INDOSPORT.COM - Insiden 'perampasan piala' milik RGC Foundation FC pada kejuaraan Liga Futsal Nusantara Sulawesi Selatan (LFN Sulsel) 2019 kategori putri berbuntut panjang.
Terbaru, klub futsal putri asal Makassar tersebut menuntut panitia pelaksana (panpel) dan Mas Umum FC mengembalikan haknya.
Sekadar informasi, meski berada diperingkat ke-2, Mas Umum FC keluar sebagai juara LFN Sulsel 2019 Putri dengan 6 poin, unggul selisih gol dari Gufi FC yang berada diperingkat ke-3.
Sedangkan RGC Foudation FC yang memuncaki klasemen dengan 6 poin namun unggul selisih gol harus dikurangi dua poin oleh panpel.
Pengurangan dua poin tersebut terjadi akibat regulasi saat technical meeting, dimana klub yang keluar sebagai pemenang tidak bersedia bermain di babak 32 besar babak regional sekalipun terkendala finansial atau sebagainya. Hal tersebut pun dialami RGC Foundation FC sehingga gelar juara mereka 'dirampas'.
RGC Foundation FC yang saat itu telah berniat mundur mengikuti LFN Sulsel 2019, mengurungkan niatnya setelah panpel berniat untuk membantu jika mereka yang keluar sebagai juara.
Namun, ucapan panpel berubah dengan mengeluarkan surat pernyataan dimana klub yang menjadi juara wajib bermain di babak selanjutnya dan apabila tidak, maka klub tersebut akan didenda sebesar Rp100 juta. Surat pernyataan tersebut keluar beberapa jam sebelum pengumuman juara LFN Sulsel 2019 Putri.
"Kami sudah ikhlas Mas Umum FC saja sebagai peringkat kedua yang lanjut ke Tarakan untuk babak 32 besar regional mewakili Sulsel. Karena kami tidak mampu secara finansial, butuh biaya besar kesana," ungkap manajer RGC Foundation FC, Mardiana Majid, Senin (05/08/19)
"Satu yang kami minta dari pihak panitia dan Mas Umum FC menyerahkan hak kami sebagai juara tolong dikembalikan."
"Kembalikan hak kami, piala itu, hanya itu yang kami minta sekarang," sambung Mardiana saat dihubungi awak redaksi berita olahraga INDOSPORT via aplikasi pesan instan whatsapp.
Mardiana mengaku, RGC Foundation FC sangat berharap Mas Umum FC berbesar hati untuk mengembalikan piala tersebut.
"Bukan masalah nilai rupiah hadiahnya, tapi ini masalah keringat mereka (pemain) yang berjuang," tegas Mardiana.
Lebih lanjut, Mardiana mengaku tidak gentar dengan langkah Asosiasi Futsal Provinsi (AFP) Sulsel yang tidak akan mengikutsertakan RGC Foundation baik pemain, pelatih, hingga ofisial pada seluruh agenda futsal selanjutnya.
"Tidak apa-apa di blacklist yang penting kami dapat keadilan. Di lapangan saja kami tidak dapatkan keadilan, makanya kami juga akan menuntut untuk mendapatkan keadilan dan diakui oleh federasi," tandas Mardiana lagi.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom