Leao dan Giroud Disebut Kekuatan Sekaligus Kelemahan AC Milan, Kok Bisa?
INDOSPORT.COM - Jurnalis Italia, Luca Serafini menyebut Rafael Leao dan Olivier Giroud sebagai kekuatan utama sekaligus kelemahan AC Milan. Begini alasannya.
AC Milan harus berbagi poin dengan AS Roma dalam laga lanjutan Liga Italia pekan ke-32, Sabtu (29/04/23) malam atau Minggu dini hari WIB. Laga berakhir dengan skor 1-1.
AS Roma sempat unggul lebih dahulu lewat gol Tammy Abraham pada menit 90+4. Namun, Rossoneri sukses mengimbangi lawannya tersebut berkat gol Alexis Saelemaekers.
Cukup mengejutkan saat akhirnya Alexis Saelemaekers mencetak gol pada detik-detik terakhir pertandingan, tepatnya pada menit 90+7.
Sementara dua penyerang andalan Milan, Rafael Leao dan Olivier Giroud, belum bisa mencatatkan namanya di papan skor pekan ini.
Berkat hasil ini, AC Milan masih menduduki peringkat empat klasemen Serie A dengan 57 poin dari 32 laga. AS Roma berada satu strip di bawahnya, dengan poin yang sama.
Meski mengantongi satu poin, laga ini terasa seperti kekalahan bagi AC Milan, sebagai tim yang sedang dalam ambisi menembus papan atas klasemen Liga Italia 2022/2023.
AC Milan masih berada di bawah kaki Napoli, Lazio, dan Juventus. Mereka juga masih tertinggal dari rival abadi, Inter Milan, meski saat ini sama-sama mengoleksi 57 poin.
Jurnalis sekaligus pengamat sepak bola Italia, Luca Serafini juga menyebut Rafael Leao dan Olivier Giroud sebagai kekuatan utama sekaligus kelemahan AC Milan.
Klub terlalu bergantung pada dua pemain tersebut, sehingga ketika mereka tidak perform, AC Milan kesulitan meraih kemenangan.
1. PR Stefano Pioli Cari Pelapis Leao dan Giroud
Jurnalis sekaligus pengamat sepak bola Italia, Luca Serafini, berbicara via MilanTV, seperti dikutip oleh MilanNews, menyebut peran vital Rafael Leao dan Olivier Giroud.
"Leao? Itu kekuatan terbesar Milan, tapi juga kelemahan terbesar mereka, karena dia kan tidak bisa melakukan segalanya."
Ketika pergerakan Rafael Leao dan Olivier Giroud dikunci oleh pemain AS Roma, maka AC Milan pun kesulitan untuk keluar dari tekanan dan sulit untuk mencetak gol.
Sementara Divock Origi yang masuk sebagai pemain pengganti, juga belum bisa diandalkan untuk memecah kebuntuan tim.
"Milan telah bergantung pada Leao dan Giroud dalam beberapa minggu terakhir. Sayangnya, Origi dan (Ante) Rebic belum seperti yang kami harapkan," ucap Serafini.
Lebih lanjut, Stefano Pioli diharapkan bisa mencari strategi baru, bagaimana jika Leao dan Giroud dikunci oleh penggawa lawan, seperti saat menghadapi AS Roma lalu.
Sebab, setelah ini AC Milan dijadwalkan menghadapi Cremonese, Kamis (04/05/23) nanti. Laga ini dianggap sebagai ajang pemanasan sebelum meladeni Raksasa Italia.
AC Milan akan menghadapi salah satu kandidat juara Liga Italia, yakni Lazio, pada Sabtu (06/05/23). Beruntung laga pemungkas ini akan dihelat di markas Rossoneri sendiri.
Tak lama berselang, AC Milan akan kembali dijadwalkan menghadapi babak semifinal Liga Champions 2022/2023, menantang Inter Milan, Kamis (11/05/23) mendatang.
Semoga Stefano Pioli bisa meracik strategi terbaik, sebagai opsi jika Rafael Leao dan Olivier Giroud mengalami kebuntuan di AC Milan.