Liverpool Paling Apes, Ini 3 Transfer Terburuk Klub Liga Inggris di Musim Dingin
INDOSPORT.COM – Berikut tiga transfer terburuk Liga Inggris sepanjang musim dingin, di mana Liverpool jadi tim paling apes usai rekrut pemain yang gagal bersinar.
Masa jeda bursa transfer dalam sepakbola, merupakan salah satu momen yang paling dinantikan serta sangat menarik untuk disimak buat para penggemar.
Pasalnya, sepanjang bursa transfer ini para klub berkesempatan memperbaiki komposisi skuat mereka dan berharap mampu meraih gelar juara di akhir musim.
Dengan menggunakan dua jeda transfer dalam satu musim, tak banyak klub yang sukses melakukan pembelian pemain pada paruh kedua.
Selain minimnya masa adaptasi, kebanyakan tim-tim hanya melakukan panic buying lantaran satu atau dua pemain inti mereka alami cedera dan harus segera dicarikan pengganti.
Meski begitu, kejelian manajemen dalam memilih pemain di bursa transfer dingin juga sempat bawa keberkahan buat tim bahkan langsung jadi pahlawan di klub barunya.
Seperti yang dilakukan Liverpool pada jendela transfer musim dingin bulan Januari 2018 lalu, dengan mendatangkan Virgil Van Dijk dari Southampton.
Walau harus membayar sebanyak 75 juta euro, namun pembelian tersebut terbilang sukses lantaran kedatangan pemain bertahan asal Belanda itu langsung membuat The Reds jadi tim yang kokoh dalam pertahanan.
Berbeda dengan Virgil Van Dijk, berikut INDOSPORT coba merangkum serta mengulas tiga transfer musim dingin terburuk yang pernah dilakukan klub Liga Inggris:
1. Kostas Mitroglou (Olympiacos ke Fulham, 2014)
Dengan statusnya sebagai pemain paling subur di Liga Yunani, Fulham tak ragu membayar 12 juta Euro kepada tim Olympiakos tersebut untuk mendapatkan jasa Kostas Mitroglou pada 2014 silam.
Tak tanggung-tanggung, nilai transfer yang dikeluarkan Fulham saat itu berhasil memecahkan rekor pembelian termahal klub asal London ini.
Dari data tersebut sangat terlihat jelas, betapa tingginya ekspektasi klub serta para fans akan kemampuan Kostas Mitroglou.
Namun sayang, pemain berusia 30 tahun itu hanya bisa tampil dalam 3 pertandingan dan tidak mampu mencetak gol sama sekali.
Padahal sang pemain diharapkan mampu bermain reguler dan mencetak banyak gol untuk membantu tim keluar dari zona degradasi.
Pada akhir musim, Fulham akhirnya harus rela turun kasta ke Championship setelah finish di peringkat ke-19.
Fernando Torres (Liverpool ke Chelsea, 2011)
Usai penampilan gemilangnya bersama Liverpool, nama Fernando Torres langsung menjadi target utama pemilik Chelsea, Roman Abramovich, yang sangat ingin memboyongnya ke Stamford Bridge.
Keinginan tersebut akhirnya terwujud pada Januari 2011, dimana sang taipan asal Rusia itu harus mengeluarkan dana sebesar 50 juta Euro untuk mendapatkan tanda tangan Fernando Torres.
Apes bagi Chelsea, meski sudah mengeluarkan banyak dana namun penampilan Fernando Torres terbilang biasa-biasa saja.
Selama empat musim di Stamford Bridge, mantan penggawa Atletico Madrid tersebut tidak mampu mengeluarkan penampilan terbaiknya seperti saat masih berseragam The Reds.
Total, El Nino hanya mampu menorehkan 20 gol dari 110 pertandingan di Premier League buat Chelsea. Sebuah statistik yang tidak terlalu oke buat pemain yang dibanderol 50 juta euro saat itu.
2. Andy Carroll (Newcastle ke Liverpool, 2011)
Kepergian Torres ke Chelsea diantisipasi Liverpool dengan mendatangkan Andy Carroll dari Newcastle United.
Andy Carroll dinilai menjadi striker masa depan Inggris yang tajam setelah keberhasilannya membawa Newcastle kembali ke Premier League di tahun 2010.
Liverpool mengeluarkan dana sebesar 35 juta Euro untuk mengontrak sang pemain yang saat itu masih berusia 21 tahun.
Kenyataannya, performa dari sang pemain asal Inggris ini tidak memuaskan fans maupun manajemen Liverpool.
Selama dua musim di Liverpool, Andy Carroll hanya mampu mencetak 6 gol dari 44 pertandingan di Premier League.
Namun berbeda dengan Fernando Torres, meski hanya bisa cetak 20 gol di Premier League buat Chelsea, namun pemain asal Spanyol tersebut mampu memberikan The Blues gelar FA Cup, Liga Champions serta Liga Europa.
Sementara Andy Carroll cuma mampu mempersembahkan trofi Football League Cup.