Trump mengeluarkan keputusan untuk melarang kegiatan keimigrasian dari 7 negara mayoritas Muslim. Kebijakan ini tak pelak mengancam karier atlet di negara adidaya tersebut.
NBA misalnya, sampai harus berkonsultasi dengan Departemen Luar Negeri (Deplu) untuk menyaring selengkap dan sebanyak mungkin informasi untuk membantu para pebasket yang mungkin bisa berimbas pada keputusan Trump.
Sejauh ini, beberapa cara agar bisa terhindar dari sanksi tersebut adalah dengan memiliki green card dan berkewarganegaraan ganda. Beruntungnya, Thon Maker dan Luol Deng memiliki dua kewarganegaraan, yakni Inggris Raya.
Keduanya merupakan pebasket asal Sudan Selatan, negara yang baru merdeka dari Sudan tahun 2011 silam. Sudan Selatan menjadi negara ke-7 selain Iraq, Iran, Libia, Somalia, Suriah, dan Yaman yang warganya dilarang memasuki Amerika Serikat.
NBA mencoba memfasilitasi Maker dan Deng agar bisa terus berkarier di AS. Hingga detik ini, progress berlangsung 'lancar' meski masih ada kekhawatiran dari dua tim, LA Lakers dan Milwaukee Bucks.
Wakil Presiden bidang strategi dan operasi Bucks, Alex Lasry, sempat tak yakin Maker bisa kembali ke Amerika pasca bertanding di Kanada melawan Toronto Raptors. Untungnya, Maker lolos dan bisa pulang ke Milwaukee.
@Dakota_Schmidt He's back. But we have to pray for those who aren't as lucky. This is a massive problem and not who we are as a country.
— Alex Lasry (@AlexanderLasry) January 28, 2017
Saking leganya, Lasry sampai mengeluarkan pernyataan yang sangat menggugah. Ia menyebut jika Maker adalah simbol kekuatan Amerika.
"Hari ini, pengungsi asal Sudan, yang melarikan diri dari penindasan, anak muda yang luar biasa hebat, akan memainkan pertandingan NBA ke-2-nya. Saya sangat bahagia dan bangga. Dia adalah deskripsi nyata tentang apa yang akan membuat Amerika hebat dan bagaimana imigran percaya dengan negara ini," kata Lasry.
Gelombang perlawanan dan protes pun menjalar ke segala penjuru Amerika Serkat. Beberapa figur bola basket Amerika dari lintas profesi pun ikut menyurakan protesnya terkait kebijakan Donald Trump, di antaranya adalah Jeremy Lin, Enes Kanter, dan Nazr Mohammed.
It's a tough day when u find out that so many ppl that u thought were fans or friends really hate u and everything u believe in.
— Nazr Mohammed (@NazrMohammed) January 28, 2017
As an American, sorry to everyone affected by the #MuslimBan ... this is foreal gettin out of control #teamACLU
— Jeremy Lin (@JLin7) January 29, 2017
I am still in disbelief about the #MuslimBan
— Enes Kanter (@Enes_Kanter) January 29, 2017
'NO' human should be discriminated for their Race, Religion or Ethnicity.#WeAreAmerica