Rapor Penggawa Naturalisasi Timnas Indonesia di Piala AFF, Lebih Banyak Sisakan Kekecewaan
INDOSPORT.COM - Timnas Indonesia sudah mencoba berbagai cara untuk menjuarai Piala AFF. Naturalisasi adalah salah satunya meski hingga kini belum berbuah hasil.
Sejak pertama kali diterapkan untuk menghadapi Piala AFF 2010, sudah ada 35 pemain naturalisasi yang sudah diproduksi PSSI namun bahkan tidak semuanya bisa sempat berlaga dalam kostum Tim Garuda.
Meski selalu membawa optimisme, namun sejauh ini pemberian status WNI pada bintang asing dan keturunan baru bisa menambah tiga titel runner-up Piala AFF bagi timnas Indonesia.
Seolah hanya Singapura yang bisa meraih prestasi dengan bekal pemain naturalisasi di ajang Piala AFF.
The Lions saat ini sudah empat kali menjadi kampiun dengan rekor 100% menang saat memasuki babak final.
Padahal sebenarnya pemain-pemain naturalisasi timnas Indonesia tidaklah buruk secara kualitas di atas kertas. Siapa sajakah mereka dan bagaimana kiprah mereka di Piala AFF? Berikut ulasannya.
1. Cristian Gonzalez
Sebagai pemain naturalisasi pertama timnas Indonesia, Cristian Gonzalez menetapkan standar tinggi bagi para penerusnya di masa depan.
El Loco yang memang merupakan punya reputasi sebagai bomber subur sejak merumput di liga Indonesia pada 2003 silam dapat meneruskan ketajamannya setelah disumpah di bawah bendera merah-putih.
Piala AFF 2010 jadi satu-satunya edisi Piala AFF yang pemain kelahiran Uruguay itu punya kontribusi besar bagi timnas Indonesia meski juga sempat ikut dalam skuat di edisi 2014.
Gonzalez jadi tumpuan Merah-Putih ke final Piala AFF 2010 dengan tiga gol termasuk dua ke gawang Filipina di semifinal. Sayangnya ia justru mandul dalam dua leg kontra Malaysia yang membuat timnas Indonesia harus puas dengan predikat runner-up.
1. 2. Tonnie Cusell
Dualisme kompetisi jelang Piala AFF 2012 membuat timnas Indonesia tidak dapat memanggil banyak pemain penting mereka. Akhirnya PSSI pun merekrut pemain naturalisasi darurat.
Tonnie Cusell adalah salah satunya. Sayang, kualitas gelandang sentral berdarah Belanda itu tidak cukup apik bahkan untuk sekedar meloloskan timnas Indonesia dari fase grup.
Setelah tampil dua kali, Cusell sama sekali tidak pernah dipanggi lagi. Kabarnya karena hal ini pemain yang akhirnya sempat memperkuat sejumlah klub amatir Belanda sebelum pensiun di 2016 itu menyesal menjadi WNI.
3. Jonny van Beukering
Pengalamannya bermain di kasta tertinggi Belanda bersama Vitesse Arnhem, Nijmegen, dan juga Feyenoord membuat nama Jonny van Beukering diharap bisa jadi pembeda di Piala AFF 2012.
Hanya saja saat turnamen dimulai fisiknya tidak fit dan kelebihan berat badan. Layaknya Tonnie Cussel, akhirnya sang striker kemudian terlupakan setelah mencatatkan dua caps dan bahkan malah masuk dalam daftar salah satu pemain terburuk bagi Garuda.
4. Raphael Maitimo
Dengan pamornya sebagai mantan penggawa Belanda junior, Raphael Maitimo justru malah punya karier yang pendek di timnas Indonesia sebagai pemain naturalisasi.
Hanya dua kali ia bisa mengikuti Piala AFF yakni di 2012 dan 2018 dimana hasilnya Merah-Putih tidak mampu meloloskan diri ke semifinal dalam dua kesempatan tersebut.
Padahal Maitimo sebenarnya sempat dianggap bisa pemain untuk jangka panjang. Pasalnya ia cukup fleksibel ditempatkan di banyak posisi seperti gelandang, sayap, bek sayap, hingga penyerang jika diperlukan.
5. Serginho van Dijk
Saat dinaturalisasi untuk timnas Indonesia pada 2013 lalu banyak yang berharap jika Serginho van Dijk bisa menjadi Cristian Gonzalez kedua. Striker yang haus gol dan mampu menbawa sangara bersaing demi trofi juara Piala AFF.
Akan tetapi justru bomber plontos itu hanya punya enam caps selama berbaju dengan logo Garuda di dada berbuah satu gol. Padahal di level klub ia sangat subur. Termasuk saat menjaid top skor Liga Australia 2010/2011 dan 21 gol dalam musim debutnya di Liga Indonesia (2013).
2. 6. Victor Igbonefo
Sebelum dinaturalisasi, Victor Igbonefo dikenal sebagai bek asing asal Nigeria yang masuk dalam generasi emas Persipura Jayapura era awal 2000-an.
Tidak kurang dari tiga titel Liga Indonesia sukses ia bawakan untuk Mutiara hitam sehingga akhirnya PSSI tertarik untuk memberikannya status WNI.
Di Piala AFF 2014 namanya menjadi pemain utama namun kelolosan ke semifinal tidak bisa diraih. Perannya beralih sebagai rotasi di Piala AFF 2020 dimana timnas Indonesia menembus final dan Igbonefo dilaporkan menjadi mentor yang apik bagi para pemain muda terutama Elkan Baggott.
7. Stefano Lilipaly
Setelah Cristian Gonzalez, Stefano Lilipaly mungkin berhak untuk menggenggam titel pemain naturalisasi timnas Indonesia terbaik kedua yang pernah ikut di Piala AFF.
Disebut sebagai Andres Iniesta-nya Zamrud Khatulistiwa, kedatangannya yang memang sudah lama dinanti membuat pecinta sepakbola tanah air tersenyum lebar. Akhirnya mereka akan punya playmaker andal sepeninggal Firman Utina.
Debutnya di Piala AFF tiba di edisi 2016 dan ia langsung memikat hati fans dengan dua gol vitalnya ke gawang Singapura dan Vietnam yang membuat pasukan Alfred Riedl melaju ke babak final meski akhirnya tumbang di tangan Thailand.
Lilipaly gagal untuk mengulangi capaian tersebut dua tahun kemudian. Di Piala AFF 2022 ia punya kans untuk menebus kegagalan setelah tak lolos seleksi skuat Piala AFF 2020 namun lagi-lagi di usianya yang masih 32 tahun namanya belum menarik di mata Shin Tae-yong.
8. Beto Goncalves
Kisah Beto Goncalves bersama timnas Indonesia mirip dengan mantan rekannya di Persipura Jayapura, Victor Igbonefo.
Datang dengan harapan tinggi dengan reputasi besar yang didapat dari karier bersama klub Liga Indonesia, sang predator kotak penalti kelahiran Brasil melempem di Piala AFF.
Memang rasio gol Beto cukup baik secara keseluruhan yakni 10 gol dari 12 caps namun saat harus membela timnas Indonesia di Piala AFF 2018, yang jadi pengalaman satu-satunya, bomber naturalisasi itu pulang tanpa prestasi dan hanya mengantongi satu gol.