Buka-bukaan, Pelatih Kiper Persija Beberkan Pengalaman di Liga 1 ke Media Ceko
INDOSPORT.COM – Pelatih kiper Persija Jakarta, Jan Klima, membeberkan pengalamannya di Liga 1 Indonesia, termasuk soal kompetisi yang terhenti dan kualitas liganya yang hampir selevel dengan Ceko.
Pelatih kiper Persija tersebut dahulunya merupakan penjaga gawang yang sempat membela Pribram FK Viagem Pribram, Lazne Bohdanec, dan sempat bermain di timnas futsal Ceko.
Setelah itu, Jan Klima memutuskan untuk menjadi pelatih kiper dan sempat melatih di Arab Saudi. Namun pada Juni 2022, ia memilih bergabung menjadi staf pelatih di tim Persija Jakarta.
Belum lama bertugas di Persija Jakarta, ia menyayangkan kompetisi Liga 1 2022-2023 terhenti karena pecah tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 yang menewaskan 135 orang.
Ia menilai bahwa tragedi tersebut merupakan sesuatu hal yang tidak masuk akal. Jan Klima tidak paham mengapa panpel yang menyelenggarakan pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya tersebut memberikan kuota lebih bagi penonton.
Tragedi tersebut membuat banyak suporter dan pecinta sepak bola mengutuk keras atas jatuhnya korban yang begitu banyak akibat berdesak-desakan.
Hal lain yang Jan Klima sayangkan adalah, pasca peristiwa tersebut seharusnya timnya, Persija Jakarta akan melawan Persib dalam tajuk El Clasico versi Indonesia.
Ia menyayangkan bahwa laga Persib Bandung melawan Persija Jakarta ditunda karena itu merupakan kesempatan Macan Kemayoran untuk mengambil poin dan memimpin klasemen.
Pecahnya Tragedi Kanjuruhan tersebut mulanya membuat Jan Klima depresi, apalagi setelah mengetahui begitu banyak korban yang jatuh.
Akibat tragedi tersebut pula, seluruh kompetisi Liga Indonesia dari kasta tertinggi hingga kasta paling bawah diberhentikan untuk sementara.
1. Sebut Liga 1 Buruk dalam Hal Taktik
Saat ini, Jan Klima bersama Persija Jakarta hanya melakukan latihan dan internal game sambil menunggu kepastian kapan kompetisi Liga Indonesia akan dimulai.
Ketika ditanya wartawan Ceko, Jan Klima menilai bahwa sepakbola Indonesia merupakan olahraga populer yang disukai oleh sebagian besar masyarakat, selain badminton.
Ia juga ditanya perbandingan Liga Indonesia dengan Liga Ceko. Jan Klima menilai bahwa banyak sekali pemain berkualitas yang bisa berkembang secara teknis. Akan tetapi ia menilai bahwa kelemahannya ada di bagian taktis.
"Untuk (Liga 1) levelnya tak begitu buruk. Para pemain banyak berkualitas secara teknis, tapi buruk di bagian taktikal. Tapi beberapa tim bisa bermain di kompetisi kita (Ceko)," tutur Jan Klima kepada media Republik Ceko, Denik.
Sebelum bergabung ke Persija Jakarta, Jan Klima belum pernah sama sekali menginjakkan kaki di Indonesia. Ia juga tidak menyangka akan bertugas di Indonesia.
Jan Klima menilai bahwa temannya Feras Ali, seorang manajer yang bertanggung jawab atas semua transfer di Asia adalah sosok yang membawanya ke Indonesia.
Feras Ali juga memberi tahu terkait apapun di Indonesia, seperti kegilaan orang di sini tentang sepakbola, banyak tim bagus, dan kehidupan yang bagus.
Pada akhirnya Jan Klima menyatakan harus mengambil tawaran tersebut karena ia mungkin akan menyesal di suatu hari apabila tidak mengambil pekerjaan itu.
Jan Klima juga belum pernah sekalipun bekerja sama dengan pelatih asal Jerman yang saat ini menukangi Persija Jakarta, yakni Thomas Doll.
Oleh sebab itu, pengalaman pertama dan bergabung dalam staf kepelatihan Thomas Doll menjadi tantangan bagi Jan Klima untuk bekerja di Persija Jakarta.
Sumber: Denik
Penulis: Lukman Hadi Subroto