Eksklusif Natanael Siringoringo: Dari Futsal ke Timnas Indonesia, 'Nyasar' ke Liga Malaysia
INDOSPORT.COM - Natanael Siringoringo menjadi salah satu pesepak bola Indonesia yang pernah berkarier di Liga Malaysia, padahal ia memiliki latar belakang pemain futsal.
Sayangnya, kiprah Natanael Siringoringo bersama Kelantan FC di Liga Malaysia tidak berjalan mulus. Ia pun memilih hengkang dan kini berlabuh ke klub Liga 1, Barito Putera.
Awak redaksi berita olahraga INDOSPORT berkesempatan untuk wawancara eksklusif dengan Natanael Siringoringo di Banjarmasin, Selasa (28/11/23).
Berikut cuplikan pertanyaan dan jawaban wawancara bersama Natanael Siringoringo.
Boleh diceritakan perjalanan karier Natanael untuk menjadi pesepak bola profesional?
Saya sebenarnya belum menyangka sampai di titik ini, karena kan saya baru main bola pas SMP, pas SMA main futsal, tapi masih main bola sesekali. Saya pernah ikut Liga Pro Futsal sampai seleksi timnas juga.
Berarti kamu sekolah formal ya? Bukan sekolah khusus sepak bola?
Iya sekolah kayak biasa, tapi memang waktu SMA sering juara, dapat best player, top skorer, cukup berprestasi. Saya masuk kuliah, tapi saya menganggur karena menunggu Liga Pro Futsal.
Saat saya menganggur, ikut tarkam sebentar, terus ada Piala Kapolda, ternyata ada talent scouting PSMS.
Saya ikut seleksi tahun 2019, dan baru tiga bulan main di PSMS, langsung dapat panggilan Coach Indra Sjafri seleksi Timnas untuk SEA Games.
Tetapi akhirnya kamu tidak bermain di SEA Games, apa yang terjadi saat itu?
Saya cedera waktu itu. Tinggal seminggu atau dua minggu lagi berangkat, saya cedera engkel. Belum rezeki saya.
Lalu setelah itu kamu kembali ke klub?
Iya, setelah di PSMS, saya ke Sulut United, saya bermain di sana. Setelah itu saya dipanggil ke Timnas lagi sama Shin Tae-yong, seleksi juga untuk Timnas U-23.
Terus saya agak menyesal juga, saya izin keluar dari TC untuk bermain ke Liga Malaysia. Itu saya ada rasa menyesal sih, kenapa enggak sampai selesai seleksinya.
Tetapi setidaknya kamu mendapatkan kontrak di tim Malaysia, kan?
Iya, saya main di Liga 2 Malaysia. Berikutnya saya minta dipinjamkan ke Dewa United, terus setelah itu saya balik lagi ke Malaysia, tapi hanya setengah musim, karena enggak digaji.
Terus agen saya suruh keluar, akhirnya sekarang saya pindah ke Barito Putera.
Bagaimana awalnya bisa ke Liga Malaysia? Apakah lewat agensi atau seperti apa?
Waktu itu ada pelatih futsal di Medan, saya pernah uji coba sama mereka. Setelah satu tahun, ada pandemi Covid-19, tetapi Liga Malaysia tetap jalan.
Pelatih futsal itu minta nomor saya dan menawarkan, mau enggak main di Malaysia? Oh boleh, saya bilang gitu. Suatu keberuntungan saya bisa berkembang di sana, bisa berkontribusi buat tim, bahkan diperpanjang kontrak selama tiga tahun.
Kabarnya kamu tidak digaji oleh klub, lalu mengundurkan diri?
Begitu lah, belum rezeki. Klub susah bayar gaji, manajemen bilang keluar aja, nanti kita urus ke FIFA.
Sekarang kok kamu bisa ke Barito Putera?
Itu atas bantuan agen yang menawarkan untuk bergabung ke Barito. Saya lihat tim ini cukup besar, saya juga punya teman di sini, Eksel Runtukahu, sama-sama pernah bermain di Sulut United.
Saya pilih Barito karena kekeluargaannya sangat bagus.
Sudah hampir satu bulan kamu bergabung ke Barito, seperti apa adaptasi di tim?
Adaptasinya oke sih, karena senior-seniornya top di Barito, kasih semangat penuh, saya tetap dirangkul sama mereka. Jadi, nyaman banget lah di sini.