Mason Mount vs Bruno Fernandes, Siapa Pantas jadi Jenderal Man United Musim Depan?
INDOSPORT.COM - Setelah negosiasi penuh tarik ulur berlalu, Mason Mount akhirnya selangkah lagi menjadi rekrutan pertama Manchester United di bursa transfer musim panas 2023.
Diskusi alot dengan Chelsea akhirnya berakhir pada Kamis (29/06/23) lalu dengan disepakatinya fee sebesar 55 juta Poundsterling plus bonus berdasarkan info dari Fabrizio Romano.
Manchester United kabarnya sempat hampir walk out usai terus menerus gagal menurunkan harga yang dipasang oleh Chelsea untuk sang gelandang Inggris.
Hanya saja kegigihan Setan Merah kemudian membuat Si Biru pun luluh. Terutama karena Mount pun mengancam tidak akan lagi memperpanjang kontraknya di Stamford Bridge.
Chelsea jelas tidak mau kehilangan pemain asli jebolan akademi mereka tersebut secara cuma-cuma pada bursa transfer musim panas 2024 mendatang terutama saat usianya masih 24 tahun.
Kini kita hanya perlu menunggu pengumuman resmi dari Manchester United saja yang akan mengikat Mason Mount selama lima tahun ke depan.
Akan tetapi yang paling dinanti, terutama oleh para fans Manchester Merah, adalah bagaimana ia akan masuk dalam skema racikan Erik ten Hag.
Dengan biaya yang bisa menyentuh angka 60 juta Poundsterling, maka tidak mungkin eks Derby County dan Vitesse Arnhem tersebut hanya akan jadi pemain rotasi atau bahkan cadangan.
Masalahnya posisi favorit Mount bersinggungan dengan bintang lapangan tengah Manchester United, Bruno Fernandes, yang sejak kedatangannya pada Januari 2020 lalu berhasil menggendong tim nyaris seorang diri.
Kedua pemain sama-sama gemar bermain sebagai gelandang dengan orientasi menyerang yang diberi banyak kebebasan bekreasi. Mampukah Mount dan Fernandes bahu-membahu di Old Trafford musim depan? Berikut ulasannya.
1. Statistik Mengagumkan Mount
Meski belakangan kerap mendapat hujan kritik dari fans Chelsea terutama usai 'hanya' membukukan tiga gol dan enam assist dari 35 pertandingan, Mason Mount tetaplah pemain berkualitas.
Publik kerap lupa jika 2022/2023 adalah musim yang paling tidak tepat untuk menilai bobot dari pemain The Blues mengingat betapa buruknya klub tersebut dijalankan oleh pemilik baru mereka, Todd Boehly.
Tidak kurang dari empat manajer datang ke Stamford Bridge entah itu sebagai manajer tetap maupun caretaker membuat para pemain harus berulangkali melakukan penyesuaian tanpa adanya kejelasan soal kemana klub akan diarahkan.
Salah satu pemain yang paling terkena imbasnya adalah Mount. Kebijakan transfer Chelsea yang secara membabi buta belanja pemain mahal pada dua bursa transfer 2022 membuatnya semakin sulit bersaing di Starting XI.
Akan tetapi di tengah itu semua Mount masih bisa mempertahankan statisktik apiknya. Dilansir dari Squawka, pemilik 36 caps timnas Inggris itu masih jadi leader dalam sejumlah kategori sejak debut seniornya untuk London Biru pada 2019/2020 silam.
Sebut saja dalam umpan ke sepertiga akhir lapangan, volume tembakan, peluang tercipta, umpan silang, perebutan bola di wilayah lawan, bahkan gol dan juga assist.
Hal ini menunjukkan jika Mason Mount memang salah dipahami oleh kebanyakan orang namun beruntung Erik ten Hag bisa melihat setitik kualitas meski tertutupi segunung cibiran.
Hanya saja dipastikan Mount tidak akan dengan mudah untuk bisa menjadi pemain reguler untuk Manchester United.
Pasalnya menggeser Bruno Fernandes jelas bukan perkara mudah mengingat playmaker berpaspor Portugal itu adalah salah satu kreator elite di Eropa saat ini.
Kami merasa jika untuk saat ini peran paling masuk akal bagi Mount adalah sebagai penopang Fernandes menggantikan Christian Eriksen dalam trio gelandang bersama Casemiro karena statistik membuktikan jika The Portuguese Magnifico masih belum ada duanya.
2. Fernandes Belum Akan Tergantikan
Pada Liga Inggris musim lalu Fernandes masuk dalam dua besar teratas kategori penyumbang gol dan assist di Manchester United dengan delapan gol dan delapan assist.
Daya tahan dan kebugaran Fernandes juga luar biasa tinggi. Opta mencatat jika sepanjang 2022/2023 eks Sporting Lisbon itu mencatatkan 5.163 menit bermain yang mana melebihi pemain non-kiper manapun di lima liga top Eropa.
Dengan itu Bruno Fernandes pun bisa melakukan 921 pressing dari 37 penampilan sebagai starter di Liga Inggris dan hanya ada lima pemain lain yang melebihi statistiknya.
Banyak yang akan berpendapat jika Kevin De Bruyne masihlah gelandang serang terbaik di Liga Inggris namun Bruno Fernandes tetap punya tempat sendiri di hati para penikmatnya.
Ia bak seorang diri mengatur permainan Manchester United dengan total 291 keterlibatan aksi dalam serangan tim di musim lalu. Jumlah tersebut melebihi pemain manapun di Liga Inggris. Sebagai info, De Bruyne ada di peringkat kesembilan dengan 195 aksi.
Fernandes hanya butuh striker yang lebih tajam agar statistiknya lebih dihargai lagi. Pasalnya dari angka harapan assist 12,67 ia hanya mendapakan 8 assist saja.
Itulah kenapa Mason Mount sepertinya masih akan menjadi penyokong saja bagi Bruno Fernandes.
Seperti yang sudah kami ungkapkan sebelumnya, menggantikan Christian Eriksen sebagai penampil reguler lebih pantas menjadi perannya musim depan di Manchester United.
Eriksen tidak lagi muda, 31 tahun, dan punya riwayat masalah pada jantung sehingga tidak lagi pantas diandalkan dari laga ke laga. Musim lalu ia tercatat sebagai pemain Setan Merah dengan jarak lari per 90 menit terjaung dengan 11 KM menurut Opta khusus di Liga Inggris.
Yang pasti perekrutan Mason Mount oleh Manchester United pada bursa transfer kali ini akan jadi salah satu pembelian yang paling banyak menyita perhatian. Apakah sang pemain bisa menghidupkan kariernya lagi di Old Trafford atau justru akan menyesali telah mengkhinati Chelsea? Kita tunggu saja.