INDOSPORT.COM – Penggemar basket Indonesia pasti sudah tidak asing dengan nama Fictor Gideon Roring, mantan pemain dan pelatih basket yang legendaris di Tanah Air. Bagaimana tidak? Jika dihitung sudah 30 tahun Ia berkiprah di dunia basket profesional.
Deretan prestasi sebagai pemain yang Ia raih pun sudah luar biasa panjang, mulai dari Juara Kobatama 1991-1992 bersama Pelita Jaya, Juara Kobatama 1995-1996 bersama Aspac, Juara Kobatama 1999 bersama Satria Muda, Peraih Emas SEABA 1996, Perak SEABA 2000, dan Perak SEA Games 2001.
Begitu juga saat jadi pelatih Timnas Indonesia, medali perak dan perunggu SEABA dan SEA Games pun telah berkali-kali Ia raih. Hanya medali emas yang belum berhasil Ia gapai saat menjadi pelatih.
Saat menjadi pelatih klub pun tidak main-main, mulai dari IBL hingga NBL, sejak 2004 hingga 2011, Fictor terhitung telah enam kali mengantarkan Satria Muda Jakarta berdiri gagah di podium juara.
Sosok yang kerap disapa Ito ini terakhir menjadi pelatih untuk Timnas Indonesia dan klub Pelita Jaya Basketball pada Maret 2019. Namun, Ia memilih mundur karena alasan kesehatan dan beralih jabatan ke posisi yang pernah dipegang sebelumnya, yakni Manajer Umum Pelita Jaya (PJ) Basketball.
Dihubungi secara eksklusif oleh reporter INDOSPORT terkait kabar terkini pada Jumat (12/2/21), Fictor sedang sibuk di rumah sakit karena cedera yang sedang dialami oleh anaknya yang kedua, Katryna.
Meskipun begitu, Fictor menyempatkan waktu untuk berbincang dengan INDOSPORT. Apa kabar Fictor Roring? Salah satu pemain dan pelatih basket terbaik yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Berikut selengkapnya.
“Puji Tuhan, kabar baik. Biarpun di masa pandemi ini semua serba susah mulai dari pekerjaan sampai kehidupan tetapi kami semua (Fictor dan keluarga) dalam keadaan sehat-sehat,” ujar Fictor semangat, Jumat (12/2/21).
“Hanya saja memang ada beberapa kejadian yang sulit seperti anak saya cedera, pinggang saya kambuh. Jadi, saya juga dalam masa pemulihan. Ini memang penyakit lama saya, terus kambuh lagi dan sekarang lumayan agak parah kambuhnya,” ungkap Fictor.
Penyakit ini pula yang membuatnya harus merelakan tugasnya sebagai abdi negara melalui pelatih Timnas Indonesia. Fictor mengungkapkan bahwa menjadi pelatih Timnas merupakan pekerjaan yang terhormat. Namun, Ia tidak dapat memungkiri bahwa penyakitnya harus dikompromi sedemikian rupa, menjadi pelatih dirasa terlalu berat untuk punggungnya.
Terkait pekerjaannya kini sebagai Manajer Umum Pelita Jaya, Fictor mengakui mengalami kesulitan karena adanya penundaan liga atau Indonesia Basketball League (IBL) yang terus berulang sejak Juni 2019 hingga terakhir pada 15 Januari 2021.
Namun meski begitu, Ia memastikan bahwa dirinya dan tim dapat menjalankan pekerjaan dengan baik.
“Untuk pekerjaan, ya saya tetap mengawasi dan mempersiapkan Pelita Jaya untuk mengikuti kompetisi yang beberapa kali ditunda ini. Tapi kami tetap bersiap diri terus, semangat terus, dan memperbaiki diri terus,” papar pelatih yang membawa Timnas Indonesia meraih medali perak SEA Games 2015 ini.
“Semoga saja kita semua bisa melewati ini sama-sama,” harap Fictor.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom