Piala Dunia 2022: 'Menyatroni' Qatar, UEFA Bela Hak-hak LGBT dan Pekerja
INDOSPORT.COM – Jelang bergulirnya event sepak bola akbar Piala Dunia 2022, UEFA menyempatkan diri untuk mengunjungi Qatar untuk yang ketiga kalinya, guna menjamin hak-hak LGBT dan pekerja di sana..
Dalam kunjungan tersebut, pihak UEFA menemui Asosiasi Sepak Bola Qatar, Organisasi Buruh Internasional (ILO), Kementerian Ketenagakerjaan Qatar, Komite Tinggi untuk Pengiriman dan Warisan, dan beberapa pihak lainnya.
Pertemuan ini dilakukan dengan tujuan agar sepak bola menjadi sarana positif untuk perubahan yang lebih baik lagi.
Dalam pertemuan tersebut, UEFA membahas tentang hak-hak LGBT. UEFA meminta agar adanya jaminan yang diberikan kepada para penggemar yang membawa bendera pelangi.
UEFA menjamin bahwa hak-hak LGBT akan terjamin, tanpa mengurangi rasa hormat terhadap kebudayaan lokal yang ada di Qatar.
Bukan hanya itu, UEFA juga memastikan agar para staf hotel dapat memperlakukan para penggemar dengan baik tanpa adanya diskriminasi.
Ketua Tim Kelompok Kerja UEFA, Michele Uva, mengapresiasi keterbukaan beberapa pihak yang ditemui guna membahas persiapan berlangsungnya Piala Dunia 2022 di Qatar.
“Kami berterima kasih kepada Komite Tinggi dan semua lembaga yang terlibat atas keterbukaan dalam dialog kami dan mencari solusi dengan mempertimbangkan hak asasi manusia sebagai pilar penting dari acara sepak bola yang berkelanjutan.” ucap Michele, dikutip dari Marca.
Selain membahas hak-hak LGBT, UEFA dan beberapa lembaga lainnya juga mengangkat isu tentang para pekerja migran yang berada di sana.
Para pekerja migran menyampaikan kemajuan yang telah dicapai, tetapi menuntut dukungan dalam beberapa sekor, seperti: dukungan hukum, tempat pekerja, layanan penerjemahan, dan akses informasi.
1. Kebenaran soal Isu LGBT di Qatar
Qatar dikenal luas sebagai negara yang ketat menjalankan pemerintahan mereka dengan aturan-aturan yang berlandaskan hukum agama.
Menurut hukum yang berlaku di sana, menjadi homoseksual di Qatar akan dijatuhi hukuman tiga tahun penjara. Bahkan, pelaku homoseksual di sana bisa saja mendapatkan hukuman mati.
Karena hal ini, banyak rumor-rumor yang bermunculan jelang berlangsungnya Piala Dunia 2022 yang akan dilaksanakan di Qatar.
Menyebarnya informasi tentang hukuman seks di luar pernikahan yang dilarang di Qatar membuat beberapa isu dan gosip mulai datang silih berganti.
Menurut laporan dari berbagai pihak, Qatar dirumorkan akan menjatuhi hukuman 11 tahun penjara bagi siapa saja yang mengibarkan bendera pelangi di depan umum.
Dilansir dari Marca, fakta tentang hukuman tersebut hanyalah hoax. Karena hingga saat ini, belum ada sumber resmi yang menyatakan kabar tersebut.
FIFA secara tegas menjamin bendera apa saja diizinkan untuk berkibar di dalam stadion selama pertandingan Piala Dunia berlangsung.
Selain itu, faktanya adalah Qatar akan menjatuhi hukuman bagi siapa saja yang mengibarkan bendera pelangi di luar stadion. Jika hal tersebut terjadi, maka hukum Qatar akan ditegakkan.
Komunitas LGBT berencana akan bereaksi dengan membuat sebuah pernyataan terhadap kunjungan mereka ke negara dengan undang-undang yang ketat terhadap minoritas.
Hal ini sangat mungkin terjadi, mengingat kelompok LBTQ sangat konsisten untuk memperjuangkan hak mereka untuk berekspresi.
2. Piala Dunia 2022 di Qatar Dapat Kecaman
Dua pelatih raksasa Liga Inggris (Premier League), Jurgen Klopp dan Thomas Tuchel, mengecam keras Piala Dunia Qatar 2022 karena khawatir pada pemainnya.
Sebelumnya, Piala Dunia Qatar 2022 ini juga sempat diprotes oleh pelatih Timnas Inggris, Gareth Southgate karena bertambahnya jumlah pemain.
FIFA telah mengonfirmasi bahwa skuad untuk Piala Dunia 2022 bakal diperbanyak menjadi 26 pemain, sebuah keputusan yang mendapat perhatian dari Gareth Southgate karena dapat memiliki dampak negatif menjelang turnamen di Qatar akhir tahun ini.
Dengan aturan ini, The Three Lions dapat memilih 26 pemain untuk dibawa ke Piala Dunia di Qatar, sebuah keputusan yang telah diperingatkan pelatih Inggris dapat memberikan dampak buruk bagi timnya.
FIFA telah mengonfirmasi bahwa para pelatih Timnas tak akan lagi dibatasi dengan kuota pemain sebanyak 23 pemain, yang berarti mereka dapat memanggil tiga pemain tambahan ke tim dengan kuota maksimal sebanyak 26 pemain di Piala Dunia 2022.
Baca selengkapnya: Piala Dunia 2022 di Qatar Mendapat Kecaman Keras dari Jurgen Klopp dan Thomas Tuchel