Mengenal Marc Cucurella, Buangan Barcelona yang Jadi Bek Idaman Pep Guardiola di Manchester City
INDOSPORT.COM – Sukses memboyong Erling Haaland, Manchester City kini membidik bek buangan Barcelona yang saat ini membela Brighton, Marc Cucurella.
Sempat bersaing ketat dengan Liverpool, Manchester City akhirnya sukses menyegel gelar Liga Inggris di pekan terakhir, dengan keunggulan hanya 1 poin dari The Reds.
Ketatnya persaingan pada musim lalu itu pun membuat The Citizens berbenah serius dalam menyambut musim depan. Mereka pun bergerak cepat di bursa transfer dan sukses memboyong Erling Haaland.
Bomber supertajam itu diboyong dari Borussia Dortmund dengan biaya 60 juta euro dan diikat kontrak 5 tahun hingga 2027.
Sukses mendatangkan pemain dengan catatan 83 gol dari 87 laga untuk Dortmund itu, City pun mengalihkan perhatian ke sektor lain yakni bek kiri.
Seperti diketahui, kasus hukum yang menjerat Benjamin Mendy membuat Guardiola lebih kerap memasang Joao Cancelo dan Oleksandr Zinchenko di pos tersebut.
Namun, Man City kini terancam krisis bek kiri seiring keinginan Zinchenko untuk hengkang mencari menit bermain rutin, dengan Arsenal sebagai peminat terkuat.
City pun kemudian mengarahkan radar mereka kepada bek kiri Brighton, Marc Cucurella. Pemain Spanyol itu tampil apik bersama The Seagulls, dan sukses menjadi pilihan utama dengan 34 penampilan di Liga Inggris.
Ia pun menjadi salah satu kunci Brighton menembus 10 besar dengan finis di posisi 9 klasemen, dan bahkan terpilih menjadi pemain terbaik The Seagulls musim lalu oleh penggemar dan para pemain.
Dilansir Manchester City, The Citizens telah mencapai kesepakatan pribadi dengan Cucurella. Dengan demikian, mereka tinggal perlu mencapai kesepakatan dengan Brighton terkait biaya transfer, dengan Brighton diketahui berkeras memasang harga 50 juta pounds untuk bek 23 tahun itu.
1. Tak Terpakai di Barcelona
Di balik kegemilangan Marc Cucurella bersama Brighton, sang bek kiri sejatinya baru menjalani musim perdananya di Liga Inggris.
Ia diboyong dari klub Liga Spanyol, Getafe, pada bursa transfer musim panas 2021 dan diikat kontrak berdurasi 5 tahun hingga Juni 2026.
Namun meski namanya mulai dikenal sejak memperkuat Getafe, Cucurella sejatinya adalah lulusan akademi klub papan atas Spanyol yakni Barcelona.
Lahir di Barcelona, Marc Cucurella sebenarnya lebih dulu bermain futsal sebelum kemudian bergabung dengan akademi Espanyol pada 2006 ketika berusia 8 tahun. Enam tahun kemudian, ia menyeberang ke rival sekota Espanyol yakni Barcelona dalam usia 14 tahun.
Pada usia 18 tahun, Cucurella akhirnya menjalani debut senior, meski penampilannya itu terjadi bersama Barcelona B alih-alih tim utama. Meski demikian, ia secara total mencatatkan 17 penampilan musim itu dan membawa Barcelona B promosi ke kasta kedua Liga Spanyol alias Segunda Division.
Musim berikutnya pada 2017/2018 ia pun menjadi pilihan utama di pos bek kiri dan sukses mencatatkan 37 penampilan di liga. Sayangnya, meski tampil apik dan menjadi salah satu pemain kunci di tim B, Cucurella kesulitan mendapatkan tempat di tim utama Barcelona.
Sempat dimainkan di tim utama saat menghadapi Murcia di Copa del Rey, ia kemudian malah dipinjamkan ke Eibar pada bursa transfer musim panas 2018.
Tampil gemilang bersama Eibar, ia pun akhirnya dipermanenkan. Menariknya, hanya 2 minggu setelah dipermanenkan Eibar, Barcelona memutuskan untuk mengaktifkan klausul pembelian kembalinya.
Sayangnya, oleh Barcelona ia justru dipinjamkan lagi ke Getafe. Bersama Getafe ia lagi-lagi jadi pilihan utama hingga akhirnya dipermanenkan, dan mengakhiri ikatannya dengan Barcelona dengan hanya tampil 1 kali di tim utama.
Satu tahun setelah dipermanenkan Getafe, Marc Cucurella diboyong Brighton dengan biaya 15 juta pounds dan memulai perjalanan barunya di tanah Inggris.
2. Berkemampuan Lengkap dan Versatil
Berposisi sebagai bek kiri, Marc Cucurella dikenal tangguh dalam menggalang pertahanan. Musim lalu, ia bahkan menempati posisi kedua dalam rataan tekel dengan 2,7 tekel per laga. Angka itu hanya kalah dari gelandang bertahan andalan The Seagulls, Yves Bissouma, yang mencatatkan 2,9 tekel per laga.
Secara total tekel, ia menjadi full back dengan jumlah tekel tertinggi ketiga di Liga Inggris, hanya kalah dari duo Leeds yakni Tyrick Mitchell dan Stuart Dallas.
Meski demikian, pemain 23 tahun itu juga cukup aktif dalam membantu serangan. Whoscored mencatat ia menorehkan 1,2 umpan kunci per laga, tertinggi ketiga di skuat Brighton.
Tak hanya itu, Cucurella juga menjadi full back dengan penciptaan peluang tertinggi ketiga lewat open play di Liga Inggris. Ia hanya kalah dari duo full back ofensif milik Liverpool, Trent Alexander-Arnold dan Andrew Robertson.
Di sisi lain, meski lebih dikenal sebagai full back kiri, Cucurella sejatinya merupakan pemain yang cukup versatil dan bisa bermain di sejumlah posisi berbeda.
Pada paruh musim pertama bersama Brighton, ia lebih kerap dimainkan sebagai wing back kiri dalam pola 3-5-2. Meski demikian, ia beberapa kali menjadi full back ketika pelatih Graham Potter memainkan skema 4 bek.
Menjelang akhir musim ia beberapa kali dijadikan bek tengah paling kiri seiring kepergian Dan Burn ke Newcastle, cederanya Lewis Dunk, dan larangan bermain yang diterima Adam Webster.
Keahliannya bermain di sejumlah posisi berbeda, serta kemampuannya yang lengkap baik dalam bertahan dan menyerang, membuat ia diyakini akan berkembang makin jauh bersama Pep Guardiola.
Di sisi lain dengan usia yang baru 23 tahun, Marc Cucurella masih jauh dari puncak kematangan dan permainannya, dan bisa menjadi andalan jangka panjang bagi Manchester City.
Menarik ditunggu apakah Manchester City benar-benar berhasil mendatangkannya mengungguli peminat lain seperti Chelsea, dan apakah Marc Cucurella bisa berkembang lebih baik lagi di bawah asuhan Pep Guardiola.