Kisah Pilu Man United di Balik Kesuksesan Mourinho Bawa AS Roma Juara UEFA Conference League
INDOSPORT.COM – Kesuksesan Jose Mourinho membawa AS Roma menjuarai UEFA Conference League ternyata menyisakan kisah tak menyenangkan bagi Manchester United.
AS Roma mencatat sejarah baru di sepak bola Eropa. Kamis (26/05/22), tim asal ibu kota Italia itu sukses menjadi tim pertama yang memenangi UEFA Conference League.
Laga final UECL sendiri digelar pada Kamis (26/05/22) pukul 02.00 WIB. Di partai puncak ini, Giallorossi bertemu dengan wakil Belanda, Feyenoord.
Kedua tim sama-sama mengawali perjalanan sejak fase grup, di mana AS Roma akhirnya memuncaki Grup C sedangkan Feyenoord finis teratas di Grup E.
Kemudian di fase gugur, Giallorossi menyingkirkan Vitesse, Bodo/Glimt, dan Leicester City. Di sisi lain, Feyenoord yang berjuluk De Stadionclub mendepak Partizan Belgrade, Slavia Praha, dan Marseille.
Tampil dengan kekuatan penuh termasuk Henrikh Mkhitaryan yang pulih dari cedera, AS Roma lebih banyak tertekan.
Namun, mereka justru berhasi mencuri gol di menit ke-32, ketika Nicolo Zaniolo menundukkan kiper Justin Bijlow lewat sontekan kaki kiri, menuntaskan umpan panjang Gianluca Mancini.
Feyenoord yang tertinggal meningkatkan serangan untuk membalas, namun hingga peluit panjang berbunyi, tak ada tambahah gol yang tercipta.
AS Roma menang tipis 1-0 atas Feyenoord, dan resmi tercatat dalam sejarah sebagai klub pertama yang memenangi UEFA Conference League.
Hasil ini pun menghadirkan sejarah bagi sejumlah pihak, salah satunya Jose Mourinho yang kini tercatat sebagai pelatih pertama yang memenangi Liga Champions, Liga Europa, dan Conference League.
1. Trio Eks Manchester United Jadi Kunci
Keberhasilan AS Roma ini tentu tak lepas dari tangan Jose Mourinho. Tak hanya menjadi pelatih pertama yang memenangi UCL, UEL, dan UECL, Mou juga mencatatkan rekor dengan selalu menang di final kompetisi Eropa besutan UEFA.
Jose Mourinho sendiri baru menjalani musim perdananya bersama AS Roma. Ia datang di awal musim ini, menggantikan kompatriotnya, Paulo Fonseca.
Sebelumnya, pria Portugal itu didepak dari Tottenham Hotspur pada April 2021, hanya beberapa hari sebelum memimpin Harry Kane dkk di final Piala Liga Inggris.
Memimpin AS Roma, Jose Mourinho pun bereuni dengan dua anak asuhnya di Manchester United yakni Henrikh Mkhitaryan dan Chris Smalling.
Hubungan buruk dengan pelatih berjuluk The Special One itu membuat Mkhitaryan dan Smalling diyakini takkan banyak berperan di skuat AS Roma musim ini.
Seperti diketahui, ketika masih membela Setan Merah di bawah asuhan Mourinho, kedua pemain tersebut memang kerap ditepikan dan diparkir di bangku cadangan.
Namun, situasinya berbeda di AS Roma. Baik Henrikh Mkhitaryan dan Chris Smalling sama-sama menjadi andalan Jose Mourinho.
Mkhitaryan menjadi pilihan utama di lini serang. Awalnya ia lebih kerap dipasang di sayap kiri, sebelum akhirnya digeser ke tengah seiring perubahan formasi Roma di tengah musim.
Pemain asal Armenia itu bahkan langsung dijadikan starter di final UEFA Conference League walaupun baru pulih dari cedera, meski sayangnya kemudian ditarik keluar di menit ke-19 karena cedera lagi. Mkhitaryan sendiri tercatat tampil 43 kali musim ini dengan sumbangan 5 gol dan 9 assist.
Sementara itu, Chris Smalling menjadi andalan utama di lini belakang dengan catatan 37 penampilan di semua kompetisi, dan mencetak 4 gol.
2. Mourinho, Mkhitaryan, dan Smalling Sudah Juara, MU Malah Belum
Di sisi lain, keberhasilan Jose Mourinho, Henrikh Mkhitaryan, dan Chris Smalling menjuarai UEFA Conference League menghadirkan cerita tak menyenangkan bagi Manchester United terkait ketiga nama itu.
Dari ketiganya, Mkhitaryan menjadi yang pertama pergi dari Old Trafford. Pemain Armenia itu dilepas ke Arsenal pada Januari 2018, dibarter dengan Alexis Sanchez.
Bersama Arsenal, ia hanya bertahan satu setengah musim. Pada September 2019, Henrikh Mkhitaryan dipinjamkan ke AS Roma hingga akhirnya dipermanenkan ada Agustus 2020.
Jose Mourinho kemudian menyusul meninggalkan Manchester United pada Desember 2018, atau nyaris setelah kepergian Mkhitaryan.
Sang pelatih didepak setelah Setan Merah menunjukkan kinerja buruk di paruh pertama musim 2018/2019 dengan hanya meraih 7 kemenangan dari 17 laga Liga Inggris, dan tertinggal 19 poin dari puncak klasemen.
Seperti diketahui, Mourinho kemudian melatih Tottenham Hotspur usai menganggur nyaris setahun, sebelum kembali dipecat dan kemudian dipinang oleh AS Roma.
Sementara itu dari ketiganya, Chris Smalling menjadi yang paling akhir meninggalkan MU, yakni pada Agustus 2019, setelah sepuluh musim berseragam Setan Merah. Smalling awalnya diboyong Roma sebagai pinjaman, sebelum dipermanenkan setahun kemudian.
Kini ketiganya pun bereuni di AS Roma dan di musim pertama mereka bertiga bekerja sama di Roma, ketiganya berhasil menghadirkan gelar juara UEFA Conference League.
Sementara itu, nasib pilu justru harus diterima Manchester United. Pasalnya, mereka justru harus mengalami puasa gelar dan tak pernah memenangi trofi apa pun sejak ketiga sosok tersebut pergi.
Trofi terakhir Manchester United sendiri adalah Liga Europa pada musim 2016/2017, di mana ketika itu mereka masih dilatih Jose Mourinho dan diperkuat Chris Smalling.