Menakar Akal Sehat Man United Bidik Pierre-Emile Hojbjerg untuk Jadi Duet Casemiro
INDOSPORT.COM – Menakar akal sehat raksasa Liga Inggris (Premier League), Manchester United, yang menargetkan Pierre Emile Hojbjerg dari Tottenham Hotspur.
Dilaporkan oleh The Telegraph, Manchester United tertarik memboyong Pierre-Emile Hojbjerg seiring keinginan Tottenham Hotspur melepasnya sebelum bursa transfer ditutup.
Dalam laporan itu, dikatakan sejatinya Tottenham Hotspur sudah sepakat melepas pemain berusia 28 tahun itu ke Atletico Madrid dengan biaya 30 juta poundsterling (Rp577 miliar).
Tapi kepindahannya itu terganjal karena tak adanya kesepakatan pribadi yang tercapai antara pihak Hojbjerg dengan Atletico Madrid.
Akibatnya, hingga kini pemain asal Denmark itu terpinggirkan dari skuad Tottenham dan selalu dijadikan penghangat bangku cadangan.
Dengan intensi Tottenham Hotspur melegonya, Manchester United pun akan mencoba peruntungan untuk memboyong Pierre Emile Hojbjerg ke Old Trafford.
Keinginan ini tak lepas dari kebutuhan tim berjuluk Setan Merah itu akan gelandang tengah baru sebagai duet Casemiro di posisi Double Pivot.
Sejatinya Man United masih memiliki Christian Eriksen dan Scott McTominay. Tapi nama pertama sudah memasuki usia uzur dan nama terakhir masuk dalam daftar jual.
Tak ayal kondisi itu memaksa Man United mencari gelandang tengah baru. Nama seperti Sofyan Amrabat sempat jadi incaran, sebelum akhirnya rumor memboyongnya meredup.
Kini, Erik ten Hag menekankan pada manajemen Man United untuk memboyong gelandang baru dengan menyasar Hojbjerg sebelum bursa transfer ditutup.
Hojbjerg sendiri bukan nama asing bagi Ten Hag. Sama seperti Amrabat, ia adalah mantan anak asuh pelatih asal Belanda itu kala menukangi tim muda Bayern Munchen.
Keputusan Erik ten Hag memboyong Pierre Emile Hojbjerg selaku mantan anak asuhnya apakah akan bisa membuat Manchester United mendapatkan teman duet Casemiro?
1. Bukan Jadi Rekan Duet, tapi Pengganti Casemiro
Jika melihat kualitas Pierre Emile Hojbjerg dan Casemiro, terlalu polos rasanya jika menyebut keduanya bisa menjadi rekan duet.
Sebab, keduanya sama-sama pemain bertipe Destroyer atau penghancur serangan lawan yang identik dengan tugas gelandang bertahan.
Perbedaan tipis hanya ada pada karakter keduanya, di mana Casemiro lebih sering mengokupasi Final Third dan membantu serangan.
Karakter Casemiro yang lebih condong menyerang ini diyakini bisa cocok dengan Hojbjerg yang lebih banyak berdiam di area tengah untuk menghalang serangan lawan.
Tapi jika dilihat lebih jauh, karakter keduanya tak akan cocok begitu saja jika dipasangkan bersama, karena keduanya punya peran sebagai gelandang tengah.
Terlihat dari radar performa keduanya, seperti yang dinukil dari DataMB, terlihat Hojbjerg dan Casemiro punya keunggulan yang membuktikan keduanya punya kesamaan peran dalam permainan.
Jika Casemiro (warna merah muda) unggul dalam hal melepaskan umpan kunci, umpan progresif, serta kemampuan duel dengan lawan, Hojbjerg (biru) punya keunggulan khas untuk gelandang tengah pada dribel dan akurasi operannya.
Selain itu, performa keduanya pun terlihat sama dalam beberapa poin, kecuali pada Defensive Actions atau tindakan bertahan, yang menegaskan Hojbjerg bukanlah gelandang bertahan pada umumnya.
Sehingga, kesamaan karakter ini diyakini sulit bagi keduanya bermain bersama, kecuali Man United mencari gelandang bertahan murni yang bisa memfasilitasi Casemiro.
Selain itu, rumor memboyong Hojbjerg pun menghadirkan kesimpulan jika sejatinya ia diburu bukan sebagai teman duet Casemiro, alias sebagai pelapisnya.
Apakah Man United salah jika memboyong Hojbjerg? Tentu tidak, mengingat Casemiro tak punya pelapis sepadan seiring perginya Fred dan bakal hengkangnya McTominay.
Tapi jika Hojbjerg didatangkan untuk berpasangan dengan Casemiro, maka transfer ini akan mengusik akal sehat sebagian fans Man United.