Roberto Martinez: Biang Kerok Kegagalan Generasi Emas Belgia Mengukir Sejarah
INDOSPORT.COM – Kekalahan dari Prancis di semifinal UEFA Nations League membuat generasi emas Belgia harus kembali puasa gelar. Jika menyebut siapa biang keroknya, maka Roberto Martinez lah orangnya.
Generasi emas Belgia kembali harus menahan hasrat mengukir sejarah dengan meraih gelar setelah takluk di tangan Prancis 2-3 di semifinal UEFA Nations League 2020/21.
Dalam laga yang berlangsung di Allianz Arena itu, Belgia takluk lewat gol telat Prancis yang dicetak Theo Hernandez di menit ke-90.
Sejatinya Belgia mampu unggul 2-0 terlebih dahulu di babak pertama lewat gol Yannick Carrasco di menit ke-37 dan Romelu Lukaku di menit ke-40.
Namun, Prancis dengan perkasa mampu membalikkan keadaann atas Belgia dengan mencetak 3 gol di babak kedua lewat Karim Benzema, Kylian Mbappe, dan Theo Hernandez.
Kekalahan dari Prancis ini kian menambah panjang daftar hitam perjalanan generasi emas Belgia hingga menjadi negara terbaik dalam rangking FIFA.
Sebagai negara terbaik di mata FIFA dengan generasi emasnya, setidaknya Belgia diyakini bisa meraih satu gelar internasional kendati itu hanya UEFA Nations League.
Namun apa daya, Belgia kembali harus menahan hasrat mendulang prestasi di pentas dunia. Tentu ada pengganjal yang membuat deretan bintang di generasi emas De Rode Duivels yang sarat prestasi malah melempem di pentas internasional.
Seperti yang diduga, pengganjal Belgia tersebut tak lain dan tak bukan adalah sang pelatih asal Spanyol, Roberto Martinez.
1. Sialnya Generasi Emas Belgia Dilatih Roberto Martinez
Entah apa yang ada di benak KBVB (Federasi Sepak Bola Belgia) saat menunjuk Roberto Martinez sebagai pelatih tim nasional mereka yang dihuni generasi emas pada 2016 lalu.
Secara nama, Roberto Martinez bukanlah pelatih dengan CV mentereng bila dibandingkan pelatih tim nasional negara-negara Eropa lainnya.
Sebagai catatan, sebelum ditunjuk sebagai pelatih Belgia, pelatih yang kini berusia 48 tahun ini tak punya prestasi menukangi tim bertabur bintang.
Tak percaya? Sejak terjun ke dunia kepelatihan, Martinez hanya menukang tim-tim semenjana seperti Swansea City, Wigan Athletic, dan Everton.
Parahnya lagi, Martinez tak punya persentase kemenangan apik saat melatih tim-tim tersebut. Di Swansea, persentase kemenangannya hanya 50,4 persen dari 125 laga.
Lalu di Wigan Athletic, persentase kemenangan Martinez lebih parah yakni hanya 29,1 persen dari 175 laga yang dijalani. Hasil melatih The Latics pun tergolong positif dan negatif.
Positifnya, Martinez berhasil membawa Wigan Athletic menjadi kampiun Piala FA 2012/13 mengalahkan Manchester City. Namun hasil positif ini dibarengi terdegradasinya The Latics dari Premier League.
Berlanjut ke Everton, Martinez hanya memiliki presentase kemenangan sebesar 42,7 persen dari 143 laga. Kendati mampu membawa The Toffees finis urutan kelima Premier League2013/14, tetap saja torehannya di musim selanjutnya terbilang buruk.
Bahkan karena pencapaian buruknya di musim 2014/15 dan musim 2015/16, Everton memecatnya dari kursi kepelatihan.
Lalu, apa yang membuat KBVB berani menunjuknya sebagai pelatih generasi emas Belgia? Apalagi dalam 5 tahun masa kepelatihan Martinez, tak ada satu pun gelar mampir ke generasi emas De Rode Duivels.
Padahal generasi emas Belgia merupakan pemain berlabel bintang di setiap posisinya. Ada Romelu Lukaku yang andal dalam mencetak gol, ada Eden Hazard dan Kevin De Bruyne yang andal dalam menciptakan peluang, dan ada Thibaut Courtois yang merupakan tembok kokoh di muka gawang.
Dengan pelatih mumpuni dan berpengalaman, generasi emas Belgia saat ini bisa saja mendominasi dunia baik itu di Piala Dunia 2018 dan Euro 2020 lalu, ataupun di Piala Dunia 2022 mendatang.
Sayangnya, KBVB belum berani mengambil keputusan untuk melengserkan Roberto Martinez akibat kegagalan-kegagalannya jelang Piala Dunia 2022 nanti.
Bukan tidak mungkin, jika Martinez masih di kursi kepelatihan, generasi emas Belgia takkan mendapat gelar apapun mengingat Piala Dunia 2022 akan menjadi kesempatan terakhir bagi beberapa pemain emas yang saat ini telah menginjak usia 30 tahun.