INDOSPORT.COM Pengalaman mendapatkan perundungan atau bullying kerap menjadi alasan sebagian orang untuk menekuni bela diri. Hal ini juga dialami oleh petarung asal Papua, Adrian Mattheis.
Sebelum menjadi petarung Mixed Martial Arts (MMA) profesional seperti saat ini, ternyata Adrian dulunya memiliki minat terhadap dunia sepak bola yang menjadi hobinya sejak kecil.
Namun, segalanya berubah setelah petarung yang lahir di Maluku dan besar di Sorong, Papua, tersebut mengalami perundungan saat mengenyam pendidikan perguruan tinggi.
“Sekitar 2013-an, sewaktu pertama-tama masuk kuliah. Iya, saya suka di-bully oleh senior, tapi segala sesuatu juga membutuhkan proses,” ujar Adrian Mattheis seperti dilansir laman resmi One Fc.
“Dengan perundungan itu, Adrian sengaja berlatih untuk menjaga diri, tapi ternyata Tuhan bilang garis tanganmu seperti ini, maka lakukanlah.” tambahnya.
Beruntung, orang tuanya mendukung ambisi dirinya dalam berlatih seni bela diri dan mendaftarkannya untuk mengikuti kelas disiplin karate, sebelum akhirnya bertemu Zuli Silawanto. Dialah yang sampai saat ini masih menjadi pelatih utamanya di Tigershark Fighting Academy.
Ketekunan dan kehebatan Adrian di atas arena tarung pun membuat ia akhirnya menjalani debut di panggung ONE Championship, Jakarta, pada Agustus 2016.
Adrian Mattheis meraih kemenangan KO atas dua lawan sekaligus di malam yang sama. Menjuarai turnamen tersebut ternyata mampu melambungkan nama petarung berjuluk Papua Badboy ini.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom