3 Pelatih 'Abal-abal' yang Sukses Sulap Timnya Jadi Hebat, Erik ten Hag Perlu Belajar
INDOSPORT.COM - Sejumlah pelatih di Liga Inggris (Premier League) ini tak pernah diperhitungkan untuk sukses tetapi waktu berhasil menjawab kapasitasnya karena mampu mengubah timnya jadi hebat.
Kiprah Manchester United musim ini kembali menjadi sorotan. Sebab mereka mengawali jalannya kompetisi dengan sangat buruk.
Hal itu bisa dilihat dari enam pertandingan awal yang mereka jalani di semua ajang, hanya dua kemenangan diraih sisanya berakhir dengan kekalahan. Tiga di antaranya bahkan dialami secara beruntun.
Tren negatif diawali saat tumbang dari Arsenal dengan skor 1-3, lalu skor yang sama kembali terjadi ketika menghadapi Brighton & Hove Albion, Setan Merah kalah 1-3.
Terbaru Manchester United kalah tipis 4-3 dari Bayern Munchen di mathday pertama Grup A Liga Champions.
Ini merupakan kekalahan ketiga beruntun pertama Manchester United yang mereka alami di awal musim sejak beberapa tahun belakangan.
Alhasil Manchester United kini terseok-seok di papan klasemen baik kompetisi lokal maupun Eropa. Mereka menduduki peringkat ke-13 dengan 6 poin, dan berada di dasar klasemen Grup A Liga Champions.
Rentetan hasil buruk itu juga mengejutkan banyak pihak hingga akhirnya meragukan kualitas Erik ten Hag sebagai pelatih. Sebab di musim pertama pria asal Belanda itu mampu mengubah wajah Manchester United jadi lebih baik.
Ia membawa Manchester United finis di empat besar dan memenangi Piala Liga Inggris. Akan tetapi performa tim berubah drastis di musim kedua.
Boro-boro bisa bersaing gelar, untuk merangsek ke papan atas saja Setan Merah cukup kesulitan, sehingga masa depan Erik ten Hag pun terancam jika ia tak bisa membawa timnya ke tren positif lagi.
Menariknya Erik ten Hag kalah kiprahnya dengan beberapa pelatih yang tak pernah diperhitungkan untuk bisa mengubah timnya jadi hebat. Siapa saja?
1. David Moyes
David Moyes adalah pelatih pertama yang ditunjuk jadi juru taktik Manchester United menggantikan Sir Alex Ferguson yang pensiun tahun 2013 lalu.
Pemilihan pria asal Skotlandia didasari atas persetujuan Sir Alex Ferguson karena ia menilai Moyes memiliki karakter yang sama dengan dirinya, dan cocok jadi pelatih Manchester United.
Saat itu Moyes juga berhasil membawa Everton tampil konsisten di papan tengah bahkan kerap merusak dominasi big four. Namun sayang, Moyes gagal mengangkat performa tim.
Manchester United di bawah arahannya tampil kacau hingga akhirnya ia dipecat pada akhir musim 2014. Setelah itu, Moyes banyak menghabiskan waktunya sebagai pundit dan bekerja di UEFA.
Kegagalan Moyes di Manchester United nampaknya sangat berpengaruh terhadap cirtanya sebagai pelatih gagal. Beberapa tim yang pernah ia latih tak mampu diangkatnya seperti Sunderland dan Real Sociedad.
West Ham United kemudian membuat kejutan dengan berani mempekerjakannya sebagai pelatih menggantikan Manuel Pellegrini pada Desember 2019.
Di awal kariernya sebagai pelatih West Ham, Moyes tak langsung menemui kesuksesan. Ia nyaris membawa tim degradasi karena finis di peringkat ke-16 atau dua tingkat dari zona merah.
Di musim berikutnya 2020/21, secara mengejutkan Moyes berhasil mengubah West Ham jadi tim solid dan konsisten finis di papan tengah 6 atau 7 pada klasemen akhir.
Puncaknya ketika Moyes sukses membawa West Ham United juara UEFA Conference League, atau kasta ketiga kompetisi antar klub Eropa. Itu merupakan trofi Eropa pertama bagi klub, sejarah!.
Musim ini, West Ham United tetap tampil solid Mereka masih bertengger di posisi ke-6 dengan 10 poin. Padahal musim panas 2023 kemarin, mereka ditinggal beberapa nama andalan salah satunya Declan Rice.
Mikel Arteta
Selanjutnya ada Mikel Arteta. Pria asal Spanyol itu berani mengambil tantangan besar dalam kariernya sebagai pelatih saat bersedia jadi juru taktik Arsenal, menggantikan Unai Emery pada Desember 2019 lalu.
Sama seperti Manchester United, Arsenal juga kesulitan tampil konsisten sejak ditinggal pelatih legendari Arsene Wenger. Beberapa pelatih ternama pernah singgah, tapi hasilnya selalu mengecewakan yang berujung pemecatan.
Angin perubahan lalu dibawa oleh Arteta. Kemampuannya sempat diragukan karena ia tak punya pengalaman melatih tim besar, apalagi riwayat kariernya juga hanya menjadi asisten pelatih dari Pep Guardiola di Manchester City.
Di dua musim pertamanya, Arsenal masih jadi tim papan tengah dan selalu finis di luar zona Eropa yakni peringkat ke-8. Tapi perlahan tapi pasti, kesabaran Arsenal kepada Arteta berbuah manis.
Memasuki musim ketiga Arsenal mulai bisa bersaing dan kerap menyulitkan tim-tim besar papan atas lainnya. Arsenal finis di peringkat ke-5 di musim ketiga Arteta yakni musim 2021/22.
Kualitas permainan Arsenal semakin membaik. Puncak ketika musim lalu mereka nyaris menjadi juara karena cukup lama bertengger di puncak klasemen Liga Inggris.
Sayang, jelang berakhirnya kompetisi Arsenal kehilangan konistensi sehingga bisa disalip Manchester City. Meski begitu, Arteta berhasil mengubah Arsenal jadi tim yang disegani lagi saat ini.
Roberto De Zerbi
Terakhir adalah Roberto De Zerbi. Ini merupakan pelatih yang sangat fenomenal di Liga Inggris karena mampu mengubah Brighton jadi tim menakutkan, berkat taktik jeniusnya.
Kedatangan De Zerbi secara resmi diumumkan Brighton pada Senin (19/9/22). Ia dikontrak untuk jadi pelatih menggantikan Graham Potter yang saat itu hijrah ke Chelsea.
De Zerbi memang menjadi salah satu pelatih muda potensial di Italia. Selama tiga musim melatih Sassuolo, ia berhasil mendongkrak Neroverdi konsisten di papan tengah Serie A dengan skuad yang relatif biasa-biasa saja.
Sepak terjangnya di Shakhtar Donetsk juga bagus, di mana ia berhasil mengantar The Miners duduk di puncak klasemen musim lalu sebelum Liga Ukraina dihentikan karena adanya invasi Rusia.
Ia juga sempat digosipkan didekati Juventus untuk menggantikan Massimiliano Allegri. Di Brighton ia menjalankan tugasnya dengan baik, karena bisa mempertahankan reputasi tim sebagai perusak big six.
Secara permainan juga Brighton semakin menjanjikan. Beberapa tim besar yang pernah jadi korbannya adalah Chelsea dan Manchester United. Saat ini, Brighton bertengger di peringkat ke-5 dengan 12 poin.