Momen-momen Kunci yang Sebabkan Liverpool Absen dari Liga Champions 2023/2024, Akhir dari Era Emas?
INDOSPORT.COM - Liverpool merasakan musim yang sangat mengecewakan di 2022/2023 baik itu dalam Liga Inggris (Premier League) maupun ajang lain seperti Liga Champions.
Di kancah domestik The Reds hanya bisa finis di peringkat kelima dan ini adalah kali pertama mereka gagal untuk menempati empat besar saat kompetisi berakhir sejak 2015/2016.
Peruntungan Liverpool di Piala FA dan Carabao Cup juga buruk. Setelah musim lalu jadi juara, mereka gugur terlalu dini di putaran keempat dan juga 16 besar.
Di Liga Champions langkah mereka lagi-lagi harus dihentikan oleh Real Madrid pada ronde pertama babak knock-out. Agregat 6-2 jadi pemasti Merseyside Merah harus menyudahi 2022/2023 tanpa satupun trofi.
Mohamed Salah, penyerang andalan Liverpool, bahkan sampai harus menulis permintaan maaf terbuka pada fans. Ia menganggap jika setidaknya timnya bisa mendapatkan tiket ke Liga Champions untuk musim depan namun justru tidak mampu.
Musim buruk Liverpool sendiri tidak terjadi secara tiba-tiba dan tanpa sebab. Sejak awal mereka ditimpa kemalangan demi kemalangan baik yang harusnya bisa dihindari atau memang terjadi secara alami.
Berikut ini adalah sejumlah momen buruk yang membentuk akhir musim mereka di 2022/2023.
1. Bursa Transfer Musim Panas yang Lesu
Melihat dari apa yang Liverpool lakukan di bursa transfer musim panas banyak yang percaya jika mereka tidak akan mengarungi musim dengan mudah. Bahkan ketika ajang pembuka, Community Shield, sukses dimenangkan oleh anak-anak asuh Jurgen Klopp.
Pasalnya mereka terlihat tidak serius dalam berbelanja. Untuk menggantikan Sadio Mane, Darwin Nunez didatangkan dengan mahar pemecah rekor transfer klub meski kualitasnya belum benar teruji. Fabio Carvalho juga digaet namun statusnya masih sekedar pemain muda menjanjikan.
Yang paling fatal adalah ketidakmampuan Liverpool menambah stok gelandang meski lini tengah mereka jelas menua. Akhirnya hanya Arthur Melo yang mendarat dari Juventus sebagai pinjaman dan itupun akhirnya berakhir menyedihkan usai sang playmaker Brasil tidak sekalipun punya start di ajang resmi.
1. 2. Start Loyo
Diprediksi bisa jadi penantang gelar utama bagi Manchester City di Liga Inggris, Liverpool justru memulai 2022/2023 jauh dari kata maksimal. Dua hasil imbang plus kekalahan dari Manchester United membuat mereka terseok-seok.
Memang dua kemenangan langsung bisa didapatkan setelah itu termasuk pesta sembilan gol ke gawang Bournemouth namun Si Merah langsung kembali terjerumus ke liang pesakitan.
Tujuh poin lagi-kagi hilang di tiga pekan setelahnya dan itu semua terjadi dalam laga-laga krusial yakni derby kontra Everton, big match versus Brighton, serta partai sarat gengsi melawan Arsenal.
Tidak heran jika kemudian Liverpool sempat lama mendapati diri mereka sendiri tertahan di papan tengah sebelum justru baru konsisten di sepertiga akhir musim.
3. Cedera Para Pemain Kunci
Tidak ada garansi Liverpool akan bermain lebih baik jika badai cedera tidak mendera mereka sepanjang musim namun tetap saja masalah ini jadi salah satu penghambat terbesar.
Dimulai dari ambruknya Luis Diaz akibat masalah pada lutut pada Oktober 2022 lalu. Diprediksi bisa pulih pasca Piala Dunia, sang winger Kolombia justru harus menepi lagi dan ketika ia comeback pada April 2023, Liverpool sudah tidak punya kans untuk meraih gelar apapun.
Lini depan semakin tumpul ketika Diogo Jota juga ikut masuk ruang perawatan juga di awal musim. Usai pergantian tahun ia bisa sembuh namun gagal untuk menunjukkan performa hebat seperti biasa.
4. Kehilangan Poin Melawan Tim Kecil
Salah satu alasan kenapa Liverpool tidak sanggup finis empat besar di Liga Inggris musim ini adalah ketidakmampuan mereka memenangi sejumlah pertandingan yang harusnya bisa dilewati dengan mudah.
Contohnya saat keok 1-0 di markas Nottingham Forest di pekan 13 meski momentum saat itu tengah bagus pasca kemenangan kontra West Ham dan Manchester City. Sepekan berselang giliran Leeds United yang mempermalukan mereka 1-2 di Anfield.
Yang paling tidak terduga ialah ketika Bournemouth, yang sempat mereka gebuk 9-0, juga ikut mengalahkan Liverpool 1-0 di pekan 27. Tepat setelah sukses besar di derby menghadapi Manchester United yang berkesudahan 7-0.
2. 5. Jatuh di Lubang yang Sama Saat Bursa Transfer Musim Dingin
Seolah tidak belajar dari bagaimana kepasifan di bursa transfer musim panas membuat awal musim mereka tidak berjalan mulus, Liverpool pun cenderung adem ayem saat pasar pemain kembali dibuka di musim dingin.
Terlepas dari sukses mendatangkan Cody Gakpo yang kemudian jadi potongan puzzle krusial, tidak ada pemain lain yang merapat ke Anfield.
Memang tidak ada garansi jika banyak belanja di tengah musim akan memperbaiki hasil seperti apa yang terjadi pada Chelsea dimana lebih dari 300 juta Euro dikeluarkan tanpa ada hasil nyata namun ambisi harusnya tetap ditunjukkan Liverpool.
Tambahan satu atau dua pemain terutama di lini tengah harusnya bisa membantu. Andai bisa diwujudkan bukan tidak mungkin Liverpool bisa finis empat besar.
6. Hasil Memalukan vs Manchester City
Titik terendah Liverpool di Liga Inggris musim ini adalah ketika mereka tunduk 4-1 dari Manchester City di pekan ke-29.
Tidak peduli setelahnya tidak ada lagi kekalahan untuk 10 pertandingan beruntun namun ini adalah bukti jika The Reds memang tidak siap bersaing dengan sang rival di 2022/2023.
Mental mereka juga perlu dipertanyakan mengingat Mo Salah bisa mencetak gol lebih dulu namun setelahnya Julian Alvarez, Kevin De Bruyne, Ilkay Gundogan, dan Jack Grealish bisa bergantian menjebol gawang Alisson Becker.
7. Tarik Ulur Penjualan Klub
Gagalnya Liverpool untuk finis empat besar dan melaju ke Liga Champions salah satu penyebabnya juga datang dari luar lapangan. Dalam hal ini kami meyakini jika isu penjualan klub memegang peran penting.
Fenway Sports Group sebagai pemegang saham mayoritas sempat dilaporkan akan melepas Si Merah pada awal musim ini namun dirasa kurang bergerak aktif dan serius dalam mencari calon pembeli.
Akhirnya karena dengan dasar sebentar lagi bakal pergi, dana untuk belanja di bursa transfer pun tersendat. Pada akhirnya Liverpool dan suportenya yang merana dan hingga kini investor baru yang dijanjikan tidak lagi terdengar kabarnya.