INDOSPORT.COM - SEA Games 2019 Filipina akhirnya resmi dibuka di Philipine Arena, 30 November 2019 lalu. Ajang multi-event terbesar di Asia Tenggara itu akan dilangsungkan sampai 11 Desember 2019 mendatang.
Pada SEA Games 2019 ini, Indonesia turut berpartisipasi dengan bertanding di 52 cabang dengan membawa kontingen berjumlah 1.303 orang. Dari jumlah itu, 841 di antaranya adalah atlet, 256 pelatih dan ofisial, dan sisanya adalah manajer, ofisial mandiri, ekstra ofisial, serta headquarter.
Menyambut SEA Games 2019, Indonesia ternyata tak mematok target tinggi. Meski Presiden Jokowi menginginkan agar Indonesia tembus dua besar, namun toh target dari Kemenpora dan kontingen sejatinya tak setinggi itu.
Berdasarkan pernyataan Ketua Kontingen Indonesia, Harry Warganegara, pemerintah menargetkan Indonesia meraih 54 medali emas.
Pihak kontingen sendiri optimis Indonesia dapat meraih 50-an medali emas dengan margin eror maksimal 10-15 persen. Dengan target ini, Indonesia kemungkinan besar bertengger di posisi keempat.
Dalam mencapai target, Indonesia mengandalkan sejumlah cabang olahraga (cabor) unggulan di antaranya seperti angkat besi, akuatik, atletik, bulutangkis, menembak, tenis, pencak silat, polo air panahan, sepak bola, dan basket.
Cabang atletik, pencak silat, serta bulutangkis jadi yang paling diandalkan karena selain menawarkan banyak medali, Indonesia memiliki rekam jejak yang bagus di cabor ini.
Sayang, walau dituntut meraih prestasi tinggi, banyak dari cabor ini harus menjalani persiapan dengan serba keterbatasan.
Apalagi kendalanya kalau bukan soal pendanaan. Selain itu, mereka juga dituntut untuk menurunkan banyak atlet junior.
Berikut ini kami akan ulas lebih dalam sejumlah cabor unggulan tanah air di SEA Games 2019.
Atletik
Atletik merupakan salah satu cabang penyumbang medali terbanyak bagi Indonesia di sejumlah ajang mulit-event terakhir yang diikuti.
Pada SEA Games 2017 di Malaysia lalu, atletik menyumbang medali paling banyak dengan 15 medali (lima emas, tujuh perak, dan tiga perunggu). Pada SEA Games kali ini Atletik juga menargetkan empat medali emas.
Namun, walau atletik masuk cabang unggulan, perhatian pemerintah ternyata masih belum maksimal, terutama dalam hal pendanaan.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Sekjen PB PASI, Tigor Tanjung. Atletik diketahui menerima dana Rp7,7 miliar dari Kemenpora.
Dana Rp7,7 miliar itu tak hanya dipakai untuk SEA Games tetapi harus dibagi juga untuk kualifikasi Olimpiade. Padahal pada proposal pengajuan anggaran, PB PASI mengusulkan Rp20 miliar.
PB PASI mengaku sudah memperkirakan hal tersebut lantaran dana APBN untuk olahraga tahun ini terbilang kecil. Pihaknya pun enggan berharap banyak.
"Seperti Anda tahu kan sebenarnya dari APBN sendiri dana yang dialokasikan bagi olahraga masih sangat kecil. Jadi kita capek juga kalau terus-terusan (meminta kecukupan anggaran)," ujar Tigor saat dihubungi INDOSPORT, Selasa (26/11/19).
Bulutangkis
Bulutangkis pada SEA Games 2019 mempertandingkan nomor beregu putra dan putri serta sektor perorangan. Untuk nomor beregu, PBSI menargetkan medali emas di sektor tunggal putra.
Untuk mewujudkan hal ini, Anthony Ginting dan Jonatan Christie pun dipanggil khusus untuk turun di nomor beregu.
Sementara di nomor perorangan, PBSI menargetkan setidaknya satu medali emas sehingga total dua seperti capaian SEA Games 2017 lalu.
Sayang, walau sebagai cabor klaster 1, dana pemerintah untuk bulutangkis masih dirasa kurang. Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti, mengungkapkan hal ini ketika dihubungi INDOSPORT, Selasa (26/11/19).
"Pemerintah untuk dukungan dana kayaknya masih kurang. Malah yang saya denger tambah dikurangi lagi," ujar Susy.
Beruntung, PBSI memiliki mekanisme pendanaan sendiri untuk pelatnas.
Tenis
Di SEA Games, tenis juga jadi salah satu lumbung emas Merah Putih. Pada cabor ini, PP PELTI menargetkan mendapatkan dua medali emas dari lima nomor yang dipertandingkan. Sektor ganda campuran menjadi salah satu andalan tim tenis Indonesia.
Namun lagi-lagi, walau jadi cabor yang diandalkan, perhatian pemerintah dalam hal pendanaan ternyata masih kurang. Menurut PP PELTI, dana yang diberikan pemerintah untuk SEA Games masih belum sesuai.
"Ya kita kalau ngomong ideal susah," kata manajer tim sekaligus Waketum PP PELTI, Sutikno Muli, saat dihubungi INDOSPORT, Selasa (26/11/19).
Oleh karena keterbatasan ini, PELTI mesti selektif dalam mengikuti turnamen-turnamen di berbagai tempat.
"Tour dan segalanya itu kan membutuhkan biaya yang banyak ya. Jadi kita sesuaikan dengan dana yang ada. Kita maksimalkan."
Untuk menyiasatinya, PP PELTI pun berinisiatif untuk mencari dana tambahan sendiri.
"PB juga enggak boleh cengeng. Jadi kita juga harus selalu kerjasama dengan phak ketiga, sponsor. Baik itu (untuk) bikin turnamen. Supaya atlet-atlet kita lebih bisa bersaing." ujar Sutikno.
Sepak Bola
Sepak bola tahun ini boleh masuk ke dalam cabor unggulan Tanah Air. Pasalnya, persiapan Timnas Garuda menghadapi SEA Games 2019 cukup matang.
Pada dua pertandingan pertama di Grup B, Indonesia sukses mendulang poin maksimal. Merah Putih sukses menekuk tim kuat Thailand dan Singapura dengan skor identik, 2-0.
Dengan deretan hasil positif selama rangkaian uji coba serta enam poin pertama di Grup B, maka Indonesia diharapkan mampu menyumbang medali emas mengulang capaian SEA Games 1992 silam.
Berdasarkan catatan Kemenpora sendiri total ada 31 cabor yang berpeluang mendulang medali emas. Selain yang sudah disebutkan di atas, ada pula dari cabang renang, sepeda, triathlon, sampai ice skeating.
Bonus Uang dari Kemenpora
Pemerintah atau Kemenpora tentu saja menjanjikan bonus bagi para atlet peraih medali. Walau begitu jumlahnya tidak mengalami kenaikan seperti saat SEA Games 2017 lalu.
"Sudah, uangnya sudah siap. Emas masih sama dengan 2017, Rp200 juta. Masih sama dengan Malaysia dulu," ujar Sekjen Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto, ketika dihubungi INDOSPORT, Jumat (22/11/19).
Bonus ini sendiri sudah tercantum dalam surat keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga nomor 64 tahun 2019. Berikut ini detail bonus sesuai dengan rilis dari Kemenpora:
Atlet tunggal: emas Rp200 juta, perak Rp100 juta, dan perunggu Rp60 juta.
Atlet ganda: emas Rp160 juta, perak Rp80 juta, perunggu Rp48 juta.
Atlet beregu: emas Rp100 juta, perak Rp50 juta, perunggu Rp30 juta.
Pelatih tunggal/ganda: emas Rp100 juta, perak 50 juta, perunggu Rp30 juta.
Pelatih beregu: emas Rp100 juta, perak Rp65 juta, perunggu Rp39 juta.
Pelatih medali kedua dan seterusnya: emas Rp50 juta, perak Rp25 juta, perunggu Rp15 juta.
Asisten pelatih tunggal/ganda: emas Rp60 juta, perak Rp30 juta, perunggu Rp18 juta.
Asisten pelatih beregu: emas Rp80 juta, perak Rp40 juta, perunggu Rp24 juta.
Asisten pelatih medali kedua dan seterusnya: emas Rp30 juta, perak Rp15 juta, perunggu Rp9 juta.