Bung Towel: Jangan Ribut Anti Naturalisasi Kalau Kompetisi Masih Asal Jalan
INDOSPORT.COM - Komentator sepak bola kenamaan, Tommy Welly alias Bung Towel, keberatan dengan wacana anti naturalisasi yang dilontarkan PSSI.
Beberapa waktu lalu, ramai pembahasan soal Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, yang sepertinya enggan melakukan proses naturalisasi terhadap sejumlah pesepak bola.
Konon, menurut Indra Sjafri, FIFA tidak menyarankan untuk naturalisasi pemain, namun lebih merekomendasikan untuk melakukan pembinaan sepak bola sendiri.
"(Soal) naturalisasi, FIFA ndak membolehkan pindah kewarganegaraan untuk kepentingan sepak bola. FIFA itu memerintahkan semua federasi, aktifkan pembinaan," ucap Indra Sjafri seperti dinukil dari Youtube CakNun.com.
Mendengar pernyataan Indra Sjafri, Bung Towel dengan tegas membantah. Menurut sang komentator, FIFA tak pernah melarang naturalisasi, bahkan memiliki aturan khusus agar naturalisasi bisa berjalan tertib.
Masih menurut Bung Towel, naturalisasi adalah proyek yang mestinya dikeluarkan oleh pelatih timnas guna memenuhi kebutuhan dan tidak sepenuhnya berada di tangan Direktur Teknik PSSI, yaitu Indra Sjafri.
Pada edisi sebelumnya, Tommy Welly juga memaparkan di Youtube Gocek Bung Towel bahwa tugas Direktur Teknik semestinya meliputi kompetisi dan pembinaan pemain usia muda.
"Jangan gembar-gembor ribut seolah-olah anti naturalisasi, ribut alergi naturalisasi, tapi kita lupa mengerjakan PR kompetisinya," ujar Bung Towel melalui kanal Youtube miliknya.
"Kalau kompetisinya masih asal jalan, yang penting kick-off dulu. Kalau masih sebatas itu, kompetisi belum dinaikkan bobotnya, jangan teriak-teriak anti naturalisasi," cetusnya.
1. Pekerjaan Rumah
Kick-off Liga 1 2021-2022 memang akan digelar pada Jumat (27/8/21) dan Liga 2 menyusul kemudian. Namun, Bung Towel berharap kompetisi ini bisa berbobot untuk kualitas timnas Indonesia nantinya.
"Selama belum dikerjakan PR kompetisinya, meningkatkan kualitas kompetisi, atau belum mengerjakan PR pembinaan usia muda, jangan ngomong stop naturalisasi," kata Tommy Welly.
"Kalau bobot kompetisinya masih kurang, pembinaan usia mudanya masih belum terstruktur dengan baik secara nasional, menurut saya ambigu," pungkasnya.