x

Belajarlah dari Dimitar Berbatov, Harry Kane!

Selasa, 18 Mei 2021 10:10 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Harry Kane (Tottenham Hotspur) merayakan gol kedua Tottenham Hotspur saat melawan Dinamo Zagreb.

INDOSPORT.COM – Harry Kane harusnya belajar dari Dimitar Berbatov yang rela meninggalkan Tottenham Hotspur demi memenuhi ambisinya meraih gelar.

Menjelang dibukanya bursa transfer musim panas, rumor mengenai bakal hengkangnya Kane dari Tottenham berhembus kencang.

Dilaporkan oleh ESPN, Kane menyatakan keinginannya untuk pergi saat dirinya melakukan tatap muka dengan CEO Tottenham, Daniel Levy.

Baca Juga
Baca Juga

Kane juga mengaku ingin tetap bermain di Liga Inggris. Artinya, Kane membuka peluang pindah ke klub rival Tottenham yang tergabung dalam The Big Six.

Daniel Levy pusing dibuatnya. Pasalnya, Tottenham Hotspur masih berat hati melepas Harry Kane ke klub sesama Inggris, terlebih rival-rivalnya.

Daniel Levy sendiri sejatinya sudah meminta Kane untuk tinggal setahun lagi di London Utara. Sang pemain saat ini masih memiliki tiga tahun tersisa pada kontraknya dengan gaji 200 ribu poundsterling  per pekannya.

Namun, Kane berharap masa depannya bisa diputuskan sebelum dirinya membela Timnas Inggris untuk Euro 2020 pada 11 Juni mendatang.

Keinginan Kane hengkang tak lepas dari ambisinya meraih titel. Kesempatan itu sebenarnya terbuka saat Tottenham lolos ke final Piala Liga Inggris atau Carabao Cup musim ini.

Baca Juga
Baca Juga

Sayang, di partai puncak Tottenham dan Kane harus menerima kenyataan tumbang dengan skor tipis 0-1 dari Manchester City.

Kegagalan meraih titel bersama Tottenham membuat hasrat Kane menggebu-gebu. Namun, ia dihadapkan pada problema bahwa dirinya harus menghargai Spurs yang telah memberinya kesempatan di kancah profesional.

Untuk menghadapi problema tersebut, ada baiknya Harry Kane belajar dari Dimitar Berbatov yang mengesampingkan urusan sentimen demi memenuhi ambisinya.


1. Ikutilah Jejak Berbatov

Dimitar Berbatov.

Berbeda dengan Harry Kane, Dimitar Berbatov pernah membawa Tottenham Hotspur meraih gelar yakni Piala Liga Inggris (saat itu bernama Carling Cup) pada 2008.

Berbatov menjadi pahlawan kemenangan saat itu dengan golnya yang membawa Tottenham mengalahkan Chelsea dengan skor 2-1 dan mengakhiri puasa gelar sejak 1999.

Jika mengikuti logika, seharusnya Berbatov bertahan di Tottenham kala itu pasca meraih gelar. Namun, raihan Piala Liga Inggris tersebut justru membuat penyerang asal Bulgaria ini kian bernafsu meraih gelar-gelar lainnya.

“Saya berpikir tentang kesuksesan pribadiku, jalanku di sepak bola karena saya berasal dari negara kecil. Saya selalu ingin karier di sepak bola seperti Paolo Maldini, seperti Ryan Giggs (pemain yang loyal terhadap satu klub).

“Tapi itu tak pernah terjadi karena saya berasal dari Bulgaria. Jadi berkarier di Inggris saja telah menjadi mimpi yang terwujud bagiku,” tutur Berbatov.

Memiliki mimpi untuk loyal terhadap satu klub pun pudar setelah Berbatov merasakan kesuksesan meraih gelar. Hal itu membawanya kepada ambisi untuk meraih gelar lainnya.

“ Ketika Anda mendengar salah satu klub besar menginginkanmu setelah Anda merasakan kesuksesan, semua berubah secara drastis.

“Karena Anda berpikir ‘ini kesempatan sekali seumur hidup, jadi saya takkan melewatkannya’. Saya tahu saya akan mengecewakan orang lain tapi pada akhirnya ini jalanku, jalan kesuksesanku. Jadi saya harus menulis kisah itu,” lanjut Berbatov.

Berbatov pun hengkang ke Manchester United pada usia 27 tahun, atau di usia yang sama dengan Harry Kane saat ini.

Usai hengkang ke Man United, Berbatov menikmati setiap kesuksesan yang ia idam-idamkan. Empat gelar ia menangkan yakni dua gelar Liga Inggris, satu gelar Piala Dunia Antarklub, dan satu Piala Liga Inggris.

Empat gelar Berbatov berbanding jauh dengan Tottenham yang tak dapat satu pun gelar sejak kepergiannya pada 2008 hingga saat ini.

Berdasarkan pengalamannya, Berbatov pun mengatakan bahwa memenangi satu gelar bersama Tottenham takkan serta merta membuat Harry Kane bertahan

“Dalam kasus Harry Kane, jika Spurs memenangi Carabao Cup, mereka akan menghadapi problem besar (perginya Harry Kane nantinya),” ucap Berbatov.

Berbatov pun menyadari pencapaian dan torehan gol Kane bersama Spurs takkan berarti apa-apa jika tak dibarengi gelar bergengsi di akhir musim.

“Bagiku, secara personal, saya pikir Harry Kane adalah striker terbaik dunia. Tapi, apa yang ia menangkan dalam kariernya? Nol. Itu memaluka jika tak ada perubahan,” lanjutnya.

Pada akhirnya, semua orang akan mengingat gelar yang diraih setiap pemain. Kini giliran Harry Kane untuk memilih. Bertahan di Tottenham Hotspur dan dicap legenda atau hengkang dan menuliskan kisah suksesnya seperti Dimitar Berbatov?

Manchester UnitedTottenham HotspurHarry KaneDimitar BerbatovIn Depth SportsLiga InggrisSepak Bola

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom