x

Analisis Gagalnya Timnas Futsal di Piala AFF: Transisi Permainan Kembali Menjadi Biang Keladi

Rabu, 25 Januari 2017 13:38 WIB
Penulis: Muhammad Adiyaksa | Editor: Tengku Sufiyanto

Langkah Timnas Futsal Indonesia harus terhenti di babak penyisihan Piala AFF 2016 yang digelar di Thailand. Bayu Saptaji Cs terpaksa pulang ke Tanah Air lebih cepat setelah ditundukkan Malaysia (5-6) dan Myanmar (3-6) di dua pertandingan babak penyisihan Grup B.

Pada masa persiapan sebelum Piala AFF digelar, Timnas Futsal sempat menyelenggarakan Training Center (TC) sejak 27 Desember-11 Januari 2017 di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Pemusatan latihan itu langsung dipimpin oleh pelatih penuh pengalaman, yakni Andri Irawan.

Selesai menggelar pemusatan latihan, Skuat Garuda langsung mengagendakan lima laga uji coba melawan klub lokal yang berkompetisi di Pro Futsal League. Hal ini sempat menjadi pertanyaan, karena Timnas Futsal tidak sekalipun menjadwalkan laga uji coba di luar negeri untuk mengukur kualitas di level internasional.

Pada lima laga uji coba, Skuat Garuda menampilkan kualitas menjanjikan untuk urusan mencetak gol ke gawang lawan. Total, anak asuhan Andri Irawan sukses menceploskan bola sebanyak 34 kali dari lima laga uji coba.
 


Timnas Futsal Indonesia saat menjalani laga uji coba.

Meski begitu, lini pertahanan Timnas Futsal terlalu mudah untuk diporak-porandakan tim lawan. Transisi menyerang ke bertahan yang tidak begitu solid harus dibayar mahal dengan kebobolan 21 gol dari lima laga latih tanding sebelum bertolak mengikuti Piala AFF 2016.

Pelatih Andri Irawan membawa pekerjaan rumah segudang dari lima laga uji coba. Evaluasi yang paling disorot coach Pescu, panggilan Andri, adalah kurangnya mengantisipasi counter attack dan lemahnya transisi permainan dari Jailani Ladjanibi dan kawan-kawan.

Pada pertandingan pertama babak penyisihan Grup B melawan Malaysia, Timnas Futsal sempat unggul 5-3 di babak pertama namun lengah ketika pertandingan memasuki babak kedua. Di akhir laga, Malaysia sukses membalikkan keadaan setelah tertinggal lebih dulu dengan skor 5-6.

Melakoni laga kedua, coach Pescu sempat meminta anak asuhnya untuk menikmati permainan agar tampil rileks di lapangan. Melawan Myanmar yang di partai pertama sukses mencukur Laos 6-1, Skuat Garuda wajib mengalahkan lawannya untuk menjaga asa mereka lolos ke babak semifinal.

Namun yang terjadi di lapangan malah sebaliknya. Timnas Futsal malah gugup di awal pertandingan usai kebobolan dua gol di dua menit awal. Sempat menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Namun, lemahnya pertahanan Skuat Garuda harus membuat mereka kebobolan tiga gol lagi, meski sempat mencetak satu angka untuk memperkecil kedudukan. Skor berakhir 6-3 untuk kemenangan Myanmar.
 


Timnas Futsal Indonesia saat menghadapi Malaysia.

Timnas Futsal harus mengubur impian lolos ke babak semifinal setelah di laga lainnya, Malaysia sukses melibas Laos dengan skor telak, 13-1. Hasil itu memastikan Malaysia dan Myanmar menjadi wakil dari Grup B yang berhak melaju ke semifinal berkat raihan 6 poin hasil dari 2 kali kemenangan.

Sementara itu, untuk pertama kalinya sejak Piala AFF 2007, Timnas Futsal gagal tampil di babak empat besar. Anak asuhan coach Pescu secara mengejutkan harus angkat koper lebih awal dari turnamen futsal paling bergengsi se-Asia Tenggara ini.

Sebagai media yang selalu mengabarkan persiapan Timnas Futsal sejak awal persiapan hingga penyelenggaraan Piala AFF 2016, INDOSPORT mencoba memberikan analisis ringan terkait gagalnya Timmas Futsal berprestasi pada ajang tahunan tersebut. Berikut ulasannya:


1. Transisi Permainan

Skuat Timnas Futsal Indonesia.

Transisi permainan dari menyerang ke bertahan menjadi pekerjaan rumah terbesar yang dibawa coach Pescu ke Bangkok, Thailand. Bagaimana tidak, mereka hampir kebobolan dua lusin gol hanya dari lima laga uji coba sebelum mengikuti Piala AFF 2016.

Pada laga pertama Piala AFF 2016 Grup B melawan Malaysia, Timnas Futsal sempat unggul terlebih dahulu di babak pertama dengan skor 5-3. Memasuki babak kedua, dalam tempo waktu tiga menit, Harimau Malaya sukses mencetak tiga gol untuk membalikkan keadaan menjadi 5-6.

Dua dari tiga gol Malaysia di babak kedua diakibatkan lemahnya lini pertahanan Timnas dalam mengantisipasi counter attack dan pressing ketat dari tim lawan. Begitu pula saat menghadapi pertandingan kedua melawan Myanmar.

Hanya dalam tempo dua menit, Skuat Garuda harus tertinggal 2-0 terlebih dahulu sebelum menyamakan kedudukan menjadi sama kuat 2-2. Gol kedua Myanmar yang dicetak oleh Nyein Min Soe merupakan bukti nyata lemahnya antisipasi transisi permainan Timnas Futsal dari menyerang ke bertahan.
 


Timnas Futsal Indonesia dalam laga uji coba sebelum Piala AFF Futsal 2016.

Dengan cepat, anchor Timnas Myanmar langsung memberikan bola kepada rekannya yang berdiri bebas di depan. Meskipun ada Reza Yamani di situ yang memberikan penjagaan, namun kerja sama dari dua pemain Myanmar tidak sanggup dibendung Yamani yang hanya berjaga sendirian di lini belakang. 

Legenda Futsal Indonesia, Vennard Hutabarat, mempunyai penilaian yang sama terhadap coach Pescu soal lemahnya transisi permainan. Namun, mantan kapten Timnas Futsal ini mempunyai pendapat sendiri terkait fokus permasalahan Skuat Garuda melebihi transisi bermain.

"Masalah utama kita ada di transisi permainan. Ada juga bagaimana fokus ke lini pertahanan ketika kita sudah unggul. Menurut saya, selain transisi, kita harus mencoba konsentrasi di lini pertahanan ketika sedang unggul. Contoh melawan Malaysia, kita tetap terus menyerang meski sedang menang. Sebaiknya, kita mencoba untuk fokus bertahan," ujar Vennard kepada INDOSPORT.

Senada dengan Veve, panggilan akrab Vennard, mantan pelatih Jaya Kencana Angels, Andre Picessa juga menilai masalah utama penyebab Timnas futsal gagal melaju ke babak semifinal adalah kurangnya konsentrasi pada masa transisi.

"Covering second post menjadi titik lemah timnas saat uji coba dan pada pergelaran AFF 2016 ini," tutur coach Picessa kepada INDOSPORT.


2. Kondisi Psikologis Pemain

Timnas Futsal Indonesia.

Pada masa persiapan menjelang Piala AFF 2016, coach Andri Irawan sempat berujar bahwa target Timnas pada turnamen nanti adalah membawa pulang trofi juara ke Tanah Air. Target itu pun kemudian diamini oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi.

Cak Imam, panggilannya, menginginkan Timnas futsal agar menjadi pelepas dahaga Timnas sepakbola Indonesia yang kalah pada final Piala AFF lalu melawan Thailand. Oleh karena itu, coach Pescu langsung mengadakan evaluasi di setiap laga uji coba yang dilakoni Bambang Bayu Saptaji dan kawan-kawan.

Didominasi oleh pemain muda, Timnas Futsal kurang begitu menunjukkan tajinya di lima laga uji coba menjelang Piala AFF Futsal 2016. Skuat Garuda selalu kerepotan menghadapi tim yang notabene klub lokal yang berasal dari Futsal Pro League.

Sementara itu di sisi lain, menurut pengamatan dari Veve, para penggawa Timnas Futsal kurang diberikan kepercayaan untuk menunjukkan teknik olah bolanya. Oleh karena itu, para pemain merasa kurang diberi kebebasan saat tampil di lapangan.
 


Timnas Futsal Indonesia saat menghadapi Myanmar.

"Kepercayaan diri pemain kurang saat memegang bola. Pelatih kurang memberikan kebebasan kepada para pemain. Timnas Futsal kita banyak diisi oleh pemain ber-skill tinggi, namun hal itu jarang ditunjukkan di turnamen ini," kata Veve.

Senada dengan Veve, coach Picessa pun memberikan tanggapannya terkait kondisi psikologis Bambang Bayu Saptaji dan kawan-kawan.

"Mental bertanding yang kurang baik dari para pemain muda Timnas dan terdapat perubahan beberapa karakter pemain yang bermain tidak seperti biasanya," ujar coach Picessa.

Target juara yang diusung oleh pemerintah tidak dibarengi dengan kondisi psikologis penggawa Timnas yang rata-rata dihuni oleh para pemain muda. Dengan beratnya beban yang mereka bawa di turnamen ini, tentu sangat mempengaruhi kondisi psikologis para darah muda Timnas Futsal Indonesia.


3. Terlalu Terpaku dengan Pivot

Timnas Futsal Indonesia saat menghadapi Malaysia.

Melihat dari dua laga yang telah dilakoni Timnas Futsal, coach Pescu kerap mengandalkan strategi menusuk dari tengah dengan mengandalkan Syahidansyah Lubis sebagai pivot. Namun, jika sewaktu-waktu coach Pescu melakukan rotasi pemain di tengah pertandingan, Bambang Bayu Saptaji cs. kerap kebingungan karena tidak ada lagi pivot yang bisa menjadi tembok kokoh penahan bola dengan baik.

Absennya pivot andalan Timnas sebelumnya, Caisar Silitonga yang dikenal kuat dalam menahan bola, cukup mempengaruhi strategi coach Pescu pada turnamen ini. Peran flank yang dihuni pemain berteknik tinggi seperti Bambang Bayu Saptaji, Randy Satria, maupun Ardy Dwi Suwardy juga kerap gagal menembus lini pertahanan lawan.
 


Timnas Futsal Indonesia saat menjalani laga uji coba.

Pemain muda seperti Ardiansyah Runtuboy pun jarang diberikan kesempatan menit bermain oleh coach Pescu. Lagi-lagi, Veve memberikan penilaiannya terkait strategi yang digunakan coach Pescu.

"Selain pemain kurang diberi kebebasan, strategi juga kurang maksimal. Apalagi saat menghadapi counter attack," kata Veve.

Sementara itu, coach Picessa mempunyai tanggapan yang berbeda dari Vennard Hutabarat. Menurut pelatih yang sukses membawa Jaya Kencana Angels menjuarai Women Pro Futsal League (WPFL) 2016, para penggawa Timnas Futsal kurang menjalani instruksi dari coach Pescu dengan baik.

"Sistem yang dibangun coach Andri Irawan kurang berjalan dengan baik. Selain itu, exposure yang berlebihan yg membuat pemain melupakan tugas mereka serta fighting spirit yang sudah memudar," ungkap coach Picessa.

FutsalTimnas Futsal IndonesiaPiala AFF Futsal 2016

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom