CV-nya Menarik, Christophe Galtier Pelatih Underdog bagi Klub Serba Sempurna PSG
INDOSPORT.COM - Mantan pelatih OGC Nice, Christophe Galtier, belum lama ini dikaitkan dengan kepindahan ke sesama rival Ligue 1 Prancis, Paris Saint-Germain (PSG).
Rumor ini mulai berhembus sejak muncul kabar PSG ingin memecat Mauricio Pochettino, yang mana terhitung baru sebentar mengasuh Kylian Mbappe dkk.
Seperti diwartakan Sky Sports, PSG sudah dekat mendatangan Christophe Galtier yang sempat punya rapor positif di OGC Nice.
Bagi sebagian orang, nama Christophe Galtier mungkin masih terdengar asing, namun pelatih yang satu ini sudah sering mondar-mandir di kancah sepak bola Prancis.
Sederet klub pun pernah dibelanya saat masih aktif sebagai pemain. Sebut saja beberapa di antaranya Marseille, Lille, Toulose, dan Angers.
Lalu setelah terjun ke dunia kepelatihan, ia tercatat membesut Saint-Etienne dan Lille sebelum datang ke OGC Nice.
Layak disebut sebagai pelatih ‘underdog’ yang mudah saja dipandang sebelah mata, ia ternyata punya CV yang lumayan menarik.
Prestasi terbaiknya sebagai juru taktik adalah membawa Lille menjuarai Ligue 1 Liga Prancis 2020-2021.
Musim 2020-2021 memang sangat berkesan bagi Lille saat itu karena sukses menjadi raja sepak bola Prancis mengangkangi PSG.
Tipis saja, mereka finis di puncak klasemen akhir dengan 83 poin, unggul satu angka dari Neymar cs (82).
1. PSG si Klub Serba Sempurna
Satu tahun berlalu, kini pelatih mereka justru diincar PSG yang belum lama ini menjadi sorotan karena ucapan sang presiden, Nasser Al-Khelaifi.
Bicara soal potensi kepidahan Neymar, ia pun menyoroti dan menyenggol performa para pemain PSG yang harus ditingkatkan lagi musim depan.
Padahal, skuat Les Parisiens baru saja menjuarai Ligue 1 Prancis bersama Mauricio Pochettino. Namun nampaknya raihan itu saja tidak cukup bagi Nasser Al-Khelaifi dan klub.
“Potensi Neymar pergi? Apa yang bisa saya katakan adalah, kami selalu meminta para pemain agar menampilkan performa yang lebih baik dari musim lalu,” ucapnya seperti diwartakan laman Marca.
Musim lalu PSG memang sukses menjadi raja sepak bola Prancis namun perjalanan mereka di ajang Liga Champions menemui jalan buntu di 16 besar.
Berjumpa lawan berat yakni Real Madrid, Neymar dkk harus menyerah usai kena comeback dramatis di leg kedua.
Nyesek, unggul 1-0 di leg pertama, mereka dibombardir tiga gol oleh Real Madrid yang pada akhirnya membuat skor agregrat berubah menjadi 2-3.
Hasil mengecewakan itu seolah menciptakan satu noda dalam CV Mauricio Pochettino bersama PSG, terlepas dari kesuksesannya membawa tim juara Ligue 1 Liga Prancis, Coupe de France, dan Trophée des Champions.
Sejak era kepelatihannya pada Januari 2021, ia ternyata belum sanggup memberi kesempurnaan bagi Nasser Al-Khelaifi dan klub.
Dan kini, kabar tentang pemecatannya bergulir setelah menyumbang trofi, sebelas dua belas dengan nasib sang pendahulu, Thomas Tuchel.
2. Tantangan Christophe Galtier di PSG
PSG pun nampak sebagai klub yang cukup sulit dibuat puas dengan kinerja para pelatihnya, terutama jika mereka bergantu pelatih lagi tahun ini.
Di tengah permintaan dan tuntutan yang tinggi dari sang raksasa Prancis, Christophe Galtier nantinya akan dihadapkan pada PR serta tantangan besar di PSG.
Apakah prestasi menggemparkannya ketika membawa Lille juara Ligue 1 2020-2021 cukup sebagai bekalnya menghadapi Neymar, Kylian Mbappe, dan Lionel Messi dalam satu tim?
Level yang harus ditanganinya di ruang ganti tim tentu bakal jauh berbeda dari OGC Nice. Selain itu, ekspektasi terhadapnya tentu akan meningkat tajam seiring reputasi PSG jang masif di Prancis.
Mauricio Pochettino yang menyumbang gelar Ligue 1 saja harus berhadapan dengan risiko pemecatan karena gagal membawa PSG berjaya di Liga Champions.
Christophe Galtier sendiri tercatat baru satu kali membimbing Lille di Liga Champions dan tidak punya banyak pengalaman di level Eropa.
Tentu saja, ia akan diberi kesempatan untuk memoles PSG agar bisa tampil lebih baik di kancah Eropa. Akan tetapi, berapa lama waktu yang ia butuhkan, tidak ada yang tahu.
Di sisi lain, pertanyaan lain yang muncul adalah, apakah PSG yang sudah ngebet dengan trofi Si Kuping Besar mau menunggu jika ternyata magis Christophe Galtier tidak jadi dalam satu musim?
Namun pelatih asal Marseille ini punya prinsip melatih yang ketat, yang otomatis akan membuat para pemain PSG jauh dari kata bermalas-malasan.
Tentu sangat menarik untuk dinanti, akan seperti apa sepak terjangnya jika menangani PSG kelak. Bakal lebih baik dari Mauricio Pochettino?