Boro-boro Tsunami Trofi, 2 Pelatih Belanda Bikin Man United Tsunami Air Mata Lagi di Liga Inggris
INDOSPORT.COM - Start buruk Manchester United di Liga Inggris (Premier League), membuat Erik ten Hag mengikuti jejak pelatih asal Belanda sebelumnya, Louis van Gaal.
Duel seru tersaji di pertandingan perdana Liga Inggris antara Manchester United vs Brighton & Hove Albion di Stadion Old Trafford pada Minggu (07/08/22) malam WIB.
Tuan rumah harus menerima kenyataan pahit di awal musim lantaran dipecundangi oleh tamunya, dengan skor 1-2 untuk kemenangan Brighton.
Hasil ini membuat Manchester United berada di posisi ke-14 pada papan klasemen Liga Inggris, sementara Brigton bertengger di tempat ke-5.
Pertandingan berjalan sengit di awal-awal babak pertama. Brighton bahkan tampil lebih ngejreng dengan menciptakan banyak peluang.
Pada menit ke-2 misalnya, pemain mereka Leandro Trossard nyaris membuat gol usai memanfaatkan kontrol bola yang tidak sempurna dari Diogo Dalot.
Ia masuk ke kotak penalti dan kemudian melepas sepakan kaki kiri dengan kencang. Untungnya bola masih melipir tipis ke samping gawang Manchester united.
MU tidak tinggal diam. Mereka coba membangun serangan, Bruno Fernandes mendapat peluang.
Ia mendapat bola matang berkat umpan tarik McTominay dari dalam kotak penalti. Sayangnya bola tembakannya melambung tinggi dari sasaran.
Kebuntuan akhirnya pecah pada menit ke-30. Brighton unggul lebih dahulu melalui gol Pascal Groos, setelah menerima umpan mendatar dari Danny Welbeck ke tiang jauh. Skor berubah 0-1.
MU makin ketar-ketir, setelah sembilan menit kemudian Brighton menggandakan keunggulan jadi 0-2 pada menit ke-39.
Pascal Gross lagi-lagi mencatatkan namanya di papan skor. Ia dengan mudah menyambar bola muntah usai kiper Spanyol itu menghalau sepakan Solly March.
Skor 0-2 mewarnai hasil pertandingan Manchester United vs Brighton di babak pertama Liga Inggris.
Memasuki babak kedua, Manchester United coba bermain lebih baik. Ketenangan dalam membangun serangan mereka terapkan.
Akan tetapi upaya tersebut masih belum efektif. Justru Brighton yang penampilannya jauh lebih baik.
Pada menit ke-48 mereka mendapat peluang. Danny Welbeck nyaris mencetak gol andai bola dari hasil tandukannya tak melebar ke sisi gawang.
Menit ke-59, peluang emas didapat Rashford. Ia bisa menendang bola hasil umpan datar Ronaldo dari kanan. Namun bola masih bisa ditepis oleh kiper Brighton.
Gol yang ditunggu-tunggu publik Old Trafforda akhirnya datang juga pada menit ke-67.
Adalah Alexis Mac Allister pemain Brighton yang mencetak gol ke gawangnya sendiri alias gol bunuh diri, karena terjadi kemelut dari sepak pojok. Skor tak berubah 1-2 yang bertahan hingga babak kedua usai.
1. Tsunami Air Mata
Kekalahan ini membuat nama Erik ten Hag menjadi sorotan lantaran ia gagal memberikan kemenangan di partai perdana Liga Inggris bersama Manchester United.
Padahal kehadirannya cukup membuat banyak penggemar Setan Merah berekspektasi tinggi, mengingat kiprahnya sebagai pelatih bersama Ajax Amsterdam sangat fenomenal.
Ia mampu membawa mantan klubnya itu menjadi kuda hitam Eropa dalam beberapa musim lalu, termasuk bisa mengantarkan hingga ke partai semifinal Liga Champions.
Tak heran jika elektabilitas Erik ten Hag langsung meroket, dan dinilai sebagai pelatih yang tepat untuk mengembalikan performa Manchester United ke persaingan gelar juara.
Sayang di awal-awal karier Erik ten Hag menangani Manchester United tak berjalan mulus. Mereka baru saja merasakan kekalahan di laga perdana Liga Inggris.
Mirisnya lagi, nama Erik ten Hag masuk dalam jajaran pelatih yang lagi-lagi harus membuat rekor buruk yakni memberikan kemenangan perdana Brighton di Old Trafford.
Sebelumnya dalam 14 pertemuan (2 imbang, 12 kalah) Brighton tak pernah bisa meraih kemenangan di Old Trafford.
Padahal persiapan mereka di pramusim terbilang tidak begitu mengecewakan. Manchester United mampu membantai Liverpool 4-0.
Hasil yang bikin banyak pihak optimis, kalau kedatangan Erik ten Hag bakal membuat Manchester United tsunami trofi musim depan.
Namun setelah musim mulai berjalan, bukan tsunami trofi yang hadir melainkan tsunami air mata untuk para pendukung Setan Merah.
Permainan tiki-taka Erik ten Hag tak berjalan mulus, malah mereka yang diberi pelajaran oleh lawannya.
Di lini belakang, kombinasi Harry Maguire dan Lisandro Martinez juga kurang kompak, dengan nama terakhir sering kalah duel karena tubuhnya yang mungil.
Maguire sendiri mengakui itu, ia mengatakan: "Ini sesuatu yang harus kami perbaiki, kalau tidak ini akan terus terjadi," kata Maguire usai laga.
"Senang ada Lisandro Martinez di sini. Kami saling memperebutkan posisi di bek sentral."
"Kami belum banyak main bareng dan di paruh pertama tadi kami tidak satu frekuensi. Kerja sama bek tengah harus dibangun perlahan dan kami akan menjadi semakin baik dan mencatatkan clean sheets," tukasnya.
Sementara itu Erik ten Hag mempunyai alasan tersendiri atas kekalahan ini. Kesalahan sendiri dan kurangnya percaya diri menjadi salah satu penyebabnya.
"Kami memulai pertandingan dengan baik. Namun konsentrasi para pemain mulai menurun seiring kepercayaan diri yang melemah. Hasilnya pemain kami banyak berbuat kesalahan, lalu lawan menghukum kami," ujar Ten Hag.
"Saya memahami masalah itu (kepercayaan diri menurun) setelah apa yang mereka alami musim lalu."
"Tapi tak seharusnya mereka merasakan hal itu. Mereka adalah pemain-pemain bagus, keyakinan itu datang dari dalam diri sendiri," tukas Ten hag usai pertandingan Manchester United vs Brighton di pekan ke-1 Liga Inggris.
2. Ikuti Jejak Louis van Gaal
Erik ten Hag menajdi pelatih asal Belanda kedua yang harus menerima start buruk di Liga Inggris.
Sebelumnya ada nama Louis van Gaal yang sudah lebih dahulu merasakannya. Kala itu Manchester United asuhannya harus tunduk 1-2 dari Swansea City pada Liga Inggris musim 2014/2015.
Meski mendominasi, MU harus kebobolan lebih dulu melalui gelandang Swansea, Ki Sung-Yeung di menit ke-28.
Pemain asal Korea itu menendang bola keras mendatar ke sisi kiri yang gagal dihalau kiper De Gea. Skor 0-1 untuk keunggulan tim tamu bertahan hingga turun minum. Di babak kedua, Wayne Rooney Dkk lebih bermain menyerang.
Hasilnya, di menit ke-53, Rooney menyamakan kedudukan melalui gol akrobatiknya depan gawang Swansea setelah meneruskan sundulan Chicarito hasil sepak pojok Juan Mata. Skor menjadi 1-1.
Namun skor tersebut tak berlangsung lama, di menit ke-72 Swansea kembali unggul melalui gelandang anyarnya, Gylfi Sigurdsson.
Memanfaatkan kemelut depan gawang MU, pemain yang diboyong dari Tottenham Hotspurs itu dengan mudah menundukkan De Gea. Skor 1-2 untuk keunggulan tim tamu.
Di akhir musim Liga Inggris musim 2014-2015 tersebut, Louis van Gaal mampu membawa Manchester United finis di peringkat ke-4 di atas Tottenhan Hotspur (5) dan Liverpool (6).