Menguak Kepantasan Evan N’Dicka Gantikan Peran Milan Skriniar di Inter Milan
INDOSPORT.COM – Raksasa Liga Italia (Serie A), Inter Milan, dilaporkan ingin menutupi kehilangan Milan Skriniar dengan buruan barunya, Evan N’Dicka.
Bek milik Eintracht Frankfurt itu dianggap oleh tim berjuluk Nerazzurri tersebut sebagai penerus sepadan Skriniar di musim depan.
Skriniar bakal digantikan olehnya menyusul bakal perginya bek berkebangsaan Slovakia itu di akhir musim 2022/23 ini ke Paris Saint-Germain secara gratis.
Diketahui, bek berusia 28 tahun itu enggan meneken kontrak anyar dengan Inter karena permintaan gajinya tak dipenuhi oleh pihak klub.
Hal ini pun kemudian menjadi tamparan keras bagi Inter, mengingat di musim panas 2022 lalu mereka mendapat tawaran hingga puluhan juta euro dari PSG untuk beknya itu.
Namun nasi telah menjadi bubur. Inter Milan pun kini mulai mencari pengganti sepadan untuk Milan Skriniar guna menyongsong musim depan.
Sejumlah kandidat pun mulai masuk tim yang juga berjuluk La Beneamata itu. Salah satunya adalah Evan N’Dicka dari Eintracht Frankfurt.
Inter berpeluang mendapatkannya tanpa mengeluarkan mahar sepeserpun, menyusul bakal habisnya kontrak N’Dicka bersama Frankfurt.
Sama seperti Skriniar, pemain berusia 23 tahun itu juga berada di penghujung kontraknya yang bakal habis pada Juni 2023 mendatang.
Meski punya calon pengganti, apakah Evan N’Dicka bisa menggantikan peran Milan Skriniar di Inter Milan? Untuk menjawabnya, INDOSPORT pun akan membedah catatan bek Eintracht Frankfurt itu.
1. Sepak Terjang NâDicka
Evan N’Dicka melejit namanya bersama Eintracht Frankfurt sejak bergabung pada 2018 lalu, atau saat usianya baru 19 tahun.
Pemain kelahiran Paris, 20 Agustus 1999 itu sebelumnya hanya berstatus pemain akademi AJ Auxerre terhitung sejak 2016.
Karena kiprahnya, ia pun sempat menjadi andalan di tim utama AJ Auxerre dengan mencatatkan 16 penampilan di musim debutnya pada kasta kedua Liga Prancis atau Ligue 2 2017/18.
Kiprahnya itu membuat Frankfurt tergoda untuk memboyongnya. Alhasil, ia pun dipinang dengan harga relatif murah, yakni 5,5 juta euro pada 2018.
Sejak bergabung Frankfurt, N’Dicka langsung jadi andalan di lini pertahana di berbagai ajang meski dirinya masih tergolong remaja.
Hingga tahun kelima kontraknya, atau di tahun 2023 ini, N’Dicka sudah mencatatkan 176 penampilan di berbagai ajang dengan sumbangan 11 gol dan 10 assist.
Untuk pemain yang baru berusia 23 tahun, jumlah penampilan tersebut menandakan bahwa N’Dicka sudah kenyang asam garam di kancah profesional.
Sehingga wajar jika Inter Milan dan bahkan rival sekotanya, AC Milan, tak ingin melewatkan kesempatan untuk mendapatkannya di musim panas 2023 nanti.
Apalagi dengan statusnya sebagai pemain bebas transfer, alias tak ada biaya yang akan dikeluarkan untuk memboyongnya.
Namun dengan pengalaman segudang di usia muda itu, apakah Evan N’Dicka bisa menggantikan peran vital Milan Skriniar di Inter?
2. Kualitas Evan NâDicka
Jika berbicara soal pengalaman, jelas Skriniar unggul atas N’Dicka. Tapi jika berbicara soal statistik permainan, justru pemain berpengalaman kalah jauh dari pemain yang lebih muda.
Hal ini terlihat dari statistik kala bertahan, di mana N’Dicka dikenal sebagai bek yang agresif dengan rataan 1,26 tekel per 90 menit, 1,24 intersep per 90 menit, 4,59 sapuan per 90 menit, dan 1,5 blok per 90 menit.
Catatan ini mengungguli Skriniar yang punya rataan hanya 1,49 tekel per 90 menit, 0,6 intersep per 90 menit, 2,65 sapuan per 90 menit, dan 1,07 blok per 90 menit.
Postur N’Dicka yang tinggi menjulang yakni 190 cm juga membuatnya unggul duel udara dengan 2,36 menang duel udara per 90 menit, ketimbang Skriniar yang punya catatan hanya 1,16 per 90 menit.
Tapi di Inter Milan, Skriniar bukan bertugas sebagai Sweeper, melainkan Ball Playing Defender yang banyak menginisiasi serangan dari lini belakang.
Hal ini terbukti dengan catatan Skriniar yang punya akurasi operan 91,6 persen dari 66,76 operan per 90 menit. Hebatnya, 3,66 operan di antaranya adalah operan Progressive atau operan untuk menyerang.
Di sinilah kekurangan N’Dicka terlihat. Sebab, ia bukanlah bek bertipe Ball Playing Defender dengan 85,2 persen operan sukses dari 56,94 operan per 90 menit dan hanya 2,71 operan saja yang menuju arah lawan.
Dengan kata lain, N’Dicka dan Skriniar punya perbedaan mendasar dalam hal peran sebagai bek tengah. Meski begitu, ia punya potensi cukup besar untuk melampaui bek andalan Inter itu.
Sehingga, transfer N’Dicka pun akan menjadi transfer sukses bagi Inter. Terlebih lagi usianya masih muda dan ia akan datang tanpa biaya sepeserpun, kecuali untuk membayar Agent Fee nya saja.