Dituduh Lakukan Pengaturan Skor hingga Dibekukan Perbasi, Louve Surabaya Lapor Polisi
INDOSPORT.COM — Louvre Surabaya kini mengambil langkah tegas atas tuduhan yang dilayangkan pada mereka terhadap pengaturan skor yang membuatnya dibekukan Perbasi.
Langkah berani yang dilakukan oleh Persatuan Bola Basket Indonesia (Perbasi) tersebut disampaikan melalui laman resmi mereka sehubungan dengan isu miring pengaturan skor tersebut.
Pengaturan skor yang Louvre Surabaya lakukan ini diindikasi mereka lakukan dalam pertandingan ASEAN Basketball League (ABL) 2023.
Meski belum terbukti kebenarannya, Perbasi tetap mengambil langkah tersebut untuk bisa melakukan investigasi lebih lanjut.
Pembekuan tim Louvre Surabaya ini dilakukan secara menyeluruh baik dalam kompetisi nasional maupun internasional yang tentu sangat merugikan tim.
Tidak hanya itu, Perbasi dikabarkan juga akan bekerjasama dengan FIBA dan FIBA Asia serta SEABA (Asosiasi Basket Asia Tenggara) untuk mengusut kasus ini.
"Apa yang kita lakukan ini tentu dikoordinasikan dengan FIBA Asia, FIBA Dunia, dan SEABA," ucap Sekjen PP Perbasi, Nirmala Dewi.
Atas dasar hal tersebut, pihak Louvre Surabaya yang merasa dirugikan akan melakukan tuduhan tidak berdasar tersebut dengan dugaan pencemaran nama baik.
"Kedatangan kami dalam rangka membuat laporan kepolisian berkaitan dugaan tindak pidana pencemaran nama baik terkait berita hoaks," sebut Rinto Wardana selaku kuasa hukum Louvre yang dilansir oleh Antara.
Meski begitu, belum ada kepastian mengenai siapa yang dilaporkan oleh Louvre Surabaya baik apakah itu merupakan individu maupun kelompok tertentu.
1. Denda Ratusan Juta hingga Pembekuan Seumur Hidup Menjadi Ancaman
Berita mengenai Louvre Surabaya yang melaporkan kasusnya dengan dugaan pencemaran nama baik tersebut dilansir oleh Antara pada, Rabu 1 Maret silam.
Menurut mereka, apa yang tuduhan yang dilayangkan terhadap mereka itu tidak dapat dibuktikan yang mana bisa dibilang tidak berdasar.
Hal itu diucapkan langsung oleh kuasa hukum mereka, Rinto Wardana,yang juga turut hadir dalam pelaporan balik yang dilakukan oleh Louvre Surabaya tersebut.
Dia juga menambahkan bahwa hal tersebut terjadi hanya melalui pesan WhatsApp yang kemudian berantai hingga sebesar sekarang yang membuat mereka harus dibekukan.
Sebenarnya, jika melihat dari sepak terjang Louvre Surabaya di ajang ABL, bisa dibilang bahwa kekalahan demi kekalahan yang mereka dapatkan memang sedikit tidak wajar.
Sebut saja saat melawan Saigon Heat dimana mereka saat itu harus dihajar dengan skor 97 – 35 yang tentu sangat tidak masuk akal bagi tim sekelas Louvre Surabaya.
Selain itu, mereka juga ditumbangkan oleh Singapore Slingers dengan skor 147 – 89 yang kemudian diikuti dengan kekalahan atas Blackbears Macau dengan skor 93 – 59.
Mereka bisa saja dibekukan selamanya dan juga harus membayar denda ratusan juta rupiah yang tentu akan sangat membebani tim Louvre Surabaya ini.
Namun, dengan kasusnya yang masih bergulir hingga sekarang, spekulasi-spekulasi yang ada tidak akan terlalu berarti dan kita hanya bisa menunggu pemberitahuan lebih lanjut dari Perbasi.
"Kami akan lakukan investigasi lebih lanjut terkait indikasi match fixing ini," tegas Danny Kosasih yang merupakan Ketua Umum PP Perbasi.
Sumber: Antara