Saatnya Pembuktian Diri Jordan Pickford Bukan Kiper Payah Everton
INDOSPORT.COM - Ikut membantu Timnas Inggris ke final Euro 2020, apakah Jordan Pickford masih bisa disebut sebagai kiper payah Everton?
Seperti diketahui, skuat The Three Lions asuhan Gareth Southgate berhasil melumpuhkan perlawanan Denmark di fase semifinal Piala Eropa tahun ini dengan skor tipis 2-1.
Menghadapi Denmark yang berstatus sebagai kuda hitam di Wembley, pendukung Inggris sempat terduduk lemas saat Mikkel Damsgaard menjebol gawang Jordan Pickford via sepakan bebas terukurnya pada menit ke-30.
Beruntung nasib masih sudi berpihak pada skuat The Three Lions. Hanya sembilan menit setelah unggul, The Dynamite justru melalui Simon Kjaer harus kemasukan gol bunuh diri.
Kelalaian sang kapten akhirnya berujung dengan laga berlanjut hingga babak perpanjangan waktu. Memasuki menit ke-105, wasit menunjuk titik putih usai Joakim Maehle dituding melanggar Raheem Sterling di area terlarang.
Eksekusi penalti Harry Kane kemudian ditepis Kasper Schmeichel namun bola rebound masih bisa dicocor sang striker menjadi gol. Inggris pun menang 2-1.
Selain Gareth Southgate, Jordan Pickford jadi nama lain yang kerap disebut setelah laga semifinal Euro 2020 Inggris vs Denmark berakhir. Apalagi kalau bukan capain hebatnya selama tampil di turnamen ini.
Dari tujuh pertandingan yang telah dilalui, gawang Pickford baru sekali kemasukan yakni saat melawan Denmark. Kini, ia pun tercatat sebagai kiper Inggris dengan menit terbanyak tanpa kebobolan.
Ia mengantongi 750 menit tanpa kebobolan, mengalahkan 720 menit milik Gordon Banks, kiper Inggris pada 1966 silam. Selain itu, Pickford juga mengukir 10 kali saves dari total 11 tembakan dan tingkat penyelamatannya menyentuh angka 90 persen.
Dari catatan-catatan apik tersebut, tentu tidak mengherankan apabila Pickford jadi idola publik dan penggemar Timnas Inggris. Padahal, jika berbicara soal imejnya di Everton, sepertinya tidak demikian.
Jika ditarik ke belakang, Pickford nampaknya sudah kenyang dengan komentar miring dan kritik pedas publik ketika ia bermain di level klub bersama Everton - atmosfer yang jauh berbeda ketika ia dielu-elukan bersama Timnas Inggris.
1. PR Jordan Pickford di Everton
Meski bermain luar biasa bersama skuat The Three Lions, Jordan Pickford nampaknya masih punya PR besar untuk memuaskan hati para penggemar The Toffees, yang bisa dibilang, telanjur punya opini miring tentangnya.
Padahal, jika dipikir-pikir, penampilan Pickford untuk Everton musim lalu tidak buruk-buruk amat. Hanya saja, segelintir opini terkadang bisa membuat suatu perkara menjadi besar.
Salah satunya, sejumlah anggapan bahwa Pickford hanya bermain setengah hati di klub, tidak seperti saat ia membela negaranya. Topik inilah yang pada akhirnya membuat sebagian fans merasa sang kiper benar-benar payah di Everton.
Bahkan, eks Liverpool, Jamie Carragher, juga pernah melempar pendapat senada soal Pickford dan Everton. Ia bahkan menyebut sang kiper punya kloningan yang tersebar di dua tempat.
“Ada dua Pickford, yang satu inkonsisten di Everton, yang sudah mendengar nasihat para pelatih di Goodison untuk memperbaiki konsentrasi dan kesalahan-kesalahan konyolnya,” ujar Carragher, seperti pernah diwartakan Liverpool Echo.
“Lalu ada sosok pahlawan Inggris yang telah menguasai cara tampil lumayan untuk negaranya,” tambah pria yang akrab disapa Carra itu lagi.
Pickford sendiri sejatinya tampil lumayan sepanjang tahun 2021 ini, termasuk saat ia kembali dari cedera. Hanya saja, ia mungkin jadi sosok yang paling mudah disalahkan atas buruknya pencapaian Everton musim lalu.
The Toffees finis di peringkat kesepuluh klasemen akhir Liga Inggris 2020-2021 dengan 59 poin. Payahnya lagi, tim mereka agak tumpul lantaran hanya mencatatkan 47 gol dari total 38 pertandingan.
Lalu, yang makin bikin parah adalah jumlah kebobolan mereka yang ternyata lebih banyak, meski hanya menunjukkan angka -1. Namun sepertinya hal ini sudah cukup membuat publik menunjuk jari telunjuk ke arah Jordan Pickford.
Apa pun itu, Pickford adalah kiper yang bisa melakukan penyelamatan hebat, begitu pula blunder - yang mana wajar bagi seluruh penjaga gawang di muka bumi ini. Kini saatnya ia membuktikan diri lewat ajang Euro 2020.
Bermodalkan hasil apiknya di turnamen ini, ia masih punya waktu untuk memperbaiki reputasinya yang sedikit hancur di Everton.