat ingat. Jadi, ya, saya bahagia," kata Dovizioso.
Tentu saja pembalap 34 tahun tersebut merujuk pada dua musim awalnya di Ducati. Dia mengisi kursi yang ditinggalkan oleh Valentino Rossi, yang gagal meraih satu pun kemenangan selama dua musim (2011 dan 2012). Bahkan, total Rossi hanya bisa tiga kali naik podium.
Setelah musim pertama yang sulit, Dovizioso sudah bisa merasakan podium bersama Ducati pada 2014. Pada musim berikutnya, dia semakin sering naik podium, hingga akhirnya berhasil meraih kemenangan pertamanya bersama Ducati pada GP Malaysia 2016.
Setelah itu, pemilik motor bernomor empat tersebut semakin mengenal karakter Desmosedici dan bisa membalap lebih baik.
Ducati bersama Andrea Dovizioso akhirnya mampu bersaing ketat untuk memperebutkan gelar juara dunia. Namun, Dovizioso selalu kalah dari Marc Marquez dalam perebutan gelar juara dunia 2017, 2018, 2019.
"Memang kami tidak menjadi juara dan itu seharusnya menjadi sesuatu yang sempurna. Namun, saya bahagia (dengan hasil itu) dibandingkan beberapa orang di Ducati, dan itu sesuatu yang benar-benar membuat saya kecewa," kata Dovizioso.
"Karena kami tidak merayakan hasil itu, dan kami menjalani tiga tahun yang spesial dengan cara biasa-biasa saja. Bukan dangan cara yang spesial, tetapi biasa saja," ujar Dovizioso menjelaskan alasan kekecewaannya.
"Ini sesuatu yang membuat saya tidak bahagia. Kecewa. Dan setiap situasi bisa berpengaruh pada keputusan dan alsasan mengapa kami berada di kondisi sekarang (meninggalkan Ducati)," ujar dia lagi.
Devizioso mengaku akan sangat merindukan beberapa hal di Ducati, terutama dengan orang-orang yang berhubungan baik dengannya, termasuk para kru.
"Karena ketika kalian hidup bersama selama delapan tahun dengan beberapa orang dan mencatat beberapa kemenangan, hubungan kalian akan menjadi menyenangkan. Sudah tentu saya akan merindukan banyak hal," kata Dovizioso.
"Namun, di sisi lain, saya juga merasa 'ringan' karena, seperti yang pernah saya katakan, ada beberapa hal yang saya sangat tidak suka dengan situasi di sana. Jadi, mengkhiri situasi ini, saya merasa ringan. Saya baik-baik saja. Saya tidak merasa ingin lanjut di kondisi seperti ini," ujar dia lagi.
Setelah finis di posisi ke-8 pada balapan terakhir musim ini, Dovi berada di peringkat keempat klasemen akhir MotoGP 2020.
"Kami hampir bisa finis di posisi ketiga, tetapi menutup musim di posisi keempat menjadi konfirmasi bahwa secara mental dan bagaimana saya menghadapi persaingan sudah berhasil," kata Dovizioso.
"Namun, jika saya melihat kembali ke awal musim, tidak (kami tidak senang), karena tadinya kami ingin bersaing untuk menjadi juara dunia," ujar dia lagi.
Terima kasih, Andrea Dovizioso, karena sudah memberikan warna berbeda pada persaingan MotoGP!
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom