Ditinggal Sheikh Jassim, 3 Keuntungan Mengiurkan untuk Manchester United jika Dibeli Red Bull
INDOSPORT.COM - Impian fans Manchester United untuk melihat klub kesayangan mereka dibeli oleh Sheikh Jassim Al-Thani kini pupus sudah.
Pada Minggu (15/10/23) lalu telah dikabarkan oleh Fabrizio Romano jika miliader asal Qatar tersebut memilih untuk mundur pasca tawaran pamungkasnya senilai 7 miliar dollar Amerika Serikat ditolak keluarga Glazer.
Dapat dipastikan akan sulit untuk mencari calon investor sebaik Sheikh Jassim yang menjanjikan pelunasan utang 100% plus pendanaan besar-besaran untuk perbaikan fasilitasn dan infrastruktur.
Memang ada Sir Jim Ratcliffe yang entah kenapa bisa membujuk Glazer untuk menjual 25% saham mereka padanya namun signifikansinya masih diragukan.
Tidak banyak perusahaan atau pebisnis yang rasanya sesiap Sheik Jassim untuk mengambil alih Manchester United namun bukan berarti tidak ada.
Satu-satunya pihak yang mungkin sanggup membeli Iblis Merah sepenuhnya dari Glazer sekaligus membentuk manajemen top untuk mengembalikan tim pada masa jayanya adalah Red Bull.
Perusahan minuman energi asal Austria dalam waktu kurang dari 20 tahun sudah bisa membentuk jaringan klub sepakbola di seluruh dunia yang terbilang sangat sukses.
Mereka terbilang masih pemain baru di industri ini namun bibit keberhasilan dan DNA juara ada dalam diri mereka.
Red Bull di atas kertas adalah instansi dengan kemungkinan terbaik bisa menyelamatkan Manchester United meski cukup kecil kans mereka tertarik membeli klub sebesar mereka.
Perusahaan berlogo banteng merah tersebut sudah cukup sibuk mengurus RB Leipzig dan Red Bull Salzburg sebagai dua tim utama mereka di sepakbola.
Lagipula sepertinya mereka punya tendensi untuk lebih menyukai tantangan membeli dan membawa tim kelas bawah menuju pucuk piramida kasta seperti proyek Leipzig yang dimulai pada 2005 dari divisi kelima.
Namun soal bisnis tidak yang namanya tidak mungkin. Terutama dengan banyaknya keuntungan yang bisa didapat semua pihak terutama tiga untuk Manchester United berikut ini.
1. 1. Manajemen Sehat
Tujuan Red Bull memiliki total tujuh klub di berbagai belahan dunia pada akhirnya adalah mempromosikan produk mereka yakni minuman energi namun mereka menjalankannya dengan baik.
Tidak akan ada promosi bagus apabila tim yang mereka kelola cuma jadi ikan teri sehingga Red Bull mati-matian berusaha untuk menjadikan RB Leipzig dan 'adik-adiknya' tim kompetitif dan terpandang.
Itu semua tidak bisa dilakukan tanpa dukungan manajemen top. Red Bull memastikan mereka mempekerjakan individu kelas atas di tiap posisi. Salah satunya sudah pernah bekerja untuk Manchester United yakni Ralf Rangnick sebagai manajer interim di musim 2021/2022 silam.
Manajemen juga membantu proses pembentukan filosofi ala Red Bull. Dengan peta taktik yang jelas, kini perlahan para tim mereka mulai diperhitungkan di kancah Eropa dan Manchester United jelas akan sangat diuntungkan bila bergabung.
2. Jaringan Scouting Luas
Salah satu keunggulan klub-klub Red Bull adalah kemampuan menemukan bakat-bakat tersembunyi. Mereka gemar mendidik pemain muda yang bisa merepresentasikan value dan imej enerjik.
Beberapa nama yang sempat diasuh oleh mereka dan kini jadi pemain besar adalah Josko Gvardiol, Dominik Szoboszlai, Ibrahima Konate, Erling Haaland, dan masih banyak lagi.
Berada di bawah payung Red Bull akan membuat Manchester United semakin mudah menjaring talenta-talenta tersebut lebih awal.
3. Jadi Pucuk Tertinggi Sister Clubs
Meski kini semakin besar dan berpengaruh, namun satu kekurangan Red Bull adalah klub-klub mereka yang masih dianggap sebagai batu loncatan saja. Para pemain muda senang direkrut oleh mereka namun tidak bercita-cita untuk jadi legenda di sana.
Hasilnya RB Leipzig juga Red Bull Salzburg sulit sekali bisa mempertahankan bintang-bintang yang sudah susah payah mereka orbitkan. Begitu ada tawaran datang dari klub lain, dengan cepat mereka langsung pergi.
Membeli Manchester United bisa jadi solusi masalah ini. Red Bull akan punya rantai tertinggi baru dalam sistes sister clubs mereka menggantikan Leipzig dan Salzburg.
Pastinya jauh lebih banyak pemain yang bermimpi punya karier di Manchester United. Nantinya para penerus Erling Haaland, Karim Adeyemi, Josko Gvardiol, atau Dominik Szoboszlai tidak perlu lagi jatuh ke tangan klub non-Red Bull.
Pada akhirnya yang diuntungkan juga Manchester United karena mereka bisa mendapatkan limpahan pemain semi jadi atau bahkan telah berkaliber bintang dan meroketkan kualitas atas para rival.