INDOSPORT.COM - Nama ajang balap Formula E tak bisa dipungkiri masih kalah populer di dunia internasional dan juga Indonesia jika dibandingkan dengan Fomula 1 yang telah terlebih dahulu ada.
Baru berusia 5 tahun sejak penyelenggaraan perdana di musim 2014, ajang balap Formula E perlahan mulai mencuat sebagai salah satu balapan mobil paling bergengsi di dunia, meski harus diakui masih berada di bawah Fomula 1.
Meski sama-sama merupakan balapan mobil Formula yang memiliki satu kursi, ada beberapa perbedaan mendasar antara balapan Fomula E dan Formula 1. Mulai dari segi peraturan sampai ke spesifikasi mobilnya, yang jika dilihat sepintas memiliki desain yang mirip.
Untuk lebih mengenal jauh seperti apa mobil Fomula E, berikut INDOSPORT menjelaskan.
Mobil Formula E
Secara tampilan, mobil Fomula E sepintas mirip dengan mobil yang digunakan di Formula 1. Kendati memang terlihat tak sama persis, karena mobil Fomula E memiliki dimensi yang relatif lebih kecil.
Yaitu dengan dimensi panjang sekitar 5.160 mm, lebar 1.770 mm, tinggi 1.050 mm dan jarak antara roda 3.100 mm. Selain itu dari ukuran berat juga diperhitungkan, di mana tak boleh lebih mencapai 900 kg, jika digabungkan dengan berat si pembalap.
Hingga memasuki musim kelima tahun ini, mobil Formula E sendiri sempat mengalami perubahan. Pada musim pertama hingga musim 2017/18 mereka masih menggunakan mobil yang diberi nama Gen1, hingga kemudian berganti ke mobil Gen2 sejak musim 2018/19 hingga saat ini.
Secara umum, kedua mobil Formula E masih sama, dibuat oleh Spark Racing Technology, dengan sasis yang dirancang oleh Dallara dan sistem baterai yang dibuat Williams Advance Engineering.
Namun untuk mobil Fomula E Gen2, terjadi perubahan signifikan dalam kapasitas baterai. Dari sebelumnya 200kW, kini di mobil Gen2 kapasitas baterai mencapai 250kW, sehingga mampu menyimpan daya lebih besar.
Meski menggunakan 100 persen tenaga listrik, bukan berarti kecepatan mobil Formula E jauh tertinggal dari sodara tuanya, Formula 1. Bermodal kekuatan 250kW, mobil Formula E bisa mencapai kecepatan maksimum 220km/jam. Bahkan untuk mencapai kecepatan 100km/jam hanya dibutuhkan waktu tiga detik.
"Mereka (mobil Formula E) bisa mencapai top speed 220km/jam. Bahkan dari nol ke 100 km/jam itu bisa dalam tiga detik, jadi performance-nya mumpuni," terang Sekjen Ikatan Motor Indonesia (IMI), Jeffry JP kepada INDOSPORT.
Meski beberapa spesifikasi setiap mobil peserta balapan Fomula E memiliki ukuran dan kapastisa yang sama, namun ada yang menarik. Ada beberapa hal lainnya, yang bisa diseuaikan oleh masing-masing tim, agar mobil yang digunakan bisa memiliki nilai lebih dari tim lainnya.
Misalnya seperti pengaplikasian rem pada roda depan yang bisa dilakukan secara fleksibel oleh masing-masing tim. Temasuk juga urusan pemilihan ban dan suspensi.
Jadi dengan perbedaan tersebut, setiap tim bisa mengatur agar mobil yang digunakan bisa optimal menggunakan daya baterai yang ada dan tampil konstan dari awal hingga akhir balapan.
Saat ini sendiri sudah ada beberapa pabrikan mobil yang terlibat dalam balapan Formula E, seperti Nissan (Jepang) Nio (China), Jaguar (Inggis), Venturi (Monaco), BMW (Jerman), Virgin (Inggris), Geox Dragon (Amerika Serikat), AUDI (Jerman), DS Tech (China), HWA (Jerman), dan Mahindra (India).
Dengan kecepatan yang tak main-main dan fakta bahwa balapan akan digelar di jalan raya, Jeffry pun menekankan, bahwa aspek keamanan menjadi sangat krusial dalam setiap balapan Formula E. Hal itu yang juga akan terus ditekankan pihaknya dalam persiapan balapan Formula E Jakarta.
"Secara teknis mobil formula E bisa di jalan raya. Namun IMI harus meng-advice(memberi saran) bahwa yang harus diperhatikan dari sisi safety (keamanan)," terang Jeffry.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom