Badan Anti-Doping Dunia (WADA) telah merilis daftar-daftar zat-zat doping terbaru. Oleh sebab itu, Panitia Penyelenggara Asian Games (INASGOC) 2018 meminta para atlet Indonesia untuk mencermatinya menyusul persiapan penyelenggaraan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.
"Atlet-atlet kita itu sering kali malas untuk membaca petunjuk terkait doping. Jika ada selebaran terkait zat doping terbaru, mereka sering membuangnya," kata Direktur Departemen Kesehatan dan Pengendalian Doping INASGOC, Leane Suniar Manurung di sela-sela pertemuan dengan Komisi Anti-Doping dan Komite Layanan Medis Dewan Olimpiade Asia (OCA) di Jakarta seperti dalam rilis yang diterima INDOSPORT.
Penyusunan daftar zat-zat anti-doping oleh WADA bukanlah sekedar informasi semata. Menurut Leane, rilis itu termasuk nilai-nilai sportivitas penyelenggaraan kejuaraan olahraga.
"Setiap pertengahan tahun WADA selalu memperbarui daftar zat anti-doping maupun zat-zat yang tidak lagi termasuk zat doping. Daftar itu berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, termasuk pengujian kepada atlet," ucap Leane.
Namun, ada pengecualian khusus untuk penyembuhan penyakit atlet. Itu dikenal sebagai ‘therapeutic use exemption’.
"Misalkan ada atlet yang menderita asma, dia dipersilakan mengonsumsi obat-obatan yang melonggarkan pernapasan. Tapi, obat itu akan menjadi doping bagi mereka yang sehat dan tidak menderita asma," ujar Leane.
Tidak hanya itu, Leane juga meminta para atlet untuk memerhatikan aspek-aspek lain yang memengaruhi kondisi. Seperti suplemen makanan maupun jamu yang akan dikonsumsi.
"Sampai sekarang belum ada makanan yang olahannya mengandung zat doping. Tapi, jamu dan suplemen makanan itu sering kali mengandung zat doping. Suplemen yang akan dikonsumsi sebaiknya telah memenuhi sertifikat bebas zat doping," terang Leane.
Dalam penyelenggaraan Asian Games 2018, INASGOC akan bekerja sama dengan laboratorium di India. Program anti-doping menjadi tujuannya.
Selain itu, Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) juga bakal melibatkan laboratorium terakreditasi WADA untuk mengontrol penggunaan doping selama penyelenggaraan Asian Games 2018. Langkah itu diambil sebagai strategi INASGOC menyusul ketiadaan laboratorium di Indonesia yang mendapatkan akreditasi WADA.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom