x

Cerita Unik Nigeria, Rajanya Piala Dunia U-17 yang 'Melempem' di Level Senior

Selasa, 27 Juni 2023 13:10 WIB
Editor: Izzuddin Faruqi Adi Pratama
Bila anda mengira titel juara Piala Dunia U-17 didominasi negara Eropa dan Amerika Selatan seperti Piala Dunia senior maka anda salah besar.

INDOSPORT.COM - Bila anda mengira titel juara Piala Dunia U-17 didominasi negara Eropa dan Amerika Selatan seperti Piala Dunia senior maka anda salah besar.

Justru Nigeria, wakil dari Afrika, yang menjadi raja dari kompetisi antara negara tingkat usia terendah buatan FIFA itu.

Anda tidak salah baca. Karena Nigeria memang jadi pengumpul trofi terbanyak turnamen Piala Dunia U-17 dengan lima buah.

Mereka mengungguli Brasil dengan torehan empat trofi juga sesama negara benua hitam, Ghana, yang mengoleksi dua.

Dominasi Nigeria di Piala Dunia U-17 bukan cuma kebetulan belaka karena mereka memang sudah berkuasa sejak edisi pertama di 1985 silam.

Baca Juga

Piala Dunia U-17 1985 digelar di China dengan diikuti oleh 16 negara dari enam konfederasi berbeda termasuk Oseania.

Nigeria sama sekali tidak terkalahkan sejak fase grup hingga babak knock-out. Di final, mereka berhadapan dengan Jerman Barat yang sukses dikalahkan dengan skor 2-0.

Baca Juga

Kemudian keberhasilan serupa juga bisa diulangi pada Piala Dunia U-17 1993, 2007, 2013, dan 2015.

Sebenarnya tim berjuluk The Golden Eaglets atau Elang Muda Emas itu juga sempat masuk final di 1987, 2001, dan 2009 namun tumbang dari Uni Soviet, Prancis, dan Swiss.

Fenomena dominasi Nigeria ini memang cukup unik di Piala Dunia U-17 terutama bila membandingkan capaian mereka saat harus mengikuti Piala Dunia level senior.

Baca Juga

1. Gagal Matangkan Talenta?

Timnas Nigeria

Tulisan ini tidak bermaksud mengecil pencapaian tim nasional Nigeria senior. Sama sekali tidak.

Bagaimanapun juga raksasa Afrika ini masih jauh lebih unggul dalam hal prestasi dari timnas Indonesia misalnya.

Namun jika dibandingkan dengan status raja Piala Dunia U-17, Nigeria di kancah senior memang patut dipertanyakan.

Di Piala Dunia, Nigeria baru bisa berpartisipasi pada 1994 setelah sebelumnya sempat mundur dari edisi 1966.

Setelahnya The Super Eagles alias Elang Super memang bisa menjadi partisipan reguler namun langkah mereka paling jauh hanya bisa mencapai babak 16 besar.

Baca Juga

Dari enam kali kelolosan ke putaran final Piala Dunia, hanya tiga kali Nigeria bisa melaju ke knoc-out yakni di 1994,1998, dan 2014.

Para rival dari Afrika seperti Ghana, Senegal, Kamerun (perempat final), dan Maroko (semifinal) sama sekali belum bisa mereka samai.

Baca Juga

Bahkan di level regional pun Nigeria tidak bisa dominan. Koleksi tiga trofi Piala Afrika bukanlah yang terbaik karena masih ada Mesir (7), Kamerun (5), dan Ghana (4).

Tentunya anggapan jika Nigeria tidak bisa mematangkan talenta berbakat yang mereka punya pun jadi bermunculan.

Sesuatu yang sebenarnya bukan hal yang aneh mengingat berprestasi di usia muda namun melempem di level senior juga sekiranya terlihat di timnas Indonesia.

Baca Juga

2. Timnas Indonesia Hadapi Problem Serupa

Timnas Indonesia. (Foto: Herry Ibrahim/INDOSPORT)

Layaknya Nigeria, timnas Indonesia sepertinya mengidap sindrom yang sama yakni tim seniornya kesulitan berprestasi meski saat mudanya digadang-gadang akan meraih banyak hal besar.

Contohnya saja bagaimana timnas Indonesia boleh dibilang nyaris tidak punya prestasi konkrit dalam bentuk trofi.

Di Piala Dunia, yang bisa dibanggakan dan terus dibahas berulang-ulang adalah bagaimana mereka lolos ke putaran final di 1938 namun kala masih menjadi bagian dari pemerintahan Hindia-Belanda.

Sedangkan untuk Piala Asia juga tidak ada yang bisa dipamerkan. Paling banter fase grup adalah panggung tertinggi bagi Garuda bahkan saat menjadi tuan rumah di 2007 silam.

Piala AFF yang notabene bukan kompetisi resmi FIFA melainkan kejuaraan regional antar negara Asia Tenggara saja tidak pernah dirajai.

Spesialis runner-up. Begitulah mereka menjuluki timnas Indonesia yang nyaris dalam dua dekade keikutsertaannya di Piala AFF hanya bisa enam kali mengalungi medali juara kedua.

Generasi mudanya lebih bisa bersaing. Piala Asia U-20, Piala AFF U-19, Piala AFF U-23, SEA Games, Piala AFF U-16, dan lain sebagainya sudah pernah diraih.

Entah apa yang membuat Nigeria dan Indonesia harus punya nasib serupa seperti ini di dunia sepakbola.

Cukup disayangkan kenapa kedua negara tidak bisa bertemu di Piala Dunua U-17 2023 dimana Indonesia bertindak sebagai tuan rumah.

Mungkin jika bisa mereka dapat saling berbagi tips untuk bagaimana tidak hanya jadi jawara di usia muda namun tetap digdaya saat semakin dewasa.

NigeriaTimnas IndonesiaPiala Dunia U-17Indepth

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom