PSSI Bongkar Alasan Tolak Laga Arema vs Persebaya Main Sore Hari
INDOSPORT.COM – Pihak Komdis PSSI mengungkap alasan mengapa laga Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya diadakan malam hari di Stadion Kanjuruhan.
Ungkapan ini muncul dalam Konferensi pers pada hari Selasa (04/10/22) yang dilakukan usai sidang pada hari Minggu lalu.
Dalam konferensi pers kali ini, menghadirkan Ketua Komdis PSSI, Erwin Tobing, wakil ketua, Eko Hendro Prasetyo, dan beberapa anggota, seperti Khairul Anwar, Umar Husin, dan Aji Riduan.
Seperti diketahui, tragedi Kanjuruhan terjadi pada hari Sabtu (04/10/22) silam dan menyebabkan banyak sekali korban meninggal dunia.
Tragedi Kanjuruhan memang menyita perhatian dunia internasional lantaran 125 orang menjadi korban jiwa dan 323 orang di antaranya terluka.
Salah satu hal yang menjadi sorotan dunia internasional, karena ada korban jiwa anak-anak yang kabarnya mencapai 32 orang.
Dari putusan lengkap sidang Komdis PSSI, Arema FC dinilai melanggar kode disiplin PSSI tahun 2018.
Itu diawali dengan masuknya suporter klub ke dalam lapangan pertandingan dan gagal diantisipasi oleh panitia pelaksana pertandingan.
Namun demikian, ada satu pertanyaan yang mengganjal di benak warganet dan pengamat di media sosial, yaitu mengapa PSSI memainkan laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di malam hari.
Hal ini diungkap secara gamblang oleh Ketua Komdis PSSI, Erwin Tobing dalam konferensi Pers tersebut mainkan laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di malam hari, yang kemudian berbuah tragedi Kanjuruhan yang meledak.
1. Ungkapan Komdis PSSI soal Mainkan Laga Arema FC vs Persebaya di Malam Hari
Seperti diungkapkan oleh ketua Komdis PSSI, Erwin Tobing, berujar bahwa salah satu alasan menggelar pertandingan menjadi malam hari karena pertimbangan suporter.
Menurutnya, pertandingan sepak bola tanpa penonton tidaklah menarik, sehingga ini menjadi salah satu pertimbangan menggelar laga ke jam tertentu.
“Ini yang saya katakan tadi bahwa permainan sepak bola jika tidak ada penonton tidak seru dan ada hal yang disepakati dengan pihak kepolisian dan pihak panpel, sehingga pertandingan dibuat menjadi malam hari,” ujar Erwin Tobing dalam konferensi Pers Tragedi Kanjuruhan.
“Indonesia penduduknya sangat menyukai sepak bola, padahal jam-jam tertentu masih bekerja dan hal ini sudah sangat lama dilakukan.”
“Tidak sekarang saja dan bergulir sekian lama, kecuali ada hal yang menjadi pertimbangan karena ada pilkada atau ada acara lain,” kata Erwin Tobing.
Dengan kejadian ini, Arema FC pun kemudian mendapat hukuman dari Komdis PSSI buntut tragedi Kanjuruhan yang terjadi seusai laga Liga 1 melawan Persebaya Surabaya.
Merujuk kepada Pasal 69 Ayat 1, Ayat 2, dan Ayat 3 Kode Disiplin PSSI tahun 2018, Arema FC dan Panpel pertandingan dilarang menyelenggarakan pertandingan dengan penonton sebagai tuan rumah.
2. Sanksi Komdis PSSI untuk Arema FC
Laga kandang Arema FC juga harus dilaksanakan di tempat yang berjarak minimal 250 km dari homebase utama (Stadion Kanjuruhan Malang) sampai musim Liga 1 Tahun 2022/23 selesai.
Lalu, Arema FC dikenakan sanksi denda sebesar Rp250 juta dan pengulangan terhadap pelanggaran terkait di atas akan berakibat terhadap hukuman yang lebih berat.
Namun, Arema FC masih diberikan kesempatan untuk melakukan banding terhadap keputusan tersebut sesuai dengan Pasal 119 Kode Disiplin PSSI.
Baca Selengkapnya: Perjalanan Teco dan Bali United yang Sukses Rajai 2 Era Liga 1