Pantas Lolos Terus, Sanksi Man City Bisa Pengaruhi Hubungan Diplomatis Inggris dan UEA
INDOSPORT.COM - Fakta baru terungkap atas terus lolosnya klub Liga Inggris (Premier League), Manchester City, dari sanksi yang diberikan penyelenggara Liga Inggris.
Sepak bola rupanya tidak pernah lepas dari skandal. Bahkan, klub sebesar Manchester City pernah didakwa melakukan sederet pelanggaran berat pada bulan Februari lalu.
Dilansir dari The Athletic, klub yang dimiliki oleh Sheikh Mansour tersebut didakwa melakukan 115 pelanggaran finansial oleh pihak Liga Inggris.
Pelanggaran-pelanggaran tersebut terjadi dalam kurun waktu 2009/2010 hingga 2017/2018. Oleh Liga Inggris, Man City dinilai tidak memberikan informasi keuangan yang akurat, "khususnya sehubungan dengan pendapatannya (termasuk sponsor), pihak terkait, dan biaya operasionalnya".
Man City pun membantah tuduhan tersebut. Mereka berhasil menunjukkan "bukti yang tak terbantahkan" kepada Liga Inggris, yang lantas membersihkan mereka dari segala kesalahan.
Namun, lolosnya Man City dari tuduhan tersebut tak lantas membuat pers Inggris puas. Menggunakan Freedon of Information Act (FOIA) 2000, The Athletic melancarkan "serangan balasan" pada 6 April lalu.
Mereka meminta semua korespondensi antara Foreign Commonwealth & Development Office (FCDO) di London dan Kedutaan Besar Inggris di Abu Dhabi terkait dakwaan Liga Inggris yang dihadapi Man City antara 1 Desember 2022 hingga 1 Maret 2023.
FOIA sendiri memberikan hak kepada masyarakat untuk menanyakan informasi yang disimpan oleh otoritas publik mana pun. Setelah pengajuan disetujui, organisasi yang terkait memiliki waktu 20 hari kerja untuk menanggapinya.
Akhirnya, pada 10 Mei, FCDO mengkonfirmasi bahwa mereka "memiliki informasi yang sesuai dengan persyaratan". Namun, mereka memutuskan menunda penyerahan korespondensi karena mempertimbangkan apakah ini benar-benar merupakan kepentingan publik.
Pada tanggal 6 September, FCDO pun kembali memberi jawaban. Kali ini, jawaban yang mereka berikan cukup membuat mata terbelalak.
1. Mempengaruhi Hubungan Bilateral Inggris dan UEA
FCDO, mengutip Bagian 27(1)(a) FOIA, mengatakan, "Kami mengakui bahwa merilis informasi mengenai masalah ini akan meningkatkan pengetahuan publik tentang hubungan kami dengan UEA".
"Pengungkapan informasi yang merinci hubungan kami dengan pemerintah UEA berpotensi merusak hubungan bilateral antara Inggris dan UEA."
Jawaban FCDO ini tentunya mengejutkan, karena mengindikasikan ada "main mata" antara pemerintah Inggris dan UEA demi menghindari sanksi yang seharusnya diterima Man City.
The Athletic pun mengajukan banding terkait keputusan tersebut. Mereka telah menyurati pihak Man City dan Liga Inggris, namun tak satu pun merespons.
Persoalan ini pelik, karena sebagai klub sepak bola, Man City semestinya hanya berkorespondensi dengan pihak pemberi dana di Uni Emirat Arab dalam tataran bisnis, bukan dalam tataran yang bisa membahayakan hubungan bilateral kedua negara.
Masalahnya Sheikh Mansour sendiri adalah wakil presiden dan wakil perdana menteri Uni Emirat Arab. Hal ini tentunya membuat posisi Sheikh Mansour rawan konflik kepentingan.
Situasi menjadi makin runyam saat mengetahui jika saudara Sheikh Mansour, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, juga adalah Presiden Uni Emirat Arab. Jika melihat fakta ini, tidak berlebihan jika menganggap bahwa lolosnya Man City dari hukuman terjadi karena ada "main mata" antara pemerintah UEA dengan pemerintah Inggris.
Ruwetnya situasi ini bahkan sempat memaksa pelatih Man City, Pep Guardiola, buka suara. Ia menginginkan ada kejelasan terkait kasus ini, sehingga menghilangkan keraguan atas pencapaian timnya.
"Apa yang saya inginkan adalah jika Liga Primer dan para hakim dapat membuat sesuatu secepat mungkin, maka jika kami telah melakukan kesalahan, semua orang akan mengetahuinya," tutur Pep Guardiola.
"Mari kita pergi, 24 jam duduk dan pengacara hadir. Jangan menunggu dua tahun. Mengapa kita tidak melakukannya lebih cepat? Mari kita lakukan sesegera mungkin untuk kepentingan semua orang," pungkasnya.