Tertimpa Kesialan demi Kesialan, Statistik Buktikan Chelsea Layak Degradasi
INDOSPORT.COM - Chelsea kembali menelan pil pahit usai takluk 0-1 dari Aston Villa di lanjutan Liga Inggris (Premier League) 2023/2024 pada Minggu (24/09/23) malam WIB.
Tampil di hadapan pendukungnya sendiri yang memadati Stamford Bridge, The Blues malah menderita kekalahan ketiganya musim ini dan harus rela duduk di peringkat 14 klasemen sementara dengan lima poin.
Tak ayal gelombang protes pun terdengar semakin keras ke arah mereka dari pihak suporter.
Fans jelas tidak puas karena di dalam beberapa bursa transfer terakhir mereka sudah jor-joran membeli pemain namun performa tidak kunjung naik.
Sudah lebih dari 1 milyar Poundsterling sudah dikeluarkan untuk belanja sejak kedatangan owner baru, Todd Boehly, tapi seakan semuanya sia-sia.
Mauricio Pochettino juga sudah merupakan manajer tetap ketiga yang dipekerjakan oleh Chelsea dalam dua musim terakhir dan membuat situasi mereka tampak terlihat kacau.
Adaptasi memang perlu dilewati saat proyek baru dijalankan namun Chelsea sudah berada di taraf kelewatan.
Statistik mencatat jika dari 38 pertandingan terakhir di Liga Inggris hanya ada enam yang bisa mereka menangkan.
Sebagai informasi, enam adalah jumlah kemenangan yang didapatkan oleh Southampton musim lalu. Anda semua tahu bagaimana nasib The Saints di 2022/2023 bukan? Betul, terdegradasi sebagai juru kunci.
Klub dengan pengeluara sebesar Chelsea sama sekali tidak pantas untuk memiliki rekor seperti itu.
Terutama setelah di 2022/2023 mereka menjalani kampanye terburuk dengan finis di peringkat 12 plus selisih gol -9. Belum pernah sebelumnya London Biru sehina ini sejak era Premier League dimulai pada 1992 silam.
Tampak jelas Pochettino kesulitan untuk sekedari menentukan skema terbaik untuk Chelsea. Cedera memang mengganggu namun tidak ada alasan bagi mereka untuk mengeluh usai belanja sedemikian rakus.
1. Sulit Konversi Peluang
Sebenarnya Chelsea di tangan Mauricio Pochettino tidaklah buruk-buruk amat.
Masih ada sejumlah aspek positif yang bisa ditengok seperti bagaimana mereka pandai dalam membuat peluang dan menjaga agar lawan tidak berbuat seenaknya di dekat gawang Robert Sanchez.
Dilansir dari Opta, angka harapan gol (xG) Chelsea sampai pekan keenam adalah 11,83 dan membuat mereka menjadi salah satu tim paling berbahaya.
Di atas mereka hanya ada Liverpool (15,11), Manchester City (14,97), Brighton & Hove Albion (14,30), Newcastle United (13,71), dan Tottenham Hotspur (13,02).
Sementara itu untuk angka harapan kebobolan (xGA), Chelsea juga termasuk salah satu yang terbaik karena model Opta memprediksi mereka hanya kemasukan 7,09 gol saja.
Pertahanan yang dikomandoi oleh Thiago Silva adalah keempat yang terbaik di Liga Inggris dengan hanya Manchester City (4,42), Newcastle United (6,10), dan Arsenal (6,35) saja yang lebih rapat.
Namun anehnya di lapangan justru berbeda jauh. Chelsea begitu sulit menempatkan bola ke belakang garis gawang dengan hanya adanya lima gol sejauh ini.
Sejak lama memang problem ini sudah terlihat dengan Opta juga menggarisbawahi jika sepanjang 2023 sudah ada 13 partai Liga Inggris yang mereka lewatkan tanpa bikin gol.
Jika streak ini bertambah satu laga lagi maka Chelsea resmi mengulangi tahun termandul mereka yakni di 1995 (14 laga).
Beruntung setidaknya pertahanan mereka bisa sedikit jadi pengobat dengan hanya kemasukan enam gol saja namun tetap ini bukan saatnya berbangga ketika ada masalah yang lebih besar menghadang.
Di sembilan pertandingan ke depan Chelsea punya jadwal super berat dengan harus menghadapi tim-tim yang diyakini lebih superior ketimbang mereka saat ini di Liga Inggris maupun piala domestik.
Sebut saja Brighton, Arsenal, Brentford, Tottenham, Manchester City, Manchester United, dan juga Newcastle United. Pochettino mau tidak mau harus menghantarkan hasil positif jika tidak mau jabatannya direnggut Boehly dan jajaran direksi.