Mantan pembalap Formula 1, Mika Salo yang kini menjadi stewart dalam ajang balap internasional tersebut mengungkapkan bahwa dirinya mendapatkan ancaman kematian usai dirinya memutuskan memberi Max Verstappen penalti di Austin akhir pekan kemarin.
Kepada Telegraaf, Salo mengatakan bahwa ia menerima sejumlah teror yang mengancam nyawanya, terutama dari negara asal pembalap Redbull tersebut, Belanda.
"Saya menerima beberapa ancaman kematian, terutama dari Belanda," ungkap Salo.
"Hal itu tidak akan pernah bisa ditoleransi," tambahnya.
Verstappen kehilangan podium ketiga dalam F1 GP Amerika Serikat. Pembatalan tersebut berawal dari anggapan bahwa dirinya melakukan kecurangan saat menyalip pembalap Ferrari, Kimi Raikkonen.
Ia mendapatkan penalti pengurangan lima detik yang membuatnya terpaksa harus finish di posisi keempat. verstappen mengawali balapannya di posisi ke-16 saat menjalani laga tersebut.
Pembalap Belanda itu tak putus asa jelang GP Meksiko. Verstappen berhasil menempati posisi start kedua, di belakang Sebastian Vettel yang kemarin meraih pole position dalam sesi kualifikasi.
GP Meksiko akan menjadi seri ketiga terakhir yang harus dimanfaatkan dengan begitu baik oleh Vettel dan pembalap Mercedes Lewis Hamilton untuk meraih gelar juara dunia musim ini.
Hamilton masih memuncaki klasemen sementara dengan raihan 331 poin, mengungguli Vettel di posisi kedua dengan 265 poin. Disusul rekan setim Hamilton, Valtteri Bottas 244 poin.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom