Polemik Pelepasan Pemain ke Timnas Indonesia Jadi Tanggung Jawab Semua Pihak
INDOSPORT.COM - Polemik penolakan pelatih melepas pemain yang dipanggil oleh Timnas Indonesia terus berlanjut. Kritik tajam disematkan oleh pengamat sepak bola nasional, Effendi Gazali.
Polemik pemanggilan pemain ke Timnas Indonesia memang kembali terjadi. Di mana saat pelatih Timnas Indonesia u-23, Shin Tae-yong memanggil 23 pemain untuk Piala AFF U-23 2023 di Thailand.
Namun dari 23 pemain, terdapat dua pemain yang tidak dilepas oleh pemainnya. Yakni Rizky Ridho di Persija Jakarta dan Dzaky Asraf di PSM Makassar.
Keduanya tidak dilepas oleh masing-masing pelatihnya. Rizky Ridho tidak dilepas oleh Thomas Doll selaku pelatih Persija Jakarta dan Dzaky Asraf yang tidak dilepas Bernardo Tavares selaku pelatih PSM Makassar.
Terkait para pelatih yang tidak mau lepas pemain membela timnas, pengamat bola Effendi Gazali angkat suara. Menurutnya, masalah ini memang harus tuntas dimusyawarahkan.
"Setuju juga untuk dibuat aturan yang mengikat setelah adanya musyawarah," tutur Effendi.
Menurutnya, hal ini pas betul dengan momentum HUT RI ke-78. Di mana kepentingan nasional jaris berada di ayas kepentingan pribadi.
"Apa tujuan kemerdekaan RI? Ya meletakkan kepentingan nasional di atas semua kepentingan pribadi atau kelompok. Dan saya yakin seluruh putra-putri terbaik bangsa pasti selalu bangga menambah penampilannya untuk membela timnas di lapangan hijau."
"Pada sisi tertentu, sepakbola termasuk salah satu olahraga pemersatu bangsa, bersama dengan badminton dan aneka olahraga lain. Bayangkan kegembiraan dan persatuan bangsa ketika kita kembali mendapat medali emas Sea Games, setelah 32 tahun pulang dengan tangan hampa," ujar Effendi.
Pada saat yang sama Effendi menekankan pentingnya menyadari tanggungjawab dan kewajiban berbagai Pihak.
"Jangan hanya pelatih asing yang ditekan. Semua pihak perlu merenung kenapa terjadi fenomena ini? Pertama, tentu sumber-sumber pemain timnas harus dari semua level liga. Maka bukan hanya liga 1 yang harus maju! Semua level liga harus diperlakukan adil dan didukung," tegas Effendi.
Selain itu ucap Effendi penyelenggara berbagai turnamen Asean itu, harus selalu berdiskusi serius dengan memperhatikan jadwal internasional.
"Di Asean kan ada turnamen AFF, Sea Games, Champion Asia, Piala Asia, Piala Dunia, dan babak penyisihan-penyisihannya dsb. Ya sedapat mungkin disesuaikan agar jangan juga terus-menerus ada turnamen yang di sisi lain bisa merugikan klub," tegas Effendi.
"Para pelatih kan dituntut mencapai target prestasi tertentu. Bisa juga ada kegiatan Asia Tenggara yang formatnya disesuaikan menjadi rangkaian beberapa pertandingan, di sela-sela jeda internasional, lalu ada finalnya."
Secara umum Effendi menyambut adanya aturan wajib melepas pemain ke timnas. Dalam tataran meso, menurutnya, kita masih amat membutuhkan pengalaman bertanding internasional bagi para pemain yang berpotensi menjadi skuad timnas yang kuat.
"Pada tataran mikro, akan menyakitkan juga melihat Vietnam dan tuan rumah Thailand di AFF U-23 tahun ini misalnya, barangkali akan sedikit mudah balas dendam kekalahannya di Sea Games, hanya karena absennya banyak pemain timnas yang tidak dilepas para pelatih," ujar Effendi menutup pembicaraan.