Taktik Kolot Massimiliano Allegri yang Bawa Juventus ke Papan Atas Liga Italia
INDOSPORT.COM - Klub Liga Italia (Serie A), Juventus mulai kembali ke papan atas klasemen Liga Italia musim ini meski gaya permainan yang diusung pelatih Massimiliano Allegri pakai cara jadul.
Juventus perlahan mulai bangkit musim ini dengan kembali ke tempat semestinya yaitu papan atas klasemen Liga Italia.
Saat ini mereka menempati peringkat ke-2 dengan 23 poin dari 10 pertandingan, dengan raihan 7 kemenangan, 2 imbang dan baru 1 kali menelan kekalahan.
Satu-satunya kekalahan Juventus sejauh ini dialami saat mereka tunduk dari Sassuolo dengan skor telak 4-2. Setelah itu, Bianconeri tak terkalahkan. Termasuk dua pertandingan terakhir melawan AC Milan dan Hellas Verona.
Menghadapi AC Milan di San Siro, Juventus menang tipis 0-1 lewat gol tunggal Manuel Locatelli di menit ke-63. Hasil identik juga mereka dapatkan saat menjamu Verona.
Bermain di Allianz Stadium, Juventus menang 1-0 lewat gol tunggal Andrea Cambiaso di menit injury time 90+6. Kemenangan yang diraih atas Verona sempat mengantarkan Juventus ke puncak klasemen Serie A.
Hanya bertahan beberapa jam, mereka digusur oleh Inter Milan yang juga menang atas AS Roma. Perbedaan waktu pertandingan yang bikin Juventus bisa merebut takhta dari Nerazzurri.
Meskipun kembali turun ke peringkat kedua dengan perbedaan jarak poin 2 angka saja, membuktikan kalau Juventus jadi ancaman serius bagi Inter Milan dan tim-tim papan atas lain yang bersaing merebut scudetto musim ini.
”Kami harus memperhatikan klasemen karena kami melihat seberapa jauh kami dari peringkat kelima.
"Saya pikir dari semua pemain yang bermain hari ini, hanya tiga yang sebelumnya pernah merasakan posisi puncak,” ujar pelatih Massimiliano Allegri kepada Sky Sport Italia seusai laga melawan Verona.
1. Taktik Kolot Juventus
Kini Juventus diharapkan bisa menjaga konsitensi permainannya mengingat kompetisi sudah berjalan panjang, dengan risiko lelah dan cedera pemain jadi momok yang menghantui.
Terlepas dari risiko itu, Juventus telah menegaskan kembalinya 'DNA' mereka sebagai tim yang mendewakan menang di atas segalanya, terlihat dari 10 pertandingan yang sudah dilakoni musim ini.
Juventus juga tampil jauh berbeda dari musim lalu. Musim ini para pemain lebih aktif di lapangan dengan insturksi Allegri, maksudnya pemain banyak bergerak.
Dan menerapkan garis pertahan tinggi, juga ikutan sepak bola modern dimana serangan dibangun dari lini belakang.
Meski Allegri berevolusi menggunakan sepak bola modern, menariknya ia tetap mempertahankan gaya permainan kolotnya yaitu tetap enggan terlalu lama menguasai bola.
Merujuk statistik musim ini, Juventus mencatatkan rerata 50,2 persen penguasaan bola. Mereka hanya berada di peringkat ke-10 dari 20 kontestan Liga Italia untuk dominasi penguasaan bola.
Angka itu amat jauh dibandingkan Napoli (59,3 persen), Fiorentina (57,8 persen), Milan (55,9 persen), AS Roma (55,9 persen), dan Inter (55,4 persen).
Bahkan, dalam urusan penguasaan bola, Juventus kalah dari dua tim papan tengah, seperti Monza dan Bologna. Keduanya masing-masing mencatatkan 54 persen dan 53,7 persen penguasaan bola per laga.
Meski tidak mengikuti tren terkini sepak bola penguasaan bola, Allegri tetap bisa mewujudkan identitas Juve lainnya, yakni tim dengan pertahanan kokoh.
Enam gol yang bersarang ke gawang Juve hanya lebih buruk dari Inter yang baru kemasukan lima gol. Hanya saja Allegri masih punya pekerjaan rumah yang harus dibenahi yaitu pada sektor depan.
Juventus menjadi salah satu tim papan atas dengan jumlah gol memasukan ke gawang lawan sedikit di banding Inter Milan (25 gol) dan AC Milan (18 gol), yakni baru membuat 16 gol.
Koleksi 16 gol yang telah tercipta itu lebih sedikit ketimbang rasio peluang mereka mencetak gol ke gawang lawan atau expected goals (xG) yang berada di angka 17.
Itu artinya dengan kreasi peluang yang teah dihasilkan hingga pekan ke-10, Juve seharusnya bisa mencetak minimal 17 gol.
Seiring telah pulihnya dua penyerang utama mereka, Federico Chiesa dan Dusan Vlahovic, Juventus memiliki harapan untuk membenahi efektivitas serangannya.
Sebab keduanya sangat diandalkan untuk menghasilkan gol di setiap pertandingan. Hingga saat ini, duet Cheisa dan Vlahovic total sudah menyumbang 8 dari 10 pertandingan yang sudah dijalani Juventus di Liga Italia.
Konsistensi Juventus kembali diuji pada dua pertandingan berat ke depan melawan Fiorentina di Stadion Artemio Franchi (06/10/23) dan Inter Milan di Stadion Allianz (27/11/23).
Juventus sendiri berusaha untuk juara Liga Italia musim ini setelah paceklik scudetto selama empat musim puasa. Terakhir kali mereka jadi jawara Italia saat musim 2019-20 lalu.