Bedah Formasi Chelsea di Bawah Lampard, Wajib Pakai Mason Mount?
INDOSPORT.COM - Ditunjuknya Frank Lampard sebagai manajer interim Chelsea dipastikan bakal membawa perubahan di Stamford Bridge.
Terutama dalam hal formasi dan juga taktik. Pastinya akan ada perombakan dari apa yang ditinggalkan pelatih lama yakni Graham Potter.
Mengingat sebelumnya Lampard sudah pernah menukangi Chelsea selama satu setengah musim pada 2019-2021 silam, maka sepertinya publik sudah punya cukup gambaran bagaimana sang legenda The Blues akan mempersiapkan para pemainnya.
Satu nama yang diprediksi bakal kembali menjadi langganan starting XI tidak lain dan tidak bukan adalah Mason Mount.
Gelandang internasional Inggris tersebut merupakan salah satu pemain kesayangan Lampard bahkan sebelum ia menjadi bos Chelsea.
Duet Lampard dan Mount bermula saat mereka sama-sama memperkuat Derby County di musim 2018/2019 kasta kedua Liga Inggris atau Championship.
Di The Rams, Lampard bertugas sebagai manajer sementara Mount adalah pemain pinjaman dari Chelsea.
Keduanya bereuni kembali tepat di musim selanjutnya di Chelsea. Semenjak itulah hubungan mesra mereka semakin bisa dirasakan oleh publik.
Berkat Lampard, Mount memiliki jalur yang mulus menuju tim utama Chelsea. Kini di usianya yang baru 24 tahun, pemain kelahiran Portsmouth itu sudah mengoleksi 192 penampilan di semua ajang berikut 33 gol dan 37 assist untuk Si Biru.
Di Inggris pun Mount juga menjadi langganan panggilan dan sejak 2019 tital 36 caps berhias lima gol jadi miliknya.
1. Tidak Ada Salahnya Bergantung pada Mount
Kecintaan Frank Lampard pada Mason Mount bisa dibuktikan dengan statistik dan bukan hanya sekedar mitos atau guyonan belaka.
Di periode pertamanya menangani Chelsea, Squawka mencatat Mount adalah pemain dengan menit tampil terbanyak bersama Lampard dengan total 4.042 menit.
Bahkan kapten tim yakni Cesar Azpilicueta hanya menjadi yang nomor dua dengan 3.910 menit.
Jika dibulatkan dalam satuan pertandingan maka Mount memainkan 80 pertandingan di bawah komando Lampard.
Jika Mount adalah pemain yang biasa-biasa saja, tentunya kebijakan Lampard akan mengundang tanda tanya namun lagi-lagi statistik membuktikan jika sang manajer memang bisa memaksimalkan skill sang anak emas.
Hanya Tammy Abraham (21) yang punya jumlah gol lebih banyak ketimbang Mount (12) di era Lampard.
Khusus di ajang Liga Inggris, Mount juga bisa menunjukkan jika ia adalah playmaker yang kreatif dan sanggup menjadi pusat permainan tim.
Total 100 peluang dapat ia ciptakan untuk rekan-rekannya. Tidak ada pemain Chelsea lain yang bisa mendekati angka tersebut. Paling banter hanya Willian (76) dan Azpilicueta (51) saja namun peluang mereka tidak seberapa dalam hal kuantitas.
Untuk semakin menegaskan bagaimana impresifnya statistik tersebut, hanya ada empat pemain lain di Liga Inggris yang bisa menelurkan lebih dari tiga digit peluang dalam saat bersamaan dengan duet Lampard-Mount.
Mereka adalah Kevin de Bruyne (190), Jack Grealish (151), Trent Alexander-Arnold (115), dan James Maddison (111). Maka dari itu tidak ada salahnya jika Frank Lampard kini akan mengandalkan Mason Mount lagi.
2. Kembali Andalkan 4-3-3?
Di periode pertamanya di Chelsea, Frank Lampard senang menggunakan pakem 4-3-3. Dengan demikian ia bisa menempatkan Mason Mount sebagai salah satu gelandang sentral dengan peran membantu penyerangan sebagai 'nomor 10'.
Hanya saja di Stamford Bridge kini situasianya sudah berbeda. Ada Joao Felix yang dianggap lebih unggul.
Pemain pinjaman dari Atletico Madrid itu memang jadi salah satu sosok paling menonjol dalam era kelam Graham Potter. Skill serta visi bermainanya dapat menjadi sesuatu yang berharga untuk membongkar pertahanan rapat lawan.
Namun sebenarnya per 90 menit di Liga Inggris, Mount masih lebih unggul dalam jumlah umpan kunci yakni 1,3 sementara Felix hanya 0,7.
Maka dari itu kami rasa Lampard akan menggeser sang bintang Portugal ke sisi sayap untuk tetap bisa memainkannya. Entah itu di sisi kanan maupun kiri, dapat dipastikan Felix tetap dapat memberikan perbedaaan nyata dengan kualitasnya.
Lini tengah dan depan memang bakal jadi sumber 'sakit kepala' Lampard mengingat Chelsea punya banyak sekali opsi namun mustahil untuk bisa memainkan mereka semua secara maksimal.
Masih ada Hakim Ziyech, Mykhailo Mudryk, Noni Madueke, Raheem Sterling, Kai Havertz, Christian Pulisic, hingga Conor Gallagher yang dapat mengisi pos gelandang serang, winger, maupun penyerang.
Ada baiknya Lampard meminimalisir eksperimen guna mendapatkan hasil positif secepat mungkin. Maka dari itu memasang mereka yang sudah familiar dengan taktiknya adalah sesuatu yang bijak.
Mount, Pulisic, dan Felix ada baiknya menopang Havertz yang dipasang sebagai 'nomor 9'. Di belakang mereka duet Mateo Kovacic serta Enzo Fernandez tampaknya menjadi pilihan terbaik Chelsea.
Meski Kepa Arrizabalaga sudah sempat ia gantikan dengan Edouard Mendy di pos kiper, sang stopper Spanyol pantas mempertahankan posisinya. Sementara itu Ben Chilwell, Thiago Silva, Benoit Badiashile, serta Cesar Azpilicueta cocok melengkapi back four di depannya.